Kesalahpahaman?

162 18 2
                                    

*Tzuyu POV

Ting

Ting

Ting

Waktu istirahat pun tiba. Aku bergegas menuju ke kelas Sana. Aku benar-benar ingin meminta maaf padanya. Pantas saja tadi pagi ia bersikap acuh kepadaku, karena sepertinya ia marah padaku.

Kulihat Sana baru keluar dengan Momo.

Tapi langkah kuhentikan karena Nayeon juga menghampiri mereka.

"Sangat tak nyaman, jika Nayeon ada disana" batinku.

Ya, aku rasa tidak baik jika Nayeon mengetahui bahwa aku menghampiri Sana. Aku tahu Nayeon akan menyebarkan gosip itu keseluruh dunia. Terlebih-lebih aku satu kelas dengannya, yang ada dia pasti memperolok-olokanku.

Seperti biasa pasti mereka akan pergi ke kantin.

"Kalian ke kantin duluan saja, aku mau pergi ke kamar mandi sebentar" kata Sana pada mereka,  yang masih terdengar olehku.

"Mau aku temani?" tawar Nayeon.

"Tidak perlu. Nanti aku segera menyusul" tolaknya.

"Baiklah, ayo Mo" kata Nayeon pada Momo.

"Oke. Kita tunggu di kantin ya, San" kata Momo dan Sana hanya mengangguk.

Nayeon dan Momo segera pergi menuju kantin. Kulihat Sana juga pergi menuju ke kamar mandi.

"Kesempatanku meminta maaf padanya" kataku dalam hati.

Aku pun bergegas menuju kamar mandi. Aku melihat Sana baru saja masuk ke Toilet wanita. Tentu saja aku menunggunya diluar.

"Hei, kau sedang apa Tzu?" Tanya Dahyun yang mengagetkanku.

Aku mengusap dadaku. Tidak mungkin kan aku mengatakannya pada Dahyun?

"Hm, A-Aku..." gugupku. Aku bingung harus berkata apa?

"Yak, kau sendiri sedang apa?" tanyaku balik.

"Tentu saja aku baru keluar dari kamar mandi" katanya.

"Kenapa kau bolos pelajaran tadi pagi?" sambungnya.

"Ya, karena aku tidak menyukai pelajarannya" kataku spontan.

"Terserah dirimu saja Tzu. Tapi menurutku kau tetap harus mengikuti pelajaran, tidak baik membolos" katanya menasehatiku.

"Baiklah, pak Ketos" kataku memutar kedua mataku.

"Oke, seperti biasa aku akan ke ruang OSIS sekarang" katanya.

"Ne" kataku.

Aku lega, Dahyun sudah pergi. Setidaknya ia tidak mengetahui tujuanku disini. Untung saja Sana juga belum keluar dari Toilet.

Ceklek

Kulihat Sana baru saja keluar. Aku ingin menghampirinya, tapi aku sendiri bingung memulainya. Ia memulai langkahnya. Aku masih berdiam diri. Ia melewatiku.

"Benar. dia sedang marah padaku" batinku.

"Sana" panggilku.

Ia menghentikan langkahnya, lalu melanjutkannya kembali. Aku mengejarnya. Aku juga berulang-ulang memanggilnya. Ia melebarkan langkahnya.

"Sana, aku minta maaf" kataku tegas.

"Aku benar-benar lupa dengan janjiku" sambungku.

"Aku..." belum aku menyelesaikan kalimatku.

BASICSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang