Prolog

5.4K 312 4
                                    

Pemuda manis itu berdiri didepan gedung tinggi yang menaungi banyak sekali artis, aktor, juga selebritis lainnya. Tangannya masuk kedalam hoodie yang ia gunakan. Wajahnya menengadah menatap bertanah kokohnya bangunan gagah ini.

"Renjunie!"

Pemuda manis itu menoleh, mendapati sang pujaan hati yang ia cari sejak tadi. Kaki berbalutkan sandal itu berlari kecil menghampiri seseorang bertubuh tegap di pintu masuk gedung bergengsi itu.

Grep

Keduanya berpelukan, yang lebih tinggi melangkah sembari memeluk si manis, membawa orang yang menjadi kekasihnya itu kedalam gedung, upaya menghindari skandal. Bagaimanapun, ia adalah tokoh figure yang sedang naik daun. Tidak mungkin ia menghancurkan usahanya yang sudah sejak lama itu dengan sekejapkan?

"Maafkan aku, seminggu ini aku sibuk, karena syuting drama ku."

Yang lebih mungil mengangguk, "aku merindukanmu. Meski aku sering melakukan video call denganmu."

Si tampan terkekeh, membuat dirinya terlihat lebih tampan.

Pelukan mereka terlepas, Renjun menatap si kekasih dengan lembut dan senyum manis yang menghiasi wajahnya.

Tangan mungilnya merogoh saku hoodie yang ia kenakan, mengeluarkan beberapa benda serupa dengan merk yang berbeda, namun hasil yang sama, 2 garis diantaranya.

Menaruhnya digenggaman sang kekasih.

Yang gagah tegap menatap telapak tangannya, menatap benda itu dengan tatapan sulit diartikan.

"Usia kandunganku baru 2 Minggu..." Senyum manis itu menghiasi wajah si manis.

"Siapa saja yang telah mengetahui hal ini?"

Jawaban yang berbanding jauh dengan harapan, namun si manis menggeleng dengan senyum yang sedikit memudar, menatap wajah dingin sang kekasih.

"Hanya aku dan kamu."

Terdengar helaan nafas dari si tampan. Tangan besar itu menarik si manis ke dalam lift, menuju ke ruang pribadinya di lantai 10 gedung.

Selama di dalam lift, tidak ada pembicaraan.

Setelah tiba di ruang dengan bau khas si tampan, keduanya berdiri di tengah ruangan. Saling tatap dengan tatapan yang berbeda. Si manis yang menatap heran dan sedikit takut, dan si tampan yang menatap dalam dengan sedikit kilatan amarah.

"Dengarkan aku baik-baik."

Si tampan menghembuskan nafas berat.

"ini sebuah kesalahan. gugurkan, aku akan mentransfer biaya aborsinya."

Diam.

Hanya itu yang dapat si manis lakukan, otaknya belum bisa mencerna dengan baik.

"Apa?" Tanya si manis memastikan.

"Gugurkan Renjun. Aku ingin kau menggugurkan kandunganmu, kita masih bisa melakukannya lagi, dan kau bisa mengandung lagi nanti. Jadi, gugurkan kandunganmu ini."

"kau gila? ini darah dagingmu sendiri!"

"kau yang gila! kita masih terlalu muda untuk menikah! masih banyak karir yang akan ku rintis! aku tidak mungkin keluar dari dunia karir ku! jadi gugurkan, atau enyah dari kehidupanku untuk selamanya!"

"manusia brengsek!"

Tanpa menunggu, Renjun pergi dari sana. Meninggalkan si tampan yang kini terdiam tak berkutik selama beberapa menit. Hingga ia tersadar dan mengamuk menjadikan ruangan itu sebagai pelampiasan.

"Nakamoto Renjun! DASAR MANUSIA RENDAHAN!"

"Nakamoto Renjun! DASAR MANUSIA RENDAHAN!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lalu, bagaimana?"

Renjun duduk di kursi dengan tangan mengelus perutnya yang masih rata.

"Aku akan mempertahankan nya. Tak peduli jika ia memang tidak ingin mengakui nya. Dia anakku."

"Tapi, keluargamu?"

"Mereka sudah membuangku. Mereka malu mengetahui aku hamil di luar nikah. Kata mereka, reputasi mereka hancur karena aku." 

Renjun bangkit dari duduknya.

"Aku akan kembali ke rumah, Mambawa pakaianku dan tinggal di apartemen. Bantu aku mencari pekerjaan hyuck."

"Baiklah, jika terjadi sesuatu, maka hubungi aku."

Hanya dijawab anggukan oleh si manis.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Mom Doesn't Need DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang