25. Seblak

86 11 1
                                    

Jika di dekatmu selalu membuatku nyaman, maka aku ingin selalu ada di dekatmu
-REVAREN

Darren menghampiri Reva yang sudah duduk di kursi dengan tenang, dan melambaikan tangan kearah pacarnya.

Kemudian Darren dan Reva melihat menu seblak nya. "Darren, mau pesan yang level 5 ya!" Ucap Reva dan hanya menampilkan gigi gingsulnya.

Darren menggelengkan kepalanya. "Engga, itu pedas!" Katanya, membuat Reva mengendus.

"Ish" Decaknya kesal dan mengeluarkan puppy eyes nya.

lucu banget si cewe gue ini Batin Darren

Darren Menghela nafasnya. "level 1 aja ya?" Tanya Darren lembut, "Nanti lambung lo sakit lagi,"Lanjutnya.

Reva, masih mengeluarkan puppy eyes nya, agar Darren tidak melarang Reva memesan level 5!

"Level 5 ya?" Tanya sekali lagi, siapa tau Darren berubah pikiran.

Namun Darren tetap kekeh, "engga, level 1 aja," Katanya. "Kalo lo masih nolak level 1, gue bakal pesan yang gak pedas!" Ancam Darren, dengan tatapan tajamnya.

Reva yang di tatap seperti itu dia hanya pasrah. "ya udah, iya, level 1 aja" Ucap Reva, kemudian dia menatap punggung Darren yang sudah menuju memesan seblaknya.

Setelah Darren memesan, Reva melihat Darren dari kejauhan yang membawa nampan berisi 2 mangkok seblak, kemudian di belakangnya di bantu oleh waiters membawa minumannya.

Reva senang akhirnya seblaknya sudah datang, ya walaupun bukan kemaun dia si request levelnya.

Darren, melihat Reva makan dengan lahap seperti tidak makan 1 tahun, tersenyum tipis sangat tipis. Bahkan Reva saja tidak melihatnya tersenyum.

Reva bersendawa, dia menutup mulut dengannya karena malu! Ya iyalah, orang di lihatin Darren!

"Hehehe" Cengirnya tanpa merasa dosa sedikit pun.

Mereka berdua sudah selesai, hingga akhirnya mereka berdua hampir berdebat, hanya karena Reva tidak mau di bayarkan!

"Darren, ini uangnya" Ucap Reva menyodorkan uang berwana hijau, kepada-nya.

Namun Darren menolak nya. "Engga usah, pegang aja duitnya buat beli jajanan lain" Kata Darren, menatap kekasihnya. "Aku aja yang bayarin ya, diem disini jangan rusuh, aku mau bayar dulu." Ucap Darren meninggalkan Reva di kursi yang didudukinya. Dan sambil menunggu kekasihnya.

walaupun dia yang bayarin gue, tetap aja gue salting. Batinnya

Setelah menunggu Darren membayar akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Namun Darren tetap ingin berlama-lama dengan Reva.

***

Reva senyum-senyum sendiri, memikirkan kejadian tadi yang menurut dia sangat lucu sekali

Flashback on

"Reva, kamu kalo mau tidur, tidur aja. Nanti aku bangunin kamu kok" Ucap Darren dengan suara seraknya. Sambil mengelus kepala Reva

Reva yang d perlakuan seperti itu dia pasti salting dong, dia menurut ke dua tangannya. Ke wajahnya.

"Iya, Darren. " Kata Reva dengan tatapan ke depan.

Darren masih mengelus kepala Reva, kan jadi tambah salting Revanya.

Reva membuka suara. "Darren?" Panggil Reva, Darren hanya berdehem saja.

"Darren" Panggil Reva lagi, karena tidak di jawab.

"Apa sayang" Jawab menoleh ke arahnya. Kemudian mengahadap pandangan nya ke depan. Dan tangan masih saja ngelus kepala Reva

"Kamu gak bosan-bosan, apa ngelus kepala aku terus?" Tanya Reva, pipi dia sudah seperti kepiting rebus


"Enggak, karena aku sayang kamu" Kata Darren, itu membuat jantung Reva berdetak sangat kencang sekali

Flashback Off

Reva tidak menyangka jika Darren menyatakan perasaannya secara langsung. Dia tau bahwa selama ini Darren itu orangnya gengsian

Reva bersyukur sekarang Darren tidak gengsi, ya meskipun dia tidak tau kedepannya. Apakah masih gengsian??

Reva saat ini masih senyum-senyum sendiri memikirkan kejadian tadi, Reva tidak menyadari jika sedari tadi dia di perhatikan oleh abangnya. Siapa lagi kalo bukan Rey?

"Ngapa lo senyum-senyum sendiri, kalo orang kerasukan," Sahutnya membuat Reva berdecak.

Reva tak terima di katain kerasukan, "Stress ya bang" Elaknya dengan nada bertanya balik

"Lo itu yang stress, lo senyum-senyum pasti abis ketemu cowo lo kan?" Tanya nya bermaksud untuk menggoda sang adik.

Reva mengendus sebal, "udah lah gue mau ke kamar aja!" Katanya, sambil berjalan dan menghentakkan kakinya.

***

Hari ini Reva bertemu kembali dengan teman-teman nya. Reva menceritakan semua kejadian lucu kepada Sarah dan Ratna.

"Lucu banget, cowo lo" Ucap Ratna dia iri karena dia sampai saat ini belum di tembak oleh Kevin yang ber notabe HTS nya!

FYI HTS = HUBUNGAN TANPA STATUS

"Iya dong" Balas Reva dengan berbangga diri. "Kasian masih HTS" Lanjutnya dengan mengejek

Sarah tersenyum puas, "gue setuju sumpah sama lo Reva" Sahutnya melirik ke arah Ratna

Ratna mengendus sebal, "heh asal kalian tau ya, walaupun gue HTS tapi gue sayang sama dia," Jelas Ratna yang tak terima

"Sekarang gue mau tanya sama lo?" Ucap Sarah dan Ratna hanya menganggukkan kepalanya.

"Walaupun lo sayang sama Kevin, tapi kalau dia gak nembak lo percuma, Ratna!" Katanya penuh penekanan

"Betul tuh, " Sahut Reva

Ratna lagi-lagi mengendus, "kok lo malah belain Sarah sih? Gak belain gue??"

"Apasi lo!" Sarkas nya dengan nada ngegas

"Apa mau ribut? Sini" Ucap Ratna tak terima

Sarah menghela nafas nya. "Untuk saat ini gue lagi gak mau berantem karena masih pagi ya, tapi kalo sampe lo cari masalah ke gue, kita bakal adu jotos" Ucapnya panjang lebar, "dan pasti Reva bakal pusing dia ngeliat kita adu jotos" Lanjutnya, membuat Reva menganggukan kepalanya.

"Oke"

***

Halo gais maaf ya baru up, soalnya sibuk banget sm sekolah, aku juga lupa publish draf nya, soalnya ini dari bulan Januari aku benar-benar lupa. Hehehe

jangan lupa vote!

19-6 Februari 2024

Terimakasih

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REVAREN (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang