★°• 0.1 •°★

1K 148 24
                                    


"Karna perlombaan sedikit lagi.. bagaimana kalau kita bertanding ulang seperti dulu?" tawar pria berambut (ubanan) abu abu. Senyuman khas tidak pernah memudar itu bikin [Name] sedikit merinding

"..Apa tidak cukup? Anda merasa tidak puas untuk beberapa tahun lalu?" Kepala [Name] sedikit miring dan bertanya kepada pria disebrang mejanya.

Berlatar restoran ramai terdapat dua orang berbeda jenisnya, hanya ada dua minuman diatas meja tidak ada makanan atau apapun. Mungkin hanya kedua ponsel selayaknya orang sedang meeting.

"[Name], saya sedikit berduka mengenai kematian Mahyun." Kedua manik ungu gelap terbelak kedua alisnya menekuk, "Terlebih lagi Mahyun adalah temanku. Yah tapi dia memakai dopping jadinya--"

"Berhenti membahas Mahyun sialan." Ucap rendah pada Choi Sangho. Bibir pria itu sebelumnya terbuka dan berhenti berbicara sekarang tersenyum lembut.

[Name] menghela nafas panjang, kembali menetralkan emosinya, "jadi? tujuan Anda sebenarnya apa?" Tanya [Name] to the point karna ia tidak suka lama lama.

Sangho tertawa kecil lalu menopang dagu menatap [Name] sambil tersenyum tipisnya, "Saya ingin membahas ini sebenarnya.. tapi karna sekarang tepat--" jeda Sangho sebentar.

"-- ingin mengajakmu bertanding kembali setelah perlombaan League of Street. Jika kamu kalah, akan saya kembalikan kamu ke Swiss."

Kedua bola mata terbuka lebar dan [Name] terdiam tidak membantah atau apapun berhubung kembalikan. Brengsek, ternyata Sangho berteman baik.

"Lah?! mana bisa g--"

"Jika kamu menang.. kamu tetap berada disini. Sebenarnya ini sebuah tantangan dari papamu, berhubung papamu berteman baik denganku jadi saya terima saja." Potong Sangho cepat. Dia mengeluarkan seringai kemenangan atas ekspresi yang dikeluarkan pada [Name]

"Lagipula.. ini sangat menarik bagimu bukan, Stargirl?" Sangho menatapmu dalam dengan bibir tipisnya naik meremehkan.

Bukan masalahnya itu.

Tetapi, [Name] bingung kenapa bisa papanya berteman baik dengan Sangho? benak [Name] sangat mencurigai kedua orang tersebut terlebih lagi Sangho. Pasti dibalik ini ada suatu alasan tidak masuk akal.

Air ludah saja sangat susah untuk ditelan mengenai perlombaan yang ditawarkan oleh Sangho. Dia pinter banget langsung memakai papanya agar menerima tantangan ini

"Mana bisa.."

"Bisa. Kalau kamu menolak nya, ada konsekuensinya."

[Name] berdecak apalagi mau ga mau harus menerima tantangan dari pria sinting ini.

"Bagaimana? saya butuh jawabanmu."

Hening melanda mereka berdua. Sangho menunggu jawaban dari [Name] sedangkan [Name] bimbang untuk menjawab iya atau tidaknya dari tantangan tersebut

[Name] menghela nafas panjang kedua kalinya karna mau tidak mau harus menerimanya "Oke, aku terima tawaranmu."

Dilihat lihat setelah [Name] menerima tawaran Sangho ekspresi pria itu berubah drastis menjadi senang. [Name] agak menatap aneh pria didepannya ini

[Name] beranjak dari duduknya membungkuk sopan sebagai tanda perpisahan. Meskipun begitu, [Name] tetap diajarkan sopan santun kepada orang yang lebih tua darinya meskipun ngeselin

"Terima kasih atas bertemunya dengan anda. Selamat siang" [Name] pamit Sangho menganggu angguk seraya ia tersenyum lembut pada gadis itu

"Bagaimanapun caranya aku akan mengalahkan mu, [Name]."
.
.

ᴡɪɴᴅ ʙʀᴇᴀᴋᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang