Bugh.....bugh...bugh....
Dinding Rumah sakit yang berwarna putih kini memiliki Noda berwarna kemerahan. Meskipun dipukul berkali kali Dinding itu tetap kokoh tanpa ada retak sedikit pun. tangan yang memukuli Dinding itulah yang mulai Remuk dan lecet, sang pemilik tangan seolah mati rasa, dia terus memukuli Dinding rumah sakit tanpa memperdulikan tangan mungilnya yang mulai lecet dan mengeluarkan Darah.
Arghhh....
Nafas orang itu memburu, cairan bening menumpuk dikelopak matanya, entah apa yang membuat ia marah sehingga melakukan hal bodoh tersebut.
Grep....
Sepasang tangan kurus dan pucat melingkar dipinggang orang tersebut, dan orang itu pun berhenti memukuli Dinding dengan nafas yang memburu"Stop Jennie-ya, kau kenapa Eoh? Berhentilah menyakiti dirimu"Yeah, orang yang memukul Dinding yang sangat keras itu adalah Jennie.
"Lepas!!"teriakan Jennie menggema dilorong rumah sakit yang sepi.
"Tidak, Eonnie tidak akan melepaskanmu"orang yang memeluk Jennie dari arah belakang semakin mengeratkan pelukannya.
"Lepaskan aku!! Dan pergi dari sini!! Biarkan aku sendiri!!"bentak Jennie.
"Eonnie mohon, biarkan Eonnie memeluk mu,Sudah lama Eonnie tidak memelukmu"Jennie akhirnya diam setelah mendengar Lirihan orang tersebut. Jennie membiarkan orang yang sangat ia benci, memeluk dirinya.
Setelah beberapa saat, hanya terdengar suara tangisan dari kedua saudari itu, Jennie tidak bisa lagi membendung tangisannya, entah kenapa Jennie mendadak ingin menangis sekencang kencangnya didalam pelukan saudarinya yang selama ini sangat ia benci.
"Kau membuat air mataku yang berharga menjadi terbuang sia sia Cacat!! Aku tidak sudi menangisi dirimu Lee Jisoo!!"tangisan Jennie semakin kencang.
Jisoo yang tadinya memeluk jennie, langsung melepaskan pelukannya, ia memegang bahu Jennie dan memutar tubuh adiknya itu supaya menghadap kearah Jennie.
"Tidak mungkin"gumam Jennie tak percaya, mata Kucing Jennie memandangi tubuh Jisoo dari kaki sampai atas kepala, Jennie mendadak berhenti menangis, dia benar benar tak percaya dengan apa yang ia lihat."kau membohongi kami?"tanya Jennie lirih.
Jisoo menggelengkan kepalanya, dia meletakan jari telenjuknya dibibir Jennie dan ia juga menyatukan keningnya dengan kening Jennie"Eonnie benar benar merindukan Nini kecil yang manja"Jennie terdiam,tatapannya terpaku pada tatapan Teduh milik Jisoo.
Ssshh...
Jennie meringis saat Jisoo menyentuh tangannya nya yang terluka."Eonnie akan mengobatimu"Jennie tidak memberontak saat Jisoo menarik tangannya untuk pergi entah kemana, yang pasti Jennie tidak mengetahuinya.
Sepanjang perjalanan, Jennie terus melihat kearah langkah kaki Jisoo dengan mata yang berkaca kaca. Melihat Jisoo bisa berjalan seperti manusia pada umumnya adalah keinginan Jennie kecil. Jennie kecil sangat ingin digendong oleh Jisoo kecil seperti temannya yang digendong oleh Eonnie teman nya.
■■■■■
Jisoo membawa Jennie keRooftof rumah sakit untuk mengobati tangan Jennie yang terluka"sepertinya Nini tidak akan bisa makan dengan tangan Nini"Jisoo terkekeh pelan"Eonnie akan dengan senang hati menyuapi Nini seperti dulu"
"Aku bukan anak kecil"ucap Jennie.
"Nini masih kecil"Jisoo mengacak pelan Rambut hitam Jennie.
"Adikku bisa menyuapiku, aku tidak memerlukan bantuan dirimu. Lebih tepatnya aku tidak sudi disentuh oleh dirimu"
Bukannya marah Jisoo malah tertawa pelan"Tapi dari tadi Eonnie menyentuh Nini, kenapa Nini tidak marah?"
"Itu karena kau yang memaksa!!"
Jisoo menggelengkan kepalanya, padahal dirinya sama sekali tidak memaksa Jennie saat ia mengajak Jennie ketempat ini. Tapi biarkan saja lah, nanti kocheng oren itu mengamuk lagi"iya iya, Eonnie yang memaksa Nini"Jennie tersenyum penuh kemenangan"maafin Eonnie yah kalau Eonnie ada salah"senyum Jennie mendadak luntur.
"Kau bicara apa?"Jisoo kembali tersenyum, yang tadinya Jisoo duduk dikursi, kini Jisoo berdiri dan Jennie pun ikut berdiri saat Jisoo berdiri.
"Eonnie mohon tolong jangan benci Eonnie lagi, bisakah kalian menyayangi Eonnie?"tanpa sadar Jennie menganggukan kepalanya, dia seperti terhipnotis saat melihat tatapan teduh Jisoo.
Jisoo mengecup kening Jennie"terima kasih Nini, sudah saat nya Eonnie pergi supaya kalian disayang oleh Eomma dan Appa"
"Mau kemana?"ketakutan mulai menguasai diri Jennie saat Jisoo berkata seperti itu.
"Eonnie sadar, selama ini Eonnie lah penyebab Eomma dan Appa tidak menyayangi kalian. Kalau Eonnie pergi, mungkin Eomma dan Appa bisa menerima dan merawat kalian"Jennie menggelengkan kepalanya, matany berkaca kaca.
"Kau tidak boleh pergi, aku sudah memaafkan mu, aku mohon jangan pergi. Aku akan membuat Lisa ikut menyayangi mu seperti Rosie menyayangimu"
"Keinginan Eonnie sudah terpenuhi, untuk apa lagi Eonnie hidup? Sudah saat nya Eonnie memenuhi keinginan kalian selama ini yang ingin mendapatkan kasih sayang Eomma dan Appa"Jisoo berjalan menjauhi Jennie dan berjalan mendekati pagar pembatas.
"Jangan lakukan hal bodoh"kata Jennie dengan air mata yang sudah mengalir deras dipipinya.
"Terima kasih karena mau memaafkan Eonnie"belum sempat Jennie melangkahkan kakinya untuk menyelamatkan Jisoo, wanita yang memiliki bibir hati itu malah menaiki pagar pembatas dan melompat dari atas Rooftof.
"Andwae!!! Eonnie!!"teriak Jennie saat melihat tubuh Eonnie yang sudah mendarat dilantai atas dengan darah yang mulai membasahi permukaan tanah."aku membencimu!! Aku tidak jadi memaafkanmu dan aku tidak mau menyayangimu!! Ayo kembali Eonnie!! Eonnie!!"
Tubuh Jennie mendadak lemas, tenaganya langsung habis, dia tidak sanggup lagi untuk berdiri"aku membencimu, aku tidak mau menyayangimu, aku tarik ucapanku yang sebelumnya, kau harus kembali, aku tidak membutuhkan kasih sayang Eomma dan Appa, Ambil saja orang tuamu itu, aku punya Grandpa"racau Jennie sembari menangis tersedu sedu.
Jennie kasar mengusap air matanya yang tidak mau berhenti mengalir, Jennie sadar, Eonnie nya membutuhkan bantuannya dibawah sana. Jennie segera berlari untuk menghampiri tubuh Kaku Jisoo dibawah sana.
"Sial!! Kau harus selamat!!"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister
General FictionAku benci menjadi saudarimu~J Aku benci kau diam saja~R Aku tidak mau jadi saudari orang cacat sepertimu!!!~L