1. Misi : Mencari Sang Pengirim Surat

7 2 15
                                    

Di SMA Angkasa, sedang heboh mengenai pengirim surat misterius yang sudah menggegerkan satu sekolah sejak setahun terakhir.

Pasalnya, selain peringatan dalam surat itu tepat, sebagian murid menduga sang pengirim surat melakukannya untuk mengancam dan mencoba melukai si penerima surat.

Lantaran akhir-akhir ini, beberapa penerima surat hampir terlibat kecelakaan di jalan raya dekat sekolah.

Sebagian lain berpendapat kalau si pengirim surat itu bermaksud baik, seorang peramal yang ingin menolong para penerima surat.

Awalnya Kadru tidak begitu peduli dengan si pengirim surat. Dia menyelidiki sendiri pengirim surat berinisial 'C. M' itu hanya untuk menghilangkan kejenuhan nya.

Baru saja keluar dari kelas nya, lelaki belasteran Amerika-Indo itu mendadak mendapat pesan WhatsApp dari seseorang.

Adit '15 :
| besok kumpul di tempat biasa
| jam 9, kasih tau yg lain

Tumben, kakak kelasnya itu menyuruh untuk kumpul pagi. Padahal biasanya sore atau malam.

Kak Adit adalah ketua geng 'Esperian', sebuah geng berisi para remaja dari berbagai sekolah dari tingkat SMP sampai SMA yang memiliki kemampuan tidak biasa. Kadru salah satu anggota nya.

Dia memiliki kemampuan psikometri atau retrokognisi, yaitu kemampuan menerawang masa lalu dari sebuah benda melalui sentuhan tangannya.

-

Besok pagi nya Kadru datang lebih awal di sebuah kafe yang hampir berada dipinggir kota.

Jika kafe lainnya ramai saat akhir pekan apalagi menjelang malam, berbeda dengan kafe yang bernama 'Paranormal Cafe' ini. Terletak di gang kecil, kafe ini sengaja tersembunyi dan jarang ada orang yang tahu.

Kafe ini juga sering menjadi tempat berkumpul nya para anggota geng Esperian. Karena pemilik kafe nya pun dulunya mantan anggota Esperian juga.

Kebetulan Kak Adit sudah datang, langsung menghampiri tempat Kadru duduk, “Eh, Kad! Udah dari tadi disini?” Kemudian kak Adit menarik kursi dan duduk di depan nya.

Kadru yang kaget melihat kedatangan kak Adit, seketika  berhenti memainkan ponsel pintar nya. “Oh, kak Adit! Enggak juga sih, kak.”
“Mana yang lain?” tanya kak Adit sambil melihat menu yang ada di meja.

“Biasa kak, Jun tukang ngaret. Yang satunya lagi Sas, masih ada eskul di sekolah.” Kebetulan Kadru menjawab setelah berhasil membuka tutup botol air mineral. 

“Sastra beresnya kapan?” Kak Adit menatap nya sekilas, masih sibuk memilih menu.

“Paling cepet sejam lagi kayaknya.” balas Kadru, lalu meneguk air mineral nya yang sempat tertunda.

“Wih, udah ada menu baru lagi, pesen ah!” seru kak Adit.

Unik nya, Paranormal Cafe selalu mengeluarkan menu baru yang berbeda setiap bulannya.

“Kad, mau pesen apa? Biar sekalian.” tawar kak Adit.
“Nitip choco milkshake sama roti bakar, kak.”
“Oke!” Sesudah itu, kak Adit menuju ke meja responis untuk memesan.

~

Sudah sejam mereka menunggu, belum ada tanda-tanda kedua teman Kadru datang. Padahal dia sudah memberi tahu Juni dan Sastra.

Kak Adit masih berkutat dengan leptop nya dari tadi. Begitu juga Kadru yang hanya menghabiskan roti bakar nya dan dia lanjut menulis jurnal.

“Mmm ... Kad, ada yang ingin aku omongin.” kata kak Adit memulai pembicaraan.

Kadru menghentikan kegiatan menulis jurnal nya. “Soal apa, kak?” Dia menebak ini pasti ada kaitannya dengan 'C. M', si pengirim surat.

“Kalau tidak salah, di sekolah kalian, SMA Angkasa lagi viral soal pengirim surat misterius, ya?” tanya kak Adit penasaran.

“Iya, kak. Sebenarnya udah dari lama, cuma sekarang baru rame lagi soal itu.” Sehabis itu, Kadru menyeruput choco milkshake nya yang masih tersisa.

“Menurut kamu gimana, Kad?”

Kadru berfikir sejenak. Dari pengamatan yang dilakukan nya selama ini, dia menyimpulkan bahwa pengirim surat itu seorang penerawang masa depan.

“Kayaknya si pengirim surat itu bisa melihat masa depan, kak.”
“Iya kan? Menurut ku juga begitu. Makanya kali ini aku ingin memberi kalian sebuah misi.”
“Terus, apa misi nya?”
“Misi nya adalah kalian harus mengungkapkan identitas si pengirim surat, lalu kalian coba ajak bergabung dengan kita, gimana? Aku yakin kalian bisa, aku percaya kan misi ini pada kalian, trio cuanki.”

Tiba-tiba ada dua pemuda yang datang bersamaan.

“Halo, kak. Maaf kita telat.” kata laki-laki bersuara alto. Itu Juni, biasa dipanggil Jun.

“Kak Adit, maaf aku telat. Tadi ada eskul dulu.” kata laki-laki yang satu lagi, Sastra atau Sas.

“Iya aku udah tau dari Kadru, eh Juni! Kenapa telat? Bangun kesiangan lagi?” Saking sering nya telat, kak Adit sampai hafal alasan nya Jun.

“Hehe, iya kak. Maaf.” Jun hanya cengengesan.

“Baiklah, karena semua nya sudah kumpul, aku akan jelaskan lagi dari awal.”

_

Bandung, 7 Juli 2023

Esper at High School (Short Stories #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang