24. Kesal

124 12 1
                                    

Kamu makin hari bikin aku tambah sayang sama kamu
-Revaren.

Happy Reading!😎

"Lo telat Rev?" Tanya Sarah

"Kok bisa telat?" Sambung Ratna.

"Bisa lah bego!"

Reva yang tau sahabatnya. Akan berantem dia langsung menjawabnya. "Gara-gara Abang gue!" Katanya dengan tatapan kesal dan kaki di hentakan.

Reva menceritakan semua kejadian dari pagi sebelum berangkat sekolah, Dan dia masih mengingat kejadian sebelum berangkat sekolah.

Sarah Tertawa terpikal-pikal. "Gak ada yang lucu, setan!" Ratna menatap kesal ke arah Sarah.

uhuk-uhuk

"Nah kan batuk" Celetuk Reva sambil mengelus punggungnya Sarah.

"Awas mati" Ledek Ratna

"Lo kenapa tiba-tiba ketawa?" Tanya Reva membuka suara.

"Gue ngakak ngeliat muka Ratna yang biasa aja!" Katanya dengan tersenyum mengejek.

Ternyata receh juga ya Sarah.

Ratna ingin rasanya mencabik-cabik Sarah, sekarang juga, tapi dia tangannya dicekal oleh Reva. "Dasar orang stress" katanya dengan kesal.

Reva menggelengkan kepalanya. "Udah lagi sih, masih pagi udah berantem aja!" Lerainya sangat kesal.

"Siap" Kata mereka berdua.

Sarah menghela nafasnya, sebelum bertanya sesuatu. "Rev?" Panggil Sarah. "Gue mau tanya" Katanya lagi.

Reva hanya mengangguk. "Lo kan tadi terlambat, terus lo bisa sampe ke dalam sekolah ini sama siapa?" Tanya Sarah Jiwa penasarannya sangat meronta-ronta.

Reva menatap mereka berdua secara bergantian. "Kak Regi" Katanya dengan senyumnya.

Mereka berdua sangat syok, bahkan Ratna saja sampai mulutnya terbuka. Sangking syoknya.

"WHAT?" Ucap Sarah, dia masih tidak percaya. "Lo gak bercanda kan?" Tanyanya lagi.

Reva mengendus. "Lo liat, muka gue serius dan gue gak bercanda" Geram Reva dengan nada yang sangat serius.

Ratna dan Sarah mereka berdua saling menatap Reva, secara bergantian. Dan benar saja, Tidak ada tanda-tanda kebohongan di mata Reva! Ternyata dia benar.

"Gue rasa Reva benar" Ucap Ratna merangkul pundak Sarah, dan menepuk-nepuk nya.

"Kita percaya kok sama lo" Kata mereka berdua kemudian tersenyum.

***

Bel tanda pulang sudah berbunyi, sejak tadi namun Reva sedang menyelesaikan catatannya.

Jika kalian kenapa tidak difoto saja? terus sampai rumah di lanjutkan mencatat kembali.

Tentu saja itu bukan Reva, karena dia pelupa, dan juga anak IPA itu tugasnya sangat bejibun, alias banyak.

"Reva!" Panggil Sarah. "Cepat sih lama banget!" Ucapnya dengan kesal.

"Duluan aja sih, suruh siapa nunggu gue" Jawab Reva yang masih fokus menulis.

"Syukur-syukur lo ini udah di tunggu" Celetuk Ratna. "Yuk kita duluan aja lama nunggu bocah ini mah" Ajak Ratna menggandeng tangan Sarah.

Reva berdigik ngeri, "ih lesbi" katanya dengan nada teriak.

"Malu-maluin"

Ternyata Reva bisa malu-maluin juga ya HAHAHA

Coba tebak itu siapa yang ngebatin?

***

Pukul 17:00

Reva baru saja menyelesaikan catatannya. Dia sedang membereskan alat tulisnya yang berantakan dimana-mana.

Reva saat ini sedang berdecak, dia kesal sekali kenapa guru sejarahnya ini ngasih catatannya sangat membangongkan sekali,

Sebenernya Reva ini tidak suka pelajaran IPS apalagi sejarah dia sangat benci dengan pelajarannya, akan tetapi di jurusan IPA ada pelajaran mapel sejarah, jadi ya sudahlah sekarang hanya bisa pasrah.

Mampus udah jam 17:05 sore bisa-bisa gue kena omel mama ini! Monolognya. sambil berjalan dan menenteng tas ungu kesayangan Reva, yang masih awet sampai sekarang.

Reva berdecak kesal, dia menelpon hampir 10x lebih, tetapi tidak ada satupun yang di angkat abanganya!. udah hari ini buat gue kesal masa iya sih dia gak mau jemput gue? Ataupun nanyain gue 'mau di jemput apa gak?' kan gue sebagai anak bungsu mau dong di tanyain. Monolognya sangat kesal.

Saat Reva sedang menunggu angkutan umum, tiba-tiba ada tangan yang menepuk pundaknya.

Sontak saja itu membuat Reva terlontar kaget, "Astaghfirullah" Katanya sambil mengelus dadanya.

Kemudian dia menghela nafasnya. "Lo bikin orang jantungan aja!" Ucapnya dengan kesal.

Cowok itu Darren kemudian tersenyum simpul. "Maaf ya, belum pulang?" Tanya Darren lagi.

"Pake nanya!" Kesalnya.

Darren terkekeh gemas. "Masih kesal ya?"

Reva tidak menanggapi pertanyaannya. Dia sibuk dengan handphonenya.

"Reva!" Panggil Darren, namun Reva tidak menjawabnya.

"Reva"

"Reva"

"Sayang"

"Sayang"

"Hm, kamu masih ngambek ya? Aku minta maaf ya," Kata Darren dengan suara yang sangat lembut.

Lucu banget, tapi harus gue tahan!

Reva tidak menggubris Darren sama sekali, "Kamu mau apa?" Tanya Darren dia tidak menyerah.

"Pulang" hanya itu yang bisa di jawab Reva.

Darren segera mengambil motornya, dan menuju ke halte bus.

"Ayo naik,"

Reva mengikuti saja perintah Darren, lagian juga diantar pulang, tidak butuh mengeluarkan biaya!

Reva mengulurkan tangannya ke arah Darren, dan dibantunya. agar gampang menaiki motor sportnya.

"Mau seblak" Katanya dengan puppy eyes nya.

Darren, melihat tingkah Reva dikaca spion, membuatnya. terkekeh gemas. "Iya, tuan putri"

Saat sampai dikedai seblak, Reva, sangat excited sekali, dia masuk duluan tanpa menunggu Darren, yang di belakangnya.

Dasar bocil

Darren menghampiri Reva yang sudah duduk di kursi dengan tenang, dan melambaikan tangan kearah pacarnya.

***

Lanjutan ada di bab selanjutnya, ya biar kalian penasaran hehehe

Btw maaf ya baru up, aku beneran sibuk banget semenjak sekolah ini, tapi aku bakal usahain selalu up, walaupun udah jarang, makasi buat readers setia yang selalu menunggu aku up!

Terimakasih

17 September 2023

REVAREN (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang