"Wah lihat! Aku menemukan Nona Cantik di sebelah sana?!"
***
[Name] membalikkan badannya, mengarahkan pandangannya pada para lelaki di belakangnya.
"Kiw cewe~ nyasar nih neng?"
"He-hei ja-jangan begitu, di-dia bisa saja tidak nyaman,"
"Sungguh luar biasa! Kecantikan yang begitu sempurna! Lihatlah betapa rambutnya tergerai dengan indah... Ohh aku benar-benar bersyukur melihat kecantikan ini..."
[Name] menatap datar ketiga laki-laki yang kini berada di depannya itu. Kemudiian mengamati mereka, orang pertama memiliki potongan Bob yang sedikit aneh, disebelahnya seorang yang memiliki raut wajah gugup. Lalu ia mengarahkan pandangannya pada orang aneh berambut gondrong yang memuji kecantikan [Name].
"Benar.. aku tersesat. Bisakah kalian menunjukkan jalan dimana ruang tunggu berada?"
"Tentu saja! Ayo, ikuti aku Nona! Ngomong-ngomong perkenalkan namaku Bachira Meguru, pria cemen disampingku ini Aoshi Tokimitsu, dan tidak usah pedulikan pemuja kecantikan ini," Jelas Bachira panjang lebar.
"Jangan percaya dia, namaku Jyubei Aryu, Nona bisa memanggilku Aryu," Sanggah Aryu sambil memegang tangan [Name], ia membungkukkan badannya kemudian mencium telapak tangan [Name]. [Name] sendiri biasa saja dengan cara perkenalan Aryu, sebab ia sering di perlakukan seperti itu ketika mengikuti pertemuan para pengusaha Barat. Namun tetap saja, itu mengganggu dan menyebalkan karena mereka adalah orang asing yang baru saja berkenalan.
"aaakh tidak adil! jangan mengotori tangan Nona manis ini," Ucap Bachira kaget, segera ia melepas (baca : menghempaskan) tangan Aryu yang memegang tangan lentik [Name].
"Senang bertemu dengan kalian, namaku Fujikawa [Name]. Kalian bisa memanggilku [Name] saja," Ucap [Name] lembut, walau dalam hati yang sebenarnya [Name] benar-benar badmood karenanya. Ini akan merepotkan... pikir [Name]
"[Name]-san... kamu malaikat ya?"
"Aku manusia,"
"Tapi kamu benar-benar terlihat seperti malaikat.."
"Terima kasih, tapi aku manusia Bachira."
"Baiklah, Tapi aku tetap tidak percaya! kalian duluan saja, aku akan mengantar [Name]-san," Ujar Bachira pada Aoshi dan Aryu.
"Tu-tunggu sebentar Bachira, Rin pasti akan marah jika kamu melewatkan latihan.." kata Aoshi takut-takut.
"Dia benar, kamu akan habis ditangannya setelah ini," Sahut Aryu.
"Tenang saja~ itu mudah aku bisa mengatasinya," Jawab Bachira percaya diri. Setelah mengatakan kalimat tersebut Bachira menggandeng tangan [Name] pergi meninggalkan tempat itu. Mengambil kesempatan dalam kesempatan..
"Bachira, sepertinya kamu salah arah. Aku sudah melewati jalur ini sebelumnya," Ujar [Name] bingung.
"Sudah benar kok, [Name]-san percaya saja padaku," Ucap Bachira tenang. Memang benar, Bachira melakukan sedikit trik untuk bisa berlama-lama dengan gadis cantik ini, yaitu dengan memutar arah. [Name] memberikan raut curiga pada Bachira, namun rasa curiganya seketika hilang tergantikan dengan rasa penasaran pada struktur bangunan bluelock.
"Apakah di sini memiliki banyak ruangan gym? oh dan juga aku dengar disini juga punya sistem cafeteria yang unik."
"Tentu saja! [Name]-san perlu tau sistem cafeteria itu sangat menyiksa.. karena makanan yang diberikan di tentukan oleh ranking yang didapat saat ini," Jelas Bachira.
"Ooh begitu.. pasti sulit," komentar [Name].
Waktu terus berjalan, kedua manusia berbeda gender tersebut terus berjalan melewati ruangan-ruangan. Mereka bertemu dengan beberapa orang, tidak ada yang berani mendekati mereka karena setiap ada laki-laki yang tertarik dengan [Name], Bachira selalu memberikan tatapan ganas seolah siap baku hantam dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
- BUSINESS - Mikage Reo × Reader
Fanfiction"Hanya rekan bisnis," _________________________________________ "Sungguh bau kemiskinan, enyah kau dari hadapanku." "Aku tidak percaya.. Kamu benar-benar membuang waktumu di tempat seperti ini, Reo." "Wah benarkah.. astaga ngerinya." "Berhenti berm...