6. DEAR NATHALIAM

6.2K 286 13
                                    

"Mas, kita pisah aja ya."

Laki-laki di depan wanita itu pun menghentikan kegiatannya kemudian meletakkan dasinya di dalam laci.

"Aku sudah memikirkan ini dari kemarin. Aku sadar kalau pernikahan ini hanya akan saling menyakiti, aku juga menyesal karena memaksamu menikah denganku," ucap wanita tersebut, Natha.

Namun pria di depannya~ Liam tak mengucapkan satu kata pun, Liam justru beranjak menuju kamar mandi. Natha menghela napas sejenak melihat tingkah Liam yang akhir-akhir ini berubah.

Setelah beberapa saat Natha menunggu Liam, pria itu keluar dengan menggunakan bathrobe putihnya kemudian menuju walk in closet.

"Mas...." Panggil Natha saat melihat Liam dari ruangan sana.

Tapi yang membuat Natha heran adalah Liam yang masih belum mengganti bathrobe dengan piyama tidurnya. Natha lebih terkejut saat Liam tiba-tiba menciumnya dan memaksanya agar berbaring dengan Liam di atas tubuhnya.

"Kita bicarakan ini besok, Mas mau kamu sekarang!" ucap Liam penuh penuntutan.

Natha tak sempat menolak karena Liam mengusai tubuhnya hingga tengah malam. Entah malam yang ke berapa, mereka menikmati malam tersebut tanpa rasa sakit.

Saat pagi hari, Natha terbangun saat sinar matahari menggangu tidurnya. Astaga! wanita itu kesiangan. Saat melihat jam menujukan pukul tujuh pagi, Natha langsung beranjak dari kasur.

Liam pasti sudah berangkat kerja setengah jam lalu, dan pria itu melewatkan sarapannya..., lagi.

Natha melihat dirinya sendiri di depan kaca, Natha tersenyum. Wanita itu sempat terkejut karena bangun tidur ia menggunakan piyama, padahal tadi malam mereka menghabiskan malam mereka, Natha pikir itu semua hanyalah mimpi.

Namun saat melihat tanda kemerahan di lehernya, semua itu nyata, Natha tidak bermimpi, tadi malam Liam menginginkannya dan memperlakukan Natha dengan lembut.

"Mungkin malam tadi terakhir kalinya untuk kita," gumamnya.

Natha melirik ke samping, melihat secarik kertas di atas laci Natha pun mengambilnya.

Masalah tadi malam, kita bicarakan saat aku pulang.

Liam tipe orang yang tak suka basa-basi dan tak suka mengulur waktu, tapi kali ini pria itu berbeda.

"Kamu menghindari ini karena belum puas dengan derita yang aku alami ya, mas?"

~WINTER~

Saat sore hari, Natha sedang di dapur untuk membuat makan malam nanti. Deru mobil dari luar memberhentikan aktivitas Natha, ia pun melepaskan celemeknya dan menuju pintu depan.

"Mas kok pulang cepat?" tanya Natha.

"Cepat ganti bajumu, kita ke rumah utama sekarang! mama menyuruh anak anaknya untuk datang ke sana." titah Liam.

"Aku ikut? aku di rumah saja ya Mas."

Bukan tanpa alasan, hampir seluruh keluarga Liam tak suka dengan dirinya, bahkan saat dirinya hamil dulu kelurga dari Liam bahkan Liam sendiri tak mengakui anaknya. Terakhir kali ia ke sana hanya mendapat tatapan sinis untuknya.

"Tidak alasan, jadilah dirimu sendiri!" Ucap Liam lalu melangkah meninggalkan Natha.

Jadilah dirimu sendiri. Natha ingin tertawa, menertawai masa lalunya yang sangat exited ketika diajak ke rumah mertuanya, niat hati ingin mengambil hati mereka namun tak satupun yang berhasil dengan apa yang dirinya lakukan.

Another Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang