BAB [ 04 ]

9 1 0
                                    

" saat itu saya tidak tahu dimana ke
Beranda nak Angkasa." Ucap wanita
Paruh baya itu dengan matanya yang
Berkaca - kaca, ia merasa bersalah
Menyembunyikan kasus ini namun
Pria bermata biru itu tetap bersikap
Keras agar tidak ada yang tahu dimana dirinya yang masih hidup
Atau hanya tersisa mayatnya saja.

" Berarti Angkasa tidak mati karena balapan liar Bu?." Tanya Laura lagi
Ia membawa buku kecilnya dan pulpen untuk menyatat informasi penting"bukan nak, berita itu hanya
Dibuat buat saja."jawab wanita paruh
Baya itu pada Laura " apa Laura boleh tau paman yang membawa pria itu." 
Laura ingin menemui paman itu
Pasti dia tau dimana keberadaan
Angkasa sekarang.

Wanita itu diam sejenak lalu menatap
Mata gw lagi, dia sedikit ragu - ragu
Untuk mengatakannya, Laura tau
Bagaimana posisi wanita ini pasti
Takut dan merasa bersalah sekali
" Tidak apa apa Bu, Laura ingin tau."
Aku menggenggam lengan wanita
Parahu baya itu, " namanya pak Ridwan nak, dia adalah rekan kerja
Ibu waktu kerja di majikan ibu."
Ucapnya Pada Laura.

Ridwan? Perasaan gw Kanya kenal
Itu nama ga asing namanya, siapa
Ya? " Pak Ridwan ya Bu? Baik Bu makasih banyak." Ucapku sangat
Berterimakasih pada wanita itu
" Apa kau teman Angkasa?." Tanya wanita paruh baya itu intens pada
Laura " bukan ibu, tapi Laura ketemu
Sama ro-rohnya." Ucap gw ragu ragu
Karena gw tau sebagian orang ada yang percaya sama hal Kanya gitu
Dan sebagian gak.

" Be-benarkah, tolong bantu nak Angkasa nak ibu tolong padamu."
Ucap wanita paruh baya itu terkejut
Dan menangis mengetahui Laura
Bertemu dengan roh pria itu, Laura
Mengangguk. semoga gw bisa bantu
Loh Asaa, gw janji gw bakal ada buat loh dan loh juga harus janji sama gw
Kalau gw udah nemuin tubuh lo
Loh harus pergi ketempat yang lebih
Layak , dunia ini terlalu kejam buat
Pria baik Kanya loh.

Tak terasa hari semakin larut Laura
Berpamitan pada wanita paruh baya
Itu, ia berjalan menelusuri gang kecil
Yang tidak jauh dari rumahnya berjalan dengan membawa buku dan
Pulpen menatap langit sore yang sudah berganti dengan langit malam.
" Semangat Laura loh pasti bisa."
Laura mencoba menyemangati dirinya sendiri.

Laura pun masuk kedalam rumah
Ia membersihkan tubuhnya yang kotor dan lengket hampir 20 menit
Iya mandi, Laura menyembunyikan
Buku itu di dalam Gucci lemarinya dan menguncinya. " Laura? Abis dari mana." Tanya Angkasa yang duduk
Dimeja belajar milik Laura.

" O-oh itu anu, gw abis jalan jalan makan angin." Sahut gw gagap, gw
Harus rahasiakan ini semua biar
Angkasa gak tau apa yang gw lakuin.
Angkasa memiringkan kepalanya
Ia mendekati Laura perlahan dan
Membuat Laura terpojok di dinding
" Jangan bohong laa, asaa ga suka."
Bisiknya di telinga Laura membuat
Gadis itu bergidik ngeri.

" Anjay , ngapain juga gw bohong."
Sahut gw mendorong tubuh angkasa
Menjauh biar ada jarak buah gw ngatur nafas sama jantung gw.
" Lebih baik loh bantuin gw ngerjain
PR satu tugas lagi doang." Ucap gw
Pada angkasa, tanpa basa basi Pria
Itu mengangguk dan mulai mengerjakan tugas milik Laura dan
Mencoba menjelaskan bagaimana
Mengerjakan soal itu.

Hampir 1 jam lebih mereka berdua
Bergulat dengan tugas angkasa terus menjelaskan  pada Laura hingga
Matanya menatap Laura yang tertidur dengan posisi terduduk kepala Laura hampir menghantam meja belajar dengan secepat kilat
Tangan kekar angkasa menahan
Kepala Laura dan menaruhnya di
Pundak lebarnya.

" Tidur ternyata." Pria tersenyum
Hangat sambil membelai rambut
Panjang Laura dengan lembut dan
Berkata " Nanti, kalau aku bener²
Udah pergi jangan lupa doain aku ya."
Pria itu meneteskan air matanya lalu
Mencium puncak kepala Laura.

" Mau pergi kemana?." Ternyata dugaan Angkasa benar Laura tidak
Sepenuhnya tertidur pulas ia pasti
Hanya pura pura saja, Angkasa hanya
Menggelengkan kepalanya dan membawa kepala Laura untuk menyentuh pundaknya.

"Angkasaku" [ TAMAT ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang