5. POSESIF GIRLFRIEND 2 end

7.8K 282 10
                                    

Sean mengikuti langkah Erga, papa kandung Karina. Erga meminta Sean untuk duduk di kursi tunggal, dan Erga duduk tepat di depan Sean.

"Kamu pacarnya Karina, anak saya?" tanya Erga.

Sean mengangguk tegas meskipun dirinya gugup setengah mati karena ini baru pertama kalinya mereka saling bertemu.

"Iya Om, aku pacarnya Karina. Kami berdua udah pacaran lebih dari dua tahun," ucap Sean.

"Kalau begitu kamu pasti tahu di mana Karina kan? teman teman Karina bilang sebelum Karina hilang, kamu yang terakhir bersama Karina." Erga bertanya dengan suara berat menatap tajam Sean.

Tubuh Sean menegang, ia meremas celananya sendiri. Sebenarnya ia ingin mengatakan semuanya tapi dia takut dengan pria di depannya ini.

"Aku.... Aku gak tahu, Om," ucap Sean.

"Kamu pacarnya kan?" sarkas Erga.

Sean tak bisa menjawab apapapun, ia kehilangan banyak kata-kata dalam pikirannya.

Erga tersenyum tipis. "Kamu tahu? Karina selalu bercerita tentang pacarnya yang bernama Sean, pria itu adalah pria yang baik katanya. Tapi saya pikir semua kebaikan yang Karina ceritakan adalah kebohongan, kamu tak sebaik yang anak saya ceritakan."

Kebaikan mana yang Karina banggakan darinya? hampir tidak ada.

"Karina anak saya satu-satunya, dia kehilangan kasih sayang orang tuanya saat masih balita. Ibunya meninggal, saya pun bersikap seperti tak peduli padanya, saya sangat menyesal tapi menyesal tak membuahkan apapapun, semuanya sudah terlanjur."

Sean semakin menundukkan kepalanya tak berani menatap kata Erga. Dalam hati pun Sean sangat menyesal karena dalam hubungannya dengan Karina, hanya gadis itu yang peduli padanya sementara tidak ada feedback darinya.

"Kamu beneran tidak tahu kabar anak saya?" tanya Erga.

Tak ayal, Sean pun menangis. Dia tak bisa berbohong pada pria di depannya ini, Sean bersimpuh di depan Erga dan menyatukan kedua tangannya.

"Aku minta maaf, Om. Aku salah telah meninggalkan Karina di jalanan sepi dua bulan lalu, setelah itu aku tidak tau apa yang terjadi pada Karina. Aku ke sini untuk bertemu Karina dan meminta maaf padanya," ucap Sean jujur dengan suara lirih.

Erga menggeratakan giginya, ia pun bangun dan membanting tubuh Sean ke lantai hingga membuat punggung Sean terasa hancur. Tak segan-segan Erga memukul wajah Sean hingga menbiru dan mengeluarkan darah dari bibinya.

"Kamu tau apa yang terjadi pada anak saya setelah kamu meninggalkannya?! dia kecelakaan! anak saya kecelakaan karena kamu! Karina koma dan belum sadar sampai sekarang. Kalau saja pada saat itu saya langsung bergegas ketika Karina meminta tolong, dia tidak akan terbaring sekarang, kalau saja saya...." Erga tak melanjutkan perkataannya, dirinya pun ikut menangis karena sikapnya pada Karina.

Tubuh Sean membeku. Karina kecelakaan? jadi apa yang ia pikirkan itu benar?

Saat itu Karina bingung dan ketakutan ditambah hujan deras yang menimpanya. Desas desus tentang kejahatan di sering terjadi di sana membuat Karina tak bisa berpikir jernih.

Karina berlari melewati jalan sepi itu, benar-benar tidak ada orang satupun. Kepala Karina terasa pusing ditambah dengan hidungnya yang mimisan, dan hujan yang sangat deras membuat penglihatannya memburam.

Sementara di lawan arahnya, mobil putih melaju dengan kencang. Hujan yang deras membuat jalanan sedikit kabur, juga jalanan yang sepi dan berita tentang jalan rawan kejahatan adalah alasan pengemudi mobil itu melaju kencang.

Another Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang