Gayatri duduk dengan punggung sekaku papan di ruang tunggu rumah sakit. Iwas menelepon dan mengatakan bahwa posisinya sudah dekat. Iwas juga memintanya menunggu di depan. Ia tidak mau menghabiskan waktu mencari-carinya di seluruh penjuru rumah sakit katanya. Ponsel Gayatri kembali berbunyi. Refleks, Gayatri berdiri. Pasti Iwas yang meneleponnya.
Tatkala memindai ponsel dan nama ayahnya yang muncul, Gayatri mengerutkan kening. Tumben ayahnya menelepon. Karena biasanya ayahnya lebih suka meminjam lidah ibunya jikalau ingin berbicara dengannya. Semenjak ayahnya gemar bermain saham sekitar tiga tahun lalu, mereka memang kerap berselisih paham. Ayahnya acapkali kehilangan uang dalam jumlah besar saat bermain saham, dan memintanya menjual asset untuk menutupi hutang.
"Hallo, Yah."
"Jual Hotel Grand Mediterania kita yang ada di Ubud pada Pak Bakri."
"Hah, menjual hotel lagi? Untuk apa, Yah? Ingat, kita sudah menjual dua hotel dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini karena pandemi dan hobby Ayah bermain saham. Kalau Ayah menjual Hotel Grand Mediterania, berarti kita hanya punya Emerald Green Hotel dan Sumatera Persada Hotel di Medan ini. Hitung-hitungan Ratri, income dari dua hotel ini, tidak akan cukup untuk menutup hutang bank dan biaya operasional hotel. Belum lagi biaya hidup kita. Ratri tidak mau menjualnya!"
"Jadi kamu mau Ayah masuk penjara, hah? Ayah berhutang lima puluh milyar pada Pak Bakri."
"Hah, lima--lima puluh milyar? Untuk apa Ayah berhutang sebanyak itu?"
Gayatri berkeringat dingin saat mendengar hutang sang ayah. Satu pemikiran tiba-tiba masuk dalam benak Gayatri.
"Jangan bilang kalau Ayah meminjam uang Pak Bakri untuk bermain saham?"
"Dugaanmu benar. Saham yang Ayah beli anjlok dan beberapa ada yang tutup. Ayah bangkrut, Tri."
"Inilah yang Ratri takutkan, Yah! Ayah kembali bermain saham dan lagi-lagi bangkrut. Ayah tidak berpikir bagaimana kalau kita kehilangan semuanya? Kita bisa tidur di kolong jembatan, Yah!" Suara Gayatri bergetar karena panik. Mereka benar-benar bisa tidur di kolong jembatan karena ulah ayahnya.
"Ayah melakukan ini karena Ayah ingin kembali mengambil uang-uang Ayah terdahulu. Koh Asiong saja bisa kaya karena bermain saham, masa Ayah tidak?"
"Beda kasusnya, Yah. Koh Asiong itu mumpuni dalam masalah pasar saham karena ia sudah puluhan tahun bergulat di bidang itu. Koh Asiong juga rajin melakukan diversifikasi portofolio dan jeli dalam menganalisa pasar. Koh Asiong tidak sembarangan berinvestasi. Koh Asiong tidak seperti Ayah yang suka membeli saham gorengan karena klaim sepihak mampu meraih keuntungan lebih cepat. Ayah tidak melihat apakah perusahaan saham itu dikelola oleh manajemen yang profesional atau tidak? Apakah perusahaan masih akan tetap ada dalam lima atau sepuluh tahun ke depan? Ayah hanya--"
"Sudah! Jangan menggurui Ayah. Ayah sedang pusing. Kalau Ayah bilang jual, ya jual. Lagi pula hotel itu toh milik Ayah. Ayah sudah mengumpulkan pundi-pundi uang saat masih menjadi mentri dulu. Jadi kamu tidak berhak melarang Ayah menjual aset-aset Ayah sendiri. Pokoknya setelah urusanmu selesai di Medan sana, segera urus jual beli hotel itu."
Tangan Gayatri yang sedang memegang ponsel bergetar. Hati kecilnya mengatakan bahwa mereka akan benar-benar bangkrut sekarang. Pak Bakri itu licik. Gayatri tahu pak Bakri itu sudah lama mengincar hotel Grand Mediterania di Ubud.
"Yah, jawab Ratri dengan jujur. Apa benar Ayah hanya berhutang sebesar lima puluh milyar pada Pak Bakri?" Gayatri menanyakan pertanyaan yang sebenarnya ia tahu, bahwa ia akan sakit hati sendiri saat mendengar jawabannya. Ia pernah mendengar selentingan bahwa ayahnya dan Pak Bakri akhir-akhir ini gemar bermain judi di luar negeri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tunggu Aku Sampai Badai Usai (Sudah Terbit Ebook)
RomanceGayatri Harimurti sama sekali tidak menduga, kalau anak yang ia lahirkan sepuluh tahun lalu ternyata masih hidup. Kedua orang tuanya membohonginya dan memberikan bayinya pada salah seorang kerabat jauh untuk diadopsi. Gayatri baru diberitahu periha...