tiga >>>

234 19 0
                                    

Hening. Suasana menjadi lebih sunyi dari semula. Tidak ada yang benar-benar berbicara sampai Jelek bersuara.

Hahaha. Aduh, kok pada takut gitu, sih? Udahlah. Sekarang kita mulai game-nya, ya? Eh, hampir lupa. Kalian perkenalan dulu, gih. Siapa tau ada rencana berdusta tanpa cacat, hehe.

"Ekhem. Gue mulai duluan, ya," celetuk Yeonjun membuat semuanya menoleh ke arahnya. "Gue Choi Yeonjun. Polisi. Gue harap, gue ngelindungin orang yang benar."

"Choi Soobin. Penjual siomay. Siapa tahu ada yang mau ngelindungin gue."

"Gue Choi Beomgyu. Kerjaannya cuma mancing. Di mana ada keributan, di situ saya sumbernya. Wakakaka."

Sunoo melihat sinis Beomgyu. "Edan nih orang."

"Kang Taehyun. Selain idol, saya juga kerja paruh waktu sebagai pesulap, hehe."

"Jadi yang bener apa?!" tanya Heeseung kesal.

"Sssttt diam. Atau lo mau gue ilangin kayak,"–Taehyun mengambil sebuah pulpen dan menghilangkannya dengan cepat–"gini."

Heeseung terdiam. Ternyata memang beneran bisa sulap. Taehyun hanya cengengesan. Sudah biasa dengan respon itu.

"Kai Kamal Huening. Gue cuma pangeran yang kerjanya tidur doang. Lanjut."

Jay melotot. "Idih, panjang banget itu nama. Lagian, mana ada pangeran di sini. Ngadi-ngadi."

Jungwon mencubit kaki Jay. "Sssstttt, jangan malu-maluin. Dia emang keturunan bangsawan."

Oke, Jay kicep. Mana mungkin kali ini Jungwon berbohong. Jay pun berdeham canggung.

"Lee Heeseung. Polisi yang kerja sampingannya main basket dan cari calon istri, mwehehehe." Heeseung menyengir. Tampan sih iya, tapi tatapan dari yang lain mengisyaratkan 'lo diem, atau gue tendang'.

"Park Jeongsong, panggil aja Jay. Paduka? Oh, itu saya. Pangeran Kamal, kita bisa jadi bestie." Jay mengedipkan mata pada Kai yang dibalas tatapan sinis.

"Dih, ogah."

Jay menghela napas. Sabar, Jay. Sekarang sudah impas.

"Sim Jaeyun, panggil aja Jake. Terserah kalian mau nuduh gue apa. Yang penting jangan bicara tanpa ada bukti."

"Lah? Mana bisa gitu, njing?!" teriak Beomgyu tak terima. Apa-apaan itu?!

"Bisa. Gak ada peraturan harus benar-benar ngenalin peran, 'kan? Lagian, pasti bakal ada yang curiga gue mafia walaupun gue udah ngasih tahu peran gue."

Kali ini Beomgyu yang kicep. Bocil sekarang memang harus mulai diajari sopan santun yang benar. Eh, tapi kan di sini mereka seumuran.

"Park Sunghoon. Gue sama kayak Jake." Jake melirik, lalu tersenyum senang.

"Aduuhh, sejiwa sepemikiran nih ceritanya," ledek Ni-Ki seraya tertawa.

"Diem lu bocil." Mendapat perkataan datar dari Sunghoon, Ni-Ki pun diam. Mana berani lawan pangeran es? Bisa-bisa dia dikutuk jadi olaf.

"Kim Sunoo. Hacker. Jangan bikin gue emosi kalau gak mau gue julidin."

"Yang Jungwon. Sebenarnya pengin jadi polisi, tapi gak enak. Jadi, gue pilih dokter aja."

"Lah? Emang bisa gitu, Won?" tanya Ni-Ki heran.

"Bisa, udah lanjut. Tinggal lo doang."

"Oh, iya. Hai, brother! Gue Nishimura Riki, panggil aja Ni-Ki. Peran? Saya jadi barista. Kalau mau mampir di bar gue, silahkan aja." Ni-Ki membuat simbol peace dengan jemari tangan kanannya. Tak lupa menyengir.

Mafia Game | TXT & ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang