Pagi ini Jungkook terburu pergi, suami Jimin itu bilang ada meeting pagi sekali. Dengan seorang penyanyi solo, begitu pamitnya pada Jimin.Padahal ini weekend.
Dan sekarang Jimin mendengkus sedikit kesal karena itu. Kehangatan di pagi hari yang tidak pernah Jimin lewatkan untuk pertama kalinya pagi ini Jimin kehilangan dan timbul sedikit rasa kecewa.
Pantat sintalnya mendarat di sofa ruang tengah, menelisik ke segala sudut ruangan meski ia tahu tidak akan menemukan siapapun di sana.
Jimin bosan.
Anak-anak sibuk sendiri, dengan dunia mereka. Si kembar asyik mabar game online di kamarnya. Jungjee yang nge-game sementara Jungmin pasti sibuk bermain dengan lengan kaos hyung-nya, sambil bergelayut manja.
Jira,
Jika weekend seperti ini gadis kecil keluarga Jeon itu sibuk dengan panggung, berlenggak lenggok. Jira sudah pergi dua jam yang lalu dengan Wonwoo.
"Apa di rumah ini butuh bayi lagi untuk menemani Mommy ?" Gerutunya.
Jimin membuka laci meja kecil yang ada di sebelah sofa, satu album foto yang besar dan juga tebal ia ambil dari sana. Tangan mungilnya mulai membuka lembaran foto yang tersimpan.
Bibir tebalnya mulai tersenyum tipis ketika wajah Jungkook dan dirinya terlihat mesra di sana. Photo saat hari pernikahan mereka, di pulau. Romantis.
Lembar berikutnya adalah memory yang tercetak saat perut Jimin buncit, menyimpan dua buntalan kembar yang kini sudah remaja.
"Dua Pangeran kecil Mommy" ucapnya setelah sampai pada lembar photo duo Jeon yang sedang merangkak.
Momen ini adalah yang sering Jimin lihat, karena ia melewatkan waktu yang berharga itu. Ah, kenangan pahit di masa lalu.
Jimin terus membuka lembar demi lembar untuk mengenang masa-masa yang sangat indah dalam hidupnya bersama Jeon Jungkook. Dan buah hati mereka.
"Aku sangat mencintaimu hyung"
"Semoga labirin cinta yang aku buat untuk melindungimu tidak menemukan jalan keluar hyung. Aku ingin terus bersamamu di dalamnya, menikmati belenggu bahagia, sampai akhir masa. Saat di mana kita menua, saling lupa bahwa kita pernah menghabiskan banyak waktu bersama. Lupa nama-nama anak kita, lupa berapa banyak kita bercinta" Jimin terkikik oleh ucapannya sendiri, lalu mengulum bibirnya.
"Huh.. aku merindukanmu Jeon Jungkook" kini ia menggeleng, setiap waktu mereka bertemu, bersama tapi entah kenapa rindunya ini tak pernah luntur. Selalu saja merindu.
Jimin mengusap photo terakhir di album tersebut, Jungkook sedang mencium dahi Jimin. Momen yang mereka abadikan beberapa bulan yang lalu saat aniversary pernikahan mereka. Di paris.
Jimin menutup album fotonya dan saat yang sama suara bel rumah berbunyi.
Jimin bergegas membuka pintu, tamunya sedang menunggu di luar.
Ceklek...
"Selamat pagi Sajangnim" senyum Taemin menyapa kemudian sekertarisnya itu membungkuk.
"Taemin-ssi, ada apa kemari ?"
"Saya ingin minta tanda tangan anda Sajangnim, sore ini harus saya serahkan ke Kim corp" Taemin menunjukkan map biru yang ia pegang.
"Ah.. astaga aku lupa ya, maafkan aku membuatmu repot harus datang kesini" sesal Jimin.
"Tak apa Sajangnim"
Jimin mengangguk lalu mempersilakan Taemin masuk dan menyuruhnya duduk di sofa ruang tamu.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE MAZE [LOST for LOVE season2]
Fanfictionkisah yang berawal dari pertemuan si Manis Park Jimin dan idol ternama Jeon Jungkook di sebuah pulau. cinta mereka masih terus tumbuh, meski semakin banyak rintangan yang harus mereka hadapi. kehadiran buah hati mereka membuat Jimin semakin kuat dar...