Pangeran Mark adalah satu satunya pangeran yang belum memiliki istri sampai saat ini. Kaisar sudah berulang kali memberikan Pangeran Mark seorang wanita muda dan anggun tetapi tidak satupun bisa menarik perhatian nya.
Permaisuri negeri ini pun sudah cukup lelah karena tingkah putranya yang satu itu. Meskipun bukan lahir dari rahimnya tetapi Permaisuri negeri ini sangat menyayangi Pangeran Mark dan anak anak selir lain nya seperti anak nya sendiri. Permaisuri tidak pernah membeda bedakan mereka karena semuanya adalah anaknya.
Memang cukup lama bagi Permaisuri untuk melahirkan putra kembarnya yaitu Pangeran Minsung dan Pangeran Chenle. Oleh sebab itu kedua pangeran itu adalah bungsu dari 14 Pangeran yang ada di negri ini.
Jadi total anak Kaisar adalah 16 orang. Cukup banyak bukan? Tetapi entah kenapa 14 yang lain nya memilih untuk hidup dengan jalan jalan mereka masing masing dan bukan bertahan di Istana untuk memperebutkan Tahta Kaisar.
Termasuk Pangeran Minsung tentunya yang menolak untuk menjadi Putra Mahkota. Tetapi tentu saja penolakan Pangeran Minsung tidak digubris oleh Kaisar.
Tidak mungkin bukan Pangeran kecil Chenle yang menjadi Kaisar? Bukan nya mustahil tetapi Chenle itu sudah ditakdirkan untuk seseorang dan Kaisar tidak bisa menjadikan Chenle kecil menjadi seorang Kaisar.
Permaisuri juga tidak setuju jika Chenle menjadi Kaisar. Chenle itu ditakdirkan untuk menjadi Permaisuri.
Alhasil Minsung mau tidak mau harus menerima takdirnya menjadi Kaisar meskipun jauh didalam hati ia tidak ingin menjadi Kaisar.
Para dayang dan pelayan istana sibuk dengan pekerjaan mereka masing masing, begitu juga dengan kasim istana yg sibuk dengan persiapan pemilihan Selir untuk Pangeran Mark
Pemilihan selir seperti ini sudah sering dilakukan tetapi bukan nya Pangeran Mark yang mendapatkan jodoh malah Pangeran muda dibawahnya yang berakhir mendapatkan jodoh dan menikah.
Kaisar dan Permaisuri sudah cukup pusing akibat ulah Pangeran Mark yang tidak ingin menikah.
Kediaman Phoenix,
Permaisuri sedang memeriksa sebuah buku ditangan nya dan sesekali mencoret apa yang tidak ia ingin kan. Sedangkan para dayang Permaisuri terlihat membantu menggiling kapur lukis.
"Apakah semua nya sudah sesuai dengan yang diharapkan?" tanya Permaisuri tanpa menatap lawan bicaranya.
Kasim Wang,
Pria itulah yang menemani Permaisuri dan sesekali membantu Permaisuri membersihkan meja yang kotor karena bekas lelehan tinta hitam.
Kasim Wang "Sudah Yang Mulia, semua sudah diatur oleh Kasim Haneul dan beberapa gadis yang akan dijodohkan dengan Pangeran Mark sudah sampai didepan gerbang Istana Yang Mulia. Apakah ada yang ingin anda ubah Yang Mulia? "
Permaisuri menggeleng merasa tidak ada lagi yang dirinya inginkan, tetapi setelah memikirkan lebih lama Permaisuri teringat dengan pemuda manis yang membawa kedua putranya pulang. Ia belum bisa bertemu dengan pemuda itu sampai sekarang dikarenakan sibuk.
Permaisuri memilih turun dari kursi kebesaran nya dan berjalan kearah luar dengan anggun "Sampaikan pada Kasim Haneul" ucap Permaisuri saat memasuki kereta kuda.
Kasim Wang mengangguk mengerti lalu membisikkan kepada seorang pengawal jika Permaisuri ingin melihat tempat pemilihan calon selir.
Kereta kuda berjalan dengan pelan, Permaisuri menikmati pemandangan selama berada di perjalanan.
Dari kediaman Phoenix sampai ke aula pemilihan jaraknya lumayan jauh dan memakan waktu sekitar setengah jam jika kudanya berjalan lambat seperti ini.
Pemandangan hijau dan angin sejuk membuat Permaisuri mengantuk dan ingin tidur tetapi tidak bisa karena masih ada tugas yang harus dilakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Under The Full Moon
Fiksi PenggemarJangan dibaca! Sedang perbaikan alur! " Awal pertemuan kita tidak semanis itu dan apakah akhir kita akan berakhir dengan manis atau pahit? " Start : 08-07-2023 Finish :