Kalo di suruh milih gue bakal ngulang waktu, dan gue bakal dapetin lo sebelum orang lain.
-Regi AnditaHappy Reading🫶🏼
Pagi Reva sedang berada di dapur bersama keluarganya kecuali si Rey, dia dan keluarganya sedang menunggu Rey.
"Ma, tadi udah bangunin abang? Kok dia lama ya ma?" Tanya Reva menggerutu kesal
"Udah kok, tadi katanya abang kamu mau mandi" Jawab Mama Reva, sambil menyiapkan makanan.
Bisa-bisa gue telat ini kalo lama.
Rey menuruni tangga dan menyengir tanpa dosanya.
"Lama si bang" Gumam Reva yang masih bisa di dengar Rey.
Rey tidak terima adiknya berkata seperti itu. "Berisik, biasanya aja selalu gue duluan yang nunggu lo sarapan di dapur" Protes Rey.
Papa Reva yang tau anaknya bakal ribut lagi dan membuka suara.
"udah kalian ini cuma masalah sepele aja sampai ribut gini" Heran Papa Reva sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Bocil duluan tuh yang mulai" Jawab Rey dia tak terima
"Sensi amat sih"
"Kalo kalian masih ribut nanti telat loh" Celetuk sang Mama entah dari mana
Reva dan Rey hanya mengangguk saja, dan mereka makan tanpa suara hanya sendok dan garpu yang bersuara.
---
Saat sampai di sekolah Reva berdecak, bisa-bisanya dia telat.
"ANJING" Umpat Reva dia kesal sangat kesal karena abangnya ini pake mules segala.
Flashback on
"Bang cepetan nanti gue telat anjir" Teriak Reva yang sedang memakai sepatu
"Abang kamu mules Rev" Jawab Mama Reva.
Reva kesal banget ingin rasanya dia buang abangnya itu.
Flashback off
Reva. Saat ini sedang sedang meminta pak satpam sekolah untuk di buka kan gerbangnya.
"Pak tolong lah pak, buka gerbangnya." Mohon Reva dengan tatapan puppy eyes nya.
Dan itu tidak terpengaruh oleh pak satpam. "Maaf neng, enggak bisa lagi, lagian siapa suruh juga neng telat" Ucap pak satpam sekolah.
Reva hanya mengangguk pasrah
ini semua gara-gara Abang!Saat sedang memikirkan cara agar bisa masuk tiba-tiba ada yang menarik tangan Reva, dan membuat Reva terkejut, dan mereka berada di belakang sekolah
"Lo telat?" Tanya Regi. ya yang menarik tangan Reva itu Regi.
Reva berdecak, sudah tau dia telat masih saja nanya.
"Kamu nanya?" Canda Reva sambil tersenyum singkat.
Ni anak ngeselin juga ternyata. Batin Regi dia hanya tersenyum saja.
"Kak ini gimana kita masuknya?" Tanya Reva kepada kakak kelasnya ini
"Oh gampang, tinggal manjat aja" Jawab Regi Santai.
Reva melongo, bisa-bisanya dia bilang manjat gampang? Emangnya dia pikir seperti buka gerbang.
Regi melihat Reva yang melongo seperti itu dia menepuk pundaknya."Heh ngapain ngelamun." Ucap Regi. "Ayo kita naik ke atas gerbang" Ajak Regi
"Susah ini kak" keluh Reva.
"Kamu naik di pundak aku, terus kalo udah, nanti langsung loncat ya, awas jatuh" Saran Regi
Reva hanya mengangguk. "Jangan ngintip" Peringat Reva Ke kakak kelasnya itu.
Regi hanya berdehem saja.
Duh gimana ini loncatnya, gue takut.
Saat Reva sedang memikirkan bagaimana caranya dia turun. Ada tangan yang menepuk pundaknya.
"Loh kirain udah turun" Heran Regi. "Ayo turun," Ajak Regi.
Reva menggelengkan kepalanya. "Gak mau takut" Ucap Reva namun dia sudah sudah d tarik Regi dan mereka berdua jatuh berhadapan.
Regi menatap mata Reva dengan tatapan salting. "Maaf ya, tadi kalo aku gak narik kamu, kita udah ketawan guru. " Jelas Regi kepada Reva.
Reva hanya mengangguk saja. "Terus kita lewat mana lagi kak? Tanyanya.
"Kita masuk aja ke kelas kan belum lama juga waktunya." Saran Regi
"Tapi kalo ketawan gimana kak?, Aku gak yakin sih kalo aman" Jelas Reva panjang lebar.
"Oke, gimana kita tunggu di taman aja, itu tempat aman, nanti kalo udah bunyi bel kita ke kelas!" Saran Regi menarik tangan Reva ke taman.
yang di bilang Regi itu benar. Karena mereka aman disini dan tidak ada yang membuka suara. Sibuk memikirkan pikiran masing-masing.
Saat itu bel istirahat berbunyi. Dan Reva bergegas ingin menuju ke kelasnya.
Reva menghela nafasnya. "Kak aku duluan ke kelas ya, terima kasih. Udah bantu aku lolos dari hukuman guru" Ucap Reva dia tidak enak masa sudah di bantu tidak bilang "terimakasih"
Regi mengangguk. "Iya sama-sama, lain kali kalo butuh bantuan bisa kabari ya rev" Saran Regi
"Iya kak" Reva langsung berlari ke arah kelas
Reva berlari kencang dia buru-buru agar guru pada tidak melihat Reva terlambat, bisa-bisa dia di hukum.
Brak
Reva tersungkur ke lantai posisinya, menyium lantai.
jangan di tanya lagi sudah pasti Reva sangat malu.
ANJING
Ada uluran tangan untuk membuat Reva berdiri. Reva mendongak ternyata itu Darren.
Seperti Dejavu, walaupun beda tempat tapi kejadiannya dan orangnya sama persis.
Reva menerima uluran tangan tersebut "Terimakasih ya," Senyum Reva.
Darren mengangguk. "Lo telat?" Tanyanya dengan menaikan alisnya.
Reva hanya berdehem saja. "udah ya gue mau taro tas dulu, bye" Pamit Reva berlari kembali
Darren tak ambil pusing dia melanjutkan perjalanan ke kelas saja. Lagi pula dia bisa bertanya Reva waktu nanti, dia tau sekarang bukan kondisi yang pas, dan dia juga belum mengerjakan tugas nya. Itu sekarang yang lebih penting
Reva bukan prioritas nya ternyata HAHA
***
jangan lupa di vote
Terimakasih.6 JUNI 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
REVAREN (ON GOING)
Novela Juvenil[CERITA INI DI REVISI SETELAH TAMAT] Berawal dari Reva anak baru di SMA Taruna Bangsa, yang tiba2 di klaim oleh mos wanted yang di idam-idam kan seluruh siswi di Sma Taruna Bangsa "Siapa Lo ngatur-ngatur gue hah?" Tanya Reva "Gue pacar lo!" Jawab Da...