Sebuah kamar besar yang diisi satu orang sedang tiduran memainkan ponselnya sendiri di atas ranjang. Menscroll scroll tweet ataupun instagram mencari berita / hiburan untuk melawan rasa jenuhnya itu
Lama kelamaam bocah perempuan berumur 15 tahun itu mengerut dahi karena tidak sengaja menemukan berita konyol di tweet yang bertebaran. Berita yang sangat konyol, bahkan dibenak nya ia tidak percaya sama sekali
"Berita apa ini? aku sudah mati? konyol sekali." Yeon [Name], nama dari bocah perempuan tersebut. Sifat yang ketidakpercayaannya itu sudah sangat biasa bagi orang orang.
Ia menghela nafas pendek, "Semua nya kayak anjing ya ternyata. Menyumpahi aku seenaknya." Ia mengumpat kesal ke berita besertaan orang orang asing yang memberi komentar di tweet itu. Tweet itu cukup terkenal, bahkan para atlet pesepeda ikut komen belasungkawa atas kematiannya.
Tok
tok
tok
Ketukan pintu terdengar oleh kedua telinganya. Ia buru buru beranjak dan turun dari ranjang untuk membuka pintu kamar. Yang ternyata adalah kedua orang tuanya sendiri menatap dirinya sorot kesedihan namun berusaha tidak kelihatan
"Papa?" Gumam nya bertanya tanya menatap sang papa gugup. Jelas ia sangat gugup. Karena sang papa menatap sang putri sangat dalam dan mengerutkan dahinya
Seperti ada yang menahan untuk tidak berbicara, sang papa menghela nafas panjang menetralisir perasaan campur aduk di benaknya. Lalu, suara berat itu muncul membuat [Name] terbelak
"Siapkan baju dam dirimu, kita akan kembali ke Korea sekarang." Kata sang papa.
[Name] sedikit kaget yang tiba tiba disuruh kembali lagi ke Korea sekarang. Ada apa ini? tidak biasanya
"Kenapa pa? bukannya kata papa aku ngga boleh balik lagi ke Korea?" Tanya sang anak. Papa hanya terdiam tidak berbicara apapun selain nafas halus terdengar di keheningan mereka bertiga saat ini
"..Itu.." Jeda sang papa sebentar. Ia tidak punya kuasa untuk menjelaskan lebih lanjut. Tidak kuat melihat ekspresi sang anak nanti jika di kasih tau yang sebenarnya
"Mahyun Jo.. telah meninggal dunia barusan"
Jantung berdebar debar, seketika dirinya memegangi gagang pintu kuat kuat tak kuasa menahan rasa sakit di hatinya ketika mendengar berita sangat buruk itu. Seperti rasanya ditusuk berbagai macam jarum ke hati mungil nya
Sangat tidak percaya jikalau pelatihnya sudah meninggal. Ia sangat amat tidak percaya. Kedua bola matanya yang sedari tadi menatap sang papa biasa saja menjadi melotot dan langsung tidak ada sorot matanya
"A-apa? papa bercanda kan ya? mana mungkin.." [Name] tertawa tidak percaya dengan ekspresi yang sama, kedua matanya membesar besertaan kedua alis nya melengkung dan bibirnya tersenyum lebar
"Kami sejujurnya tidak bercanda, Yeon [Name]. Mama sebenarnya melarang papa mu untuk memberitahukan soal ini sebelum waktunya yang pas. Tapi karena wasiat dari Mahyun.. kami langsung memberitahukan mu" Jelas dari sang mama.
[Name] menatap bergantian kedua orang tuanya itu. Senyuman tidak percaya nya luntur menjadi melengkung kebawah. Seketika memori memori kecil terlintas di pemikirannya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴡɪɴᴅ ʙʀᴇᴀᴋᴇʀ
Actionʏᴇᴏɴ [ɴᴀᴍᴇ] "[Name] Disini, Ada Jahyun jangan lari" _________ SUMMORY; ᴛᴇɴᴛᴀɴɢ ᴋᴀᴍᴜ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴋᴀʀᴀᴋᴛᴇʀ ᴡɪɴᴅ ʙʀᴇᴀᴋᴇʀ. __________ sᴇᴀsᴏɴ ɪ - end. sᴇᴀsᴏɴ ɪɪ - on going sᴇᴀsᴏɴ ɪɪɪ - ᴄᴏᴍɪɴɢ sᴏᴏɴ. sᴇᴀsᴏɴ ɪɪɪɪ - ᴄᴏᴍɪɴɢ sᴏᴏɴ. (n). pengetikan agak absurd. © ᴊᴏ...