dua >>>

283 28 1
                                    

Kim Sunoo menutup hidungnya segera. Setelah melihat tulisan di bawahnya, dia sewot. Tidak suka.

"Apa-apaan, nih?! Kok ada darah?!"

Halo!! Kalian datang untuk bermain, bukan? Tepat sekali karena mulai hari ini permainan resmi dibuka. Selamat telah menjadi kelompok pertama yang bermain!! Yeay!! Baksu~

"Ada udara, gak ada angin. Ada suara, gak ada orang," cetus Ni-Ki.

Beomgyu pun merangkul pundak Ni-Ki. "Biasalah, dek. Pengen sok misterius gitu." SKSD banget emang.

"Woy! Siapa lo?! Tunjukin diri!" seru Jay. Dia tidak tahan untuk tidak mengomel.

Waaahh, sepertinya kalian tidak sabar untuk segera bermain, ya? Baiklah. Silahkan bersihkan diri kalian terlebih dahulu.

"Lu kira gue gak pernah mandi, apa?!"

Kali ini Heeseung yang berteriak. Sangat tidak sopan sekali berkata macam tadi. Mana mungkin Heeseung tidak mandi. Nanti dia tidak bisa menggombali para gadis.

Lalu, tiada hujan tiada petir, mendadak di sekitar mereka berkabut. Kabut ini membuat batuk. Dan ... tanpa disadari, mereka perlahan pingsan. Tak sadarkan diri.










































Seorang pemuda baru saja menyelesaikan perjalanannya. Kini, dia berada di pinggiran jalan menuju sebuah universitas ternama. Ingin memantau seseorang, meski hanya sekejap.

Dia berjalan santai seraya bersenandung kecil. Matanya mengarah ke berbagai arah, menikmati jalanan yang cukup ramai.

Brak!

Oh, sepertinya ketidak beruntungan sedikit menganggunya. Wajah tampannya baru saja mendapat tamparan mendadak dari sebuah koran.

Tak ingin memperpanjang masalah dengan marah, cowok itu mengedarkan pandangannya. Mencari dari mana koran lama tersebut berasal. Bukan koran lama lagi, baunya sangat mirip tahi ayam. Mungkin saja memang korannya ada bekas tahi ayam, ew.

Dia menemukannya. Seseorang yang mengangkut banyak sekali koran bekas. Entah untuk apa.

Si cowok bermaksud mengembalikannya segera. Namun, matanya malah salah fokus pada sebuah berita yang ada di sana. Kemudian matanya beralih pada tulisan yang menunjukkan tanggal koran itu terbit. Gila.

Haruskah dia melakukannya?














































Saat membuka mata, yang dilihat Hueningkai pertama kali adalah langit malam. Bertabur bintang, cantik. Apakah dia sedang bermimpi? Namun, tamparan di pipinya menjadi bukti bahwa dia sedang tidak bermimpi.

"Hyukaa!! Banguuunn!! Heh!" seru seseorang sambil terus menampar pipi Hueningkai.

Kesal, Kai pun langsung terduduk tegak. Ternyata itu Jay, teman satu angkatannya. Kelasnya bersandingan dengan kelas Kai. Kai berdecak kesal.

"Gak usah main fisik bisa gak, sih?"

"Ya maaf. Soalnya lo gak bangun-bangun, sih."

Nah, ngomongin soal bangun. Kai juga bingung, kenapa dia seperti baru bangun tidur? Padahal seingatnya tadi dia masih berdiri sampai ... ah, iya! Pasti dia pingsan karena kabut yang dihirupnya.

"Yang lain mana?" tanya Kai.

"Tuh." Jay menunjuk di mana ada gerombolan yang sedang terduduk juga, di atas rumput yang sama.

Mafia Game | TXT & ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang