Kenma menaruh tas miliknya di kursi sebelah hingga terdengar bunyi keras. Atsumu yang mendengar dengan sigap segera memberikan komentar.
"Gila Ken, Lo mau sekolah apa tawuran, pake bawa batu segala."
Kenma memutar bola matanya malas. "Buat gebukin Lo nanti di sekolah."
Osamu bergabung, mendudukan diri didepan keduanya. "Lo seriusan bawa batu ke sekolah?" Tanya Osamu memastikan.
"Pake nanya."
Atsumu menelan makanan yang ada di mulutnya. "Terus bawa apaan Lo?"
"Bawa buku, buat belajar pelajaran mematikan." Ucapannya menekankan kata terakhir.
Osamu terkekeh. "Semangat deh, Ken."
"Gue ramal nanti otak Lo bakal ngebul." Goda atsumu. Kenma memanglah cerdas tetapi untuk urusan hitung menghitung skip dulu lah. Kalau duit gas.
"Males gue ketemu orangnya, kemaren gue kalah gara gara dia kagetin." Wajah kenma berubah masam, teringat kenangan menyebalkan tempo hari.
"Lo aja yang noob." Lagi dan lagi atsumu menyulut emosi kenma.
"Bacot lo, saber roam."
"Apa lo-"
Ucapan atsumu terhenti ketika Osamu menggebrak meja dengan keras. "Diem, makan."
Kenma maupun atsumu mengangguk cepat, serem coy diamuk sama bunda samu.
_____
Murid-murid berlalu lalang di koridor, entah berjalan, mengobrol, berlari, dan bahkan ada yang berteriak-teriak. Semuanya sangat ramai, membuat kenma tidak nyaman. Dia menyesal tidak mengikuti atsumu melihat gymnasium.
Helaan nafas terdengar, teringat bahwa hari ini akan ada pembelajaran kimia. Memikirkannya saja dapat membuat kenma muntah.
"Kenma." Seseorang datang menghampirinya. Kenma menatap dan berdehem sebagai jawaban.
"Lo gapapa? Mau ke UKS aja?" Tanyanya.
Kenma menggeleng. "Ga perlu, gue gapapa." Jawab kenma mengalihkan pandangannya.
"Serius? Muka Lo pucet loh." Memang benar yang dikatakannya, mungkin sebab gugup hingga membuat kenma terlihat seperti orang sakit.
"Gapapa, santai aja."
"Ya udah, kalau ada apa panggil gue aja. Gue taketora." Pria itu menyodorkan tangannya, kenma membalas salam itu. Langkah kaki taketora menjauh setelah memberikan senyum tipis.
Kenma bernafas lega. "Belum belajar aja udah kek orang sakit apa lagi pas belajar nanti, kek zombie."
Suara bel berbunyi, membuat kenma terkesiap dari duduknya. Pelajaran pertama, kimia. Mari kita doakan keselamatan kenma melewati pelajaran pelajaran yang mematikan lainnya.
Kenma menghela nafas panjang ketika jam istirahat berbunyi, lebih bahagia lagi ketika mendapat kabar mereka pulang lebih cepat. Kepalanya ia tumpukan pada meja, terlihat nyawanya yang melayang meninggalkan raganya.
"Mau mati aja gue...."
Taketora datang menghampirinya. "Kenma, Lo serius gapapa? Makin pucet Lo."
Kenma bangkit dari duduknya, membawa tasnya. "Gapapa, ini juga mau pulang." Taketora mengangguk dan mereka melangkah keluar.
"Ken, kenapa Lo? Kaya Mayat idup aja." Suara atsumu terdengar ditelinga kenma, membuatnya menghentikan langkah dan berbalik. Tampak Osamu dan atsumu yang datang menghampirinya.
"Lo bayangin, tadi gue belajar fisika Ama kimia."
Osamu terkekeh pelan, berbeda dengan atsumu yang sudah tertawa dengan kencang. "Pantes kaya Mayat idup." Komentar Osamu.
Taketora melirik ketiganya. "Lo ga suka ya Ken?" Tampaknya ia dapat mengerti mengapa kenma sangat pucat sedari tadi.
Atsumu menghentikan tawanya. "Bukan ga suka lagi, tapi phobia." Ucapnya dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Pantesan dari pagi dia pucet."
Kenma mulai melangkahkan kakinya kembali, diikuti ketiganya. "Dah lah, gue mau cepet sampe rumah, cape."
Atsumu maupun Osamu menggenggam bahu kenma, menghentikan pergerakannya. "Lo lupa, Ken?"
"Lo ada pembelajaran sama si kakel."
Bagaikan tersambar petir. Kenma rasanya lemas sekali, ingin menangis saja. "NAPA KALIAN INGETIN ANJIR!" Kenma menatap keduanya marah.
"Gatau, tadi tangan sama mulut gue gerak sendiri." Elak atsumu dan langsung diangguki Osamu.
Kalau saja mereka tidak mengingatkan kenma pasti sudah bisa bermanja dengan kasur kesayangannya.
Dirinya melangkah menjauh dengan cepat sembari memberikan jari tengah yang ditujukan untuk kedua saudaranya.
"Semangat, Ken!" Ucap Osamu.
"Jangan sampe mati ya!" Lanjut atsumu.
Sedangkan taketora hanya terdiam melihat interaksi ketiganya. Rasanya energinya akan habis jika ikut bergabung.
_____
Kenma membuka perlahan pintu perpustakaan, tempat yang dijanjikan kuroo untuk pembelajaran mereka. Katanya dia harus menunggu di meja nomer 7.
Kenma melirik kanan dan kiri, ada beberapa Siswa di sana. Ada yang memang belajar ada juga yang malah Kencan.
Kenma menemukan meja yang disebutkan, dirinya duduk di sana. "Gada siapa siapa anjir, masa kelas dia belum pulang?" Dia mengeluarkan handphone, memilih untuk bermain sambil menunggu.
Rasa panas dari matahari yang menyorot semakin terasa, jam dinding sudah menunjukkan pukul satu siang, dan kenma sudah menyelesaikan 4 match pertandingan tetapi orang yang dimaksud belum juga menunjukkan batang hidungnya.
"Lama bet anjir, jangan jangan dia lupa lagi?"
Kenma melirik ke arah pintu, lalu menerawang ruangan, namun nihil orang itu masih tidak ada.
"Ah males gue, mending turu."
Kepalanya dia tumpukan ditangannya, mulai memejamkan mata. Jujur saja, sangat melelahkan belajar fisika dan kimia pada waktu yang bersamaan.
Diwaktu yang bersamaan dengan kenma yang masuk dalam mimpi, seseorang yang ditunggu akhirnya datang. Dia melangkah mendekat dan mendudukkan dirinya di samping kenma.
"Kenma...." Lirihnya.
"Udah nyenyak banget kayaknya."
Kuroo memutuskan menunggu, mengeluarkan buku dari tasnya dan mengerjakan tugas yang diberikan gurunya. Anak rajin, biasalah.
Tugasnya sudah selesai, kuroo terlalu fokus sampai sampai tidak menyadari kenma yang sudah bangun sedari tadi, memperhatikannya.
"Bangun juga, udah lama?" Tanya kuroo, memberikan senyuman hangat yang mampu membuat kenma tersipu.
Kenma terkesiap. "Lama, fokus banget sampe ga nyadar gue dah bangun."
Kuroo terkekeh. "sorry sorry, mau langsung mulai belajar?"
To be continude.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang tanpa bilang | kuroken [END]
Fanfiction"Sesusah itu Ken buat paham fisika?" Tanya kuroo. "Bacot Lo!" Sentak kenma. ❗ WARNING❗ • BxB • OOC • SEMUA KARAKTER MILIK FURIDATE HARUICHI • ALUR BERJALAN SECARA LAMBAT Rank #3 Kenma #12 kuroken #4 Lev #14 Yaku