3. HIS CRAZY OBSESSION 2 end

6.3K 272 5
                                    

Agatha tertidur di dalam pelukan Norman. Setelah membujuk pria agar tidak marah, Agatha terpaksa berlagak seperti wanita murahan yang duduk di pangkuan Norman dan mengucapkan seribu kata agar Norman luluh padanya.

Gila. Satu kata yang memang cocok untuk Norman, tapi Norman akan menjawab kalau Agatha-lah yang membuatnya gila. Agatha adalah nyawa Norman.

Satu fakta lagi, mereka sudah menikah sehari setelah Agatha mengetahui sifat asli Norman pada hari itu. Tak mungkin Norman menggantungkan Agatha begitu saja, walaupun Agatha sangat menolak mentah-mentah pernikahan mereka, bahkan wanita itu masih berniat kabur dari Norman.

Pria itu memindahkan Agatha ke kasur dengan hati-hati. "Datang bulanmu telat tiga hari, aku harap dia tak pernah hadir atau kau akan mati." Ucap Norman dengan mengusap perut Agata.

Norman tidak butuh anak, Norman hanya butuh Agatha karena wanita itu sudah cukup untuk alasan dia bernapas.

Dan tak lama Agatha melenguh lalu membuka matanya. Mata Agatha sedikit nembola ketika wajah Norman dekat dengan pandangannya.

"How's your sleep?" tanya Narman.

"Norman, kau terlalu dekat." Agatha sedikit menjauhkan tubuh Norman yang sedikit menindihnya.

Wanita itu bergerak sedikit lalu menyenderkan tubunya. "Aku lapar."

Norman melihat jam tangannya, jam makan siang sudah terlewat dan Agatha sudah makan siang. Tak biasanya wanita ini merasa lapar pada jam segini.

"What do you want?" tanya Norman.

Agatha tersenyum tipis mendengarnya. "I want sushi salmon."

"No!" tolak Norman tegas.

Agatha melunturkan senyumnya. Kemudian Agatha memegang tengah kiri Norman. "Norman, please."

Sial! Norman tak suka melihat tatapan memohon Agatha kepadanya. Tatapan mata itu membuat dirinya hilang kendali.

Ting!

Norman membuka pesan yang dikirim oleh bawahannya. Norman menghela napas sejenak.

"Fine kamu boleh makan sushi, nanti ada orang yang akan mengatarkannya untukmu." Norman sedikit menuduk dan mengecup bibir Agatha sekilas.

"Aku akan pergi sebentar, kamu jangan keluar dari kamar!" peringatan Norman untuk Agatha.

Wanita itu mengangguk pelan, lagipula bukankah percuma ia keluar dari kamar dengan penjagaan ketat dan pintu yang hanya bisa dibuka beberapa orang saja.

Setelah Norman keluar, tak ada lagi yang bisa Agatha lakukan selain melamun dan menulis. Mungkin sedikit demi sedikit Agatha semakin lupa dengan suara keramaian.

~WINTER~

Norman membuka peti yang berisikan panah dan anak panah. Pria itu menganggukkan kepalanya dan memberi kode pada bawahannya untuk melemparkan koper yang berisikan uang pada lawan bisnisnya.

"Senang berbisnis denganmu." Pria di depan Norman tertawa dan mengambil koper itu lalu segera pergi dari sana diiringi dengan beberapa orang lainnya.

Sesaat kemudian, seseorang menghampiri Norman dan membisikan sesuatu padanya.

Norman membulatkan matanya, dia mematung tak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Agatha...." Norman berlari secepat mungkin menuju mobil.

Baru saja Norman pergi sebentar, dan ia mendapatkan kabar kalau Agatha ditemukan pingsan di dalam kamar mandi.

Another Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang