Thirteenth

1.9K 141 5
                                    

Ruby mengeratkan jas almamaternya sambil menatap bangunan megah yang ia pijak saat ini. Senyum sendu menghiasi wajah cantik Ruby. Entah sudah berapa lama ia tak menginjakkan kaki disini. Mungkin sejak hari terakhir ia hidup sebagai Granny di dunia ini.

SMA Airlangga merupakan tempat Granny menuntut ilmu hanya dalam kurun waktu beberapa bulan saja sebelum dirinya mengalami kecelakaan dan berpindah mengisi raga Ruby.

Ia rindu dengan suasana sekolah ini. Dan juga, ia rindu Tevy.

Bagaimana keadaan gadis itu setelah raga Granny kehilangan nyawanya? Ruby rasanya ingin memeluk sahabatnya itu.

Bruk! 

"Eh, sorry sorry" ucap Ruby saat dirinya yang sedang asyik melamun malah tanpa sengaja menabrak seseorang. Gadis itu menunduk mengambil sesuatu yang terjatuh tepat di ujung sepatunya.

Ruby terdiam. Perlahan ia mendongak melihat siapa orang yang tak sengaja ia tabrak. Tubuh Ruby membeku. Ia terpaku melihat seorang cowok yang kini juga tengah menatapnya.

"Kak Gamma..." lirih Ruby.

Gammaliel Denver, kalian masih ingat dengan nama itu?

Yap, seseorang yang pernah tersemat dalam hati Ruby. Seseorang yang membuat Ruby begitu di benci oleh sosok Nesha yang tak lain adalah kekasih Gamma.

Ah, mengingat itu entah kenapa Ruby merasa sedikit kesal.

"Sorry, lo kenal gue?" tanya Gamma sambil menunjuk dirinya sendiri.

Ruby tersadar. Buru-buru gadis itu menggeleng lalu tersenyum. Tak lupa dirinya juga mengembalikan jam tangan milik Gamma yang sempat terjatuh tadi.

Jam itu juga yang membuat Ruby langsung mengenali Gamma. Karena apa? KARNA YANG NGASIH JAM ITU GRANNY WOY!

"Enggak kok, gue gak kenal" balas Ruby sambil tersenyum canggung.

"Gue cabut dulu ya!" Ruby hendak pergi agar tak berlama-lama melakukan interaksi dengan Gamma.

Namun baru selangkag gadis itu beranjak, Gamma sudah mencekal pergelangan tangannya membuat Ruby menguji dalam hati.

"Emm, lo anak Cakrawala kan?" tanya Gamma dan langsung dijawab anggukan oleh Ruby.

Gamma mengulurkan tangannya membuat Ruby menatap tangan cowok itu dengan sang empunya bergantian.

"Gue Gammaliel, lo bisa panggil gue Gamma" ucap Gamma memperkenalkan diri disertai dengan senyumannya yang huh plis deh!

Ruby menghembuskan napas keras. Ia membalas uluran tangan Gamma disertai dengan senyuman yang sedikit terpaksa.

"Gue Ruby" balas Ruby.

Gamma mengangguk beberapa kali. "Mau bareng ke aula?" tanya Gamma.

Oh ayo lah, Gamma ini sangat amat tidak peka. Sejujurnya Ruby sangat tidak nyaman dengan posisi saat ini. Entah lah, ia masih terbayang bagaimana Nesha dulu saat melabraknya.

"Emm, gue--"

"Ruby!" panggil seseorang dari arah belakang Ruby.

Ruby yang mengetahui ada yang menyelamatkan nya pada posisi saat ini merasa sangat bersyukur. Ya meskipun orang yang menyelamatkan nya adalah Daniel.

"Lo kelayapan mulu. Buruan kita ke aula!" ucap Daniel sambil menarik pelan pergelangan tangan Ruby.

Ruby memutar bola mata malas. Makhluk satu ini memang sangat amat tidak ramah.

"Ya sabar dong!" gerutu Ruby.

Gadis itu mengikuti kemana langkah Daniel pergi. Namun seakan baru teringat, Ruby menoleh ke belakang lalu melambaikan tangannya ke arah Gamma yang masih setia berdiri sambil menatap kepergian keduanya.

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang