Love Maze~8

354 40 28
                                    

"Uhukk.."

"Tuan Jimin" Taemin menjulurkan tangannya, sebuah botol berisi air putih sedikit bergetar di genggaman jemari kokoh. Senyumnya terlihat sangat sumringah saat Jimin -tuannya- itu mengambil alih botol dari genggaman.

Jimin meraihnya kemudian minum dengan tergesa. Entah pedas atau Jimin yang memang ceroboh hingga secuil ayam pedas keju mampir di kerongkongan. Terasa mencekik, bubuk cabai menusuk rongga hidung. Lumayan sakit. Jimin sampai memerah di wajah hingga telinga, hidungnya lebih mengenaskan karena lendir yang mengintip di kedua lubang kecil, tapi lucu.

Taemin kembali menjulurkan tangan, kali ini tisu yang ia berikan untuk Jimin. Peluhnya membuat pria Lee itu tidak tega. Alih-alih meninggalkan sikap formal antara bos dan sekertaris, Taemin  lebih mementingkan kenyamanan atasannya.

"Maaf tuan Jimin, sepertinya saya salah memilih menu" Taemin sedikit murung, pengetahuannya yang tidak seberapa membuat dirinya ceroboh.

"Hah, tidak. tidak apa, ini bukan salahmu. Aku yang ceroboh, terlalu rakus memakannya" Jimin melambai dengan sedikit kekehan malu. Meminum dari botol lebih rakus hingga air mengalir di dagu. Tisu di genggaman Taemin ia raih kemudian menyeka bibirnya.

Merah muda dan penuh. Taemin tak berkedip di tempatnya.

"Jadi berapa banyak aku harus tanda tangan ?" tanya Jimin sambil merapikan sisa-sisa menu sarapan yang merangkap makan siang. Ia sudah selesai mengisi perut.

"Biarkan saya yang membersihkannya Tuan Jimin"

"Aku biasa melakukannya di rumah, dan bersikapkah lebih bersahabat saat di luar kantor" tolak Jimin. Sekertaris nya hanya mengangguk canggung, sering sekali Jimin mengatakan lebih 'bersahabat',tapi tetap saja ia tidak bisa mengabaikan jarak yang nyata. Garis bawahi sikap lancang Taemin yang sangat senang memuja bos nya itu dalam diam. Mematai Jimin dari ujung kaki hingga rambut yang sering kali berganti warna. Tapi grey adalah favorit Taemin. Seperti saat ini.

"Jadi, berkas mana yang harus aku tanda tangani, sekertaris Lee" Jimin kembali duduk menyilangkan kaki sangat elegan. Melempar helai rambut kebelakang dengan kedua tangan. Dahi sempurna bertitikan sedikit butiran peluh. Taemin iri, sangat iri dengan Jeon Jungkook.

Pria Lee itu berdehem pelan, tiba-tiba lehernya tercekik. Sekian detik Taemin mematung, lalu kesadaran kembali saat pintu di ketuk kemudian di buka, seseorang masuk dengan aroma parfum menguar.

"Jimin hyung" suara lembut di iringi senyum dan jangan lupakan dentuman lantai karena sepatu hak lumayan tinggi.

"Ren, kau datang pagi-pagi sekali" Jimin mengabaikan Taemin yang terdiam di sofa. Menghampiri Ren karena pria feminim itu terlihat kesulitan dengan bawaannya. "Kau ini, kenapa repot-repot nanti kukumu rusak" goda Jimin. Hantaran buah-buahan sudah ia peluk aman.

"Aku bisa memperbaikinya nanti hyung, dan ini sudah siang. dimana Jungmin ?" Ren menelisik ruangan saat matanya tidak menemukan Jungmin di ranjang.

"Jungjee membawanya keluar agar mendapatkan udara segar. Lagi pula sepertinya Jungmin sudah sangat bosan"

"Ouh..." bibir tipisnya membentuk bulat "Jungkook hyung ? Apa dia tidak menemanimu hari ini  ?"

"Suamiku ada urusan, jadi dia pergi pagi-pagi sekali"

Suamiku. Ren tersenyum kecil dengan klaim atas nama Jeon Jungkook. Menunduk lalu menatap kosong lantai.

Jimin tidak memahami perubahan sikap Ren. Pria manis itu menepuk pundak Ren sebelum berpamitan untuk menyelesaikan pekerjaan nya yang tertunda.

LOVE  MAZE  [LOST for LOVE season2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang