Einghteenth

651 74 12
                                    

Ke 12 anak dance kini sudah kembali ke SMA Airlangga. Mereka kini sudah berada di aula yang mana menjadi tempat perlombaan dance dilaksanakan. Mereka tengah berkumpul di backstage.

Ruby mendadak gugup. Ini adalah perlombaan dance terniat yang pernah ia tau. Bayangkan saja, SMA Airlangga sampai menyediakan panggung besar di aula dengan tribun yang mampu menampung hampir ratusan penonton. Belum lagi ada kamera dengan berbagai angle juga screen view yang membuat penonton bisa melihat lebih jelas penampilan para peserta.

Ruby merasakan seseorang menepuk pundaknya. Ia menoleh mendapati Felicia yang tengah menatapnya.

“Lo gugup?” tanya Feli.

Ruby mengangguk. “Gue gak nyangka bakal se-niat ini mereka bikin perlombaan dance” jawab Ruby.

Feli terkekeh. “Duh, katanya mau jadi idol nyusulin pacar-pacar lo. Lah baru gini aja udah gugup” ucap Feli.

Ruby mendengus. “Yaampun Fel, lo liat aja sekeliling lo. Mereka cantik-cantik banget… terus dari grub pertama juga udah bagus banget… gue takut…” ucap Ruby.

Feli memegang kedua bahu Ruby. “By, kita juga gak kalah cantik. Apalagi lo si primadona baru nya Cakrawala” ucap Feli sambil mencolek dagu Ruby.

Ruby mendelik tak terima dan malah ditanggapi kekehan oleh Feli.

Skill kita juga patut dipertimbangin dong… lo ga usah gugup, yakin deh kita pasti bisa ngelakuin yang terbaik” ucap Feli kembali meyakinkan.

Ruby menarik kedua sudut bibirnya ke bawah. “Gue agak insecure juga sebenernya. Lo lihat, gue udah pake sepatu yang hak nya lumayan tinggi tapi kalian-kalian masih lebih tinggi” keluh Ruby.

Mendengar itu sontak membuat Felicia tertawa. “Lo emang cebol!” ledek Feli membuat Ruby menatap garang cewek itu.

“Hahaha… udah deh, lagian setau gue Eunbi tuh dewasa, mengayomi anggotanya. Lo mah kalo manja gini ga pantes mau nyaingin Eunbi”

“Ah lo mah!” Ruby semakin kesal karena Felicia terus mengejeknya.

“Udah ah, Lia nanti nonton. Gue yakin dia pasti bakal pangling lihat lo kaya gini. Lo emang cantik banget…” ucap Feli.

Ruby tersenyum pongah sambil mengibaskan rambut pendek blonde nya ke belakag.

“Gue emang cakep, makasih atas pujiannya” ucapnya sombong.

Felicia membuat gesture ingin muntah membuat tawa keras beralih keluar dari bibir Ruby.

“Udah ah, yuk kita siap-siap. Abis ini kita yang tampil” ucap Feli yang langsung diangguki Ruby.

Felicia berjalan terlebih dahulu sementara Ruby mengekorinya dari belakang. Namun tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba seseorang menubruk bahunya cukup keras membuat Ruby meringis. Gadis itu menoleh melihat siapa yang sudah dengan sengaja menabraknya.

Disana berdiri Rebbeca yang tengah menatapnya angkuh. Jujur Ruby sedikit insecure dengan kakak kelas kurang akhlak nya ini. Rebecca itu cantik, tinggi, sangat cocok jika menjadi seorang model. Namun minus nya, gadis itu sangat-sangat tidak ramah dan menjadi penyebab terbesar seseorang seperti Ruby mengalami darah tinggi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang