FROZEN ARDOR · CHONGYUN

20 3 0
                                    

[CHAPTER - CHONGYUN]
He promised to keep her safe from any threat.

———

Kau kenal Chongyun? Ia adalah seorang lelaki yang selalu menenteng es krimnya kemana-mana. Katanya sih untuk menetralkan energi Yang nya.

Jika kau menebak lelaki tersebut tidak menyukai siapapun, tebakan kalian salah! Chongyun menyukai seorang gadis yang notabenenya kerabat dekat tantenya, yaitu Shenhe.

[Name] namanya, Chongyun mengenal gadis tersebut saat [Name] menyenggolnya yang sedang menikmati es krim warna biru itu. Alhasil, es krim itupun terjatuh dan gadis yang baik hati itu segera menggantikannya.

Itu adalah awal pertemuan mereka, dan juga awal dimana Chongyun memiliki perasaan terhadapnya. Cinta pandangan pertama itu benar-benar ada!

Hari ini, [Name] ikut menemani Chongyun untuk membasmi energi negatif disebuah hutan. Pada awalnya Chongyun menolak [Name] yang ingin ikut dengannya, namun ia jadi tidak enak saat melihat gadis tersebut murung.

"Entah kenapa aku jadi merasa tidak enak..."

"Bersabarlah, kita sebentar lagi sampai di tempat tujuan."

[Name] mengeratkan genggamannya pada syalnya. Sungguh aneh, rasa khawatir dan takutnya bergejolak dalam dirinya secara tiba-tiba. Gadis itu bukan seorang exorcist sama seperti Chongyun ataupun Shenhe, ditambah lagi dia tidak biasa datang ke hutan yang bisa dibilang 'angker'.

Chongyun tiba-tiba mengeluarkan sigilnya dan mengisyaratkan [Name] untuk menggenggam tangannya agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak menimpa salah satu dari mereka.

Semakin lama Chongyun dan [Name] berada di hutan, aura disekitar semakin mencengkam. Dan semakin lama mereka berjalan, cengkraman pada lengan Chongyun semakin erat. Tentu saja Chongyun menyadari hal tersebut, namun ia tidak protes. Ia senang bahwa [Name] merasa lebih aman didekatnya.

Tak disangka bahwa kedatangan mereka telah dinanti oleh berbagai macam energi negatif—makhluk tak kasat mata. Di tempat ini sama sekali tidak ada energi positif yang bisa dirasakan oleh Chongyun, dan bisa saja orang-orang yang tidak waspada lebih berpotensi untuk dirasuki.

Inilah mengapa Chongyun lebih memilih untuk menyuruh [Name] untuk tidak ikut dengannya.

"Chongyun—"

Sungguh, pada detik ini juga ia merasa bahwa dunia terhenti. Lelaki tersebut segera merangkul pundaknya, memberikan senyuman yang meyakinkan bahwa semuanya akan berjalan lancar. [Name] bahkan tidak sempat untuk melanjutkan kalimatnya. Namun ia bersyukur, bahwa dia dilindungi oleh orang yang ia kagumi.

Di tengah perjalanan, Chongyun membulatkan kedua matanya. Pada akhirnya, makhluk tak kasat mata itu berani menampakkan wujudnya. Auranya begitu kuat, sehingga Chongyun terpaksa menyembunyikan [Name] di belakang, namun genggaman mereka tak kunjung lepas.

Entah apa yang dipikirkan oleh gadis tersebut, ia malah mengintip melalui bahu lelaki itu. Dan tau apa yang terjadi? Makhluk—energi negatif itu dengan gesit melayangkan sebuah serangan, jika telat sedetikpun, bisa diyakinkan bahwa [Name] akan dirasuki.

Namun Chongyun tak kalah cepat, dengan hitungan detik energi negatif itu musnah. Tetapi kesadaran [Name] harus dipertaruhkan, gadis itu pingsan. Untungnya ia segera menangkap tubuh mungil tersebut sebelum menyentuh tanah. Kenapa dia bisa pingsan? Panik yang berlebihan.

"[Name]? Bangun!" Chongyun berusaha untuk menyadarkan sang empu, namun tidak ada tanda-tanda bahwa ia akan terbangun pada saat itu juga.

"[Name]? Cantik?" tangannya beralih pada pipi gadis tersebut, menepuknya dengan pelan.

Chongyun menyerah. Ia sudah pasti tidak bisa melanjutkan misi pembasmiannya jika seseorang yang ia cintai pingsan begitu saja. Tanpa berpikir panjang, mereka berdua turun dari hutan dengan [Name] yang ditopang oleh lelaki bersurai biru langit itu.

"Ugh..."

Akhirnya, [Name] bangun dari pingsannya. Chongyun yang mendengar erangan kecil dari kasur, dengan sigap berbalik lalu menatap gadis itu sejenak. Dari wajah yang murung dan aura melankolis yang mengitari lelaki tersebut, seketika berganti menjadi sebuah rasa syukur dan kebahagiaan.

"[Name]! K–kau tidak apa-apa kan? Apa ada yang terasa sakit? Bagaimana perasaan mu?"

[Name] merasa dihujani dengan berbagai macam pertanyaan, ia sedikit pening mendengarnya, namun pada sisi lain ia merasa senang karena ia dikhawatirkan.

"Mungkin sedikit lemas, tapi aku tidak apa-apa!" gadis itu mengacungkan jempol, mempertanda bahwa dia benar benar baik-baik saja.

Chongyun merasa bahwa [Name] berbohong padanya, tidak mungkin dengan wajah yang pucat ia mengatakan bahwa dirinya dalam kondisi baik. Gadis tersebut terlihat seperti sebuah mayat hidup.

Karena ia tidak ingin memicu perdebatan karena hal kecil, lelaki tersebut menarik kursi lalu duduk dihadapannya. Ia tidak bisa berbohong, ia benar benar khawatir dengan [Name]. Ditambah lagi gadis tersebut memiliki kondisi tubuh yang lemah dari lahir. Chongyun benar benar tidak bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri.

Jari jemarinya membelai helaian rambut sang gadis, menyelipkannya di belakang telinga lalu tersenyum lembut "Berbaringlah," pinta Chongyun "Kau masih terlihat sedikit... kelelahan?" lelaki tersebut terkekeh disaat ia melihat wajah kesal [Name]. Gadis itu tidak ingin mengikuti perintahnya.

"Tidak." ucap [Name], melipatkan kedua tangannya diatas dada lalu memalingkan wajahnya.

"Menurutlah, bocil." Kata-kata tersebut terdengar seperti ejekan bagi gadis itu, dengan cepat ia menoleh ke arah sang pelaku "Hey! Aku bukan seorang bocah, ya!" bantahnya.

Lelaki itu hanya bisa terkekeh. Bahunya menyenggol milik perempuan tersebut hingga tubuh mungilnya sedikit terdorong ke depan. Penuh amarah, ia membalas perlakuan yang tidak mengenakkan itu dengan menjambak rambut Chongyun sekuat mungkin.

“Sialan kamu!”

“Ah, aduh! Ampun!”

𝐈𝗡𝗧𝗘𝗥𝗪𝗜𝗡𝗘𝗗 𝐅𝗔𝗧𝗘 ; genshin impact (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang