Fourth

2K 135 3
                                    

Ruby terkejut saat dirinya tengah asik tiduran di sofa namun tiba-tiba sebuah jaket mendarat dengan mulus di wajah cantiknya.

"Apaan sih nih?!" teriak Ruby seraya bangkit dari posisi tidurannya. Gadis itu menatap tajam seorang cowok yang merupakan pelaku pelemparan jaket.

"Maksud lo apaan hah?!" tanya Ruby tak santai. Gadis itu bangkit dari duduknya lalu berkacak pinggang.

"Gue gak tau disana ada manusia" jawabnya santai membuat Ruby semakin melotot tak Terima.

"Alah dulu aja pas gue tempelin 24/7 lo malah marah-marah, giliran gue udah lupa sama lo, sekarang malah caper. Cih!" ucap Ruby sinis.

Orang itu menatap tajam 'adik perempuannya' itu. "Gak usah pd! Lo pikir gue gak tau? Ini cuma rencana lo supaya gue, papa, dan Daniel tertarik buat perhatian sama lo, iya kan?" ucap cowok itu datar.

Ruby mendengus keras. Ia balik melempar jaket itu kepada sang pemilik.

Bruk

"Dengerin ini baik-baik, Keenan Grayson! Kalian gak cukup penting buat gue, mulai sekarang gue bakal lakuin apa yang lo suruh selama ini. Gue bakal nganggep kita gak ada hubungan apa-apa. Gue, lo, Daniel, atau pun papa, kita semua gak saling kenal sekarang" ucap Ruby sambil menatap tepat di netra hitam kelam milik Keenan, kakak pertamanya.

Deg!

Keenan mengepalkan tangannya. Ia benci mengatakan ini. Ia benci mengatakan kalau hatinya sakit mendengar Ruby mengucapkan kata-kata yang sialnya dulu selalu ia pakai untuk memaki gadis itu.

"Dan lo juga gak perlu khawatir, setelah bunda sadar dan mau pisah sama papa, gue bakal bawa bunda pergi jauh dari sini. Gue pastiin kalian gak akan bisa ketemu lagi sama gue dan bunda, gue berani jamin" lanjutnya.

Keenan tersenyum sinis. "Emang lo sama bunda lo itu bisa apa tanpa papa? Bakan selama ini kalian cuma numpang tinggal disini" ucap Keenan.

Ruby terkekeh sinis. Dan sangat amat kebetulan waktu itu Danella turun lalu berjalan menghampiri keduanya. Sebelum itu, Ruby sudah terlebih dahulu berjalan ke arah Danella.

"Bunda!" seru Ruby. Gadis itu memeluk lengan kanan Danella.

"Kenapa sayang?" tanya Danella.

"Ikut aku sebentar ya? Ruby punya kejutan buat bunda"

Danella mengernyit. "Kejutan apa? Emang kamu mau bawa bunda kemana?"

Ruby tersenyum manis. "Ada deh, bunda ikut ya?" ucap Ruby sambil menggiring bunda nya menuju kamar Ruby yang ada di lantai dua.

Sementara itu di lantai dasar, Keenan tengah memperhatikan dua orang berbeda generasi itu dengan pandangan yang sulit diartikan.

➷➷➷

Malam sudah semakin larut, seorang pria paruh baya yang baru saja pulang dari kantor terlihat lelah. Ia ingin segera berendam air hangat untuk melebur rasa lelahnya.

Klik

Eric mengerutksn keningnya saat menyadari ada yang tak biasa malam ini. Tumben sekali Danella tidak menyalakan lampu kamar, saat di bawah pun ia tak menjumpai wanita itu padahal Danella akan selalu menyambut kepulangan Eric dengan senyuman.

"Danella!" panggil Eric.

Satu detik, dua detik, tiga detik, hingga pria itu memutuskan kembali meneriakkan nama istrinya.

"Danella!"

Masih sama, tidak ada jawaban. Eric menghembuskan napas lelah. Ia akan mandi terlebih dahulu, baru setelah itu dirinya akan mencari wanita yang ber-status menjadi istrinya itu.

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang