Pacar Rama

269 8 1
                                    

-Apartemen , Jakarta-Indonesia|20:00-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Apartemen , Jakarta-
Indonesia|20:00-

Setelah menempuh perjalanan melewati kemacetan Jakarta, Rama tiba di Apart miliknya dengan Divya yang beridiri ketakutan disamping sofa tempat Rama merebahkan badannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menempuh perjalanan melewati kemacetan Jakarta, Rama tiba di Apart miliknya dengan Divya yang beridiri ketakutan disamping sofa tempat Rama merebahkan badannya.

"Buatin gue makanan," Perintah Rama layaknya seorang majikan.

Divya menggigit bibirnya menatap kiri kanan kebingungan. Jadi ia diajak keApart lelaki itu hanya untuk menjadi kacungnya, Padahal Rama tadi berkata bahwa ia adalah ceweknya. Berarti itu bukannya pertanda bahwa Rama mengatakan bahwa ia adalah pacar dari pria itu. Divya menggelengkan kepalanya saat opini itu terlintas dipikirannya.

"Cepet mau pulang ga? kalau gamau yaudah gausah dibuatin, Sini tidur samping gue" Ucap Rama menepuk sisi kanan sofa itu.

Divya menggelengkan kepalanya pertanda tidak setuju,"Kamu mau aku masakin apa?" Tanya Divya.

"Terserah" Cuek Rama.

Divya menghela nafas, ia kini berjalan kearah dapur bernuansa abu-abu hitam itu. Membuka kulkas melihat bahan makanan apa yang tersedia.

Mengernyit heran karena isi kulkas kebanyakan minum-minuman bersoda.

Apa ga sakit tu lambungnya Batin Divya heran.

Ia lantas mengambil telur dan bahan lainnya untuk dijadikan Nasi goreng.

Dari arah belakang Rama berjalan menatap leher jenjang gadis yang tengah sibuk memotong bawang itu.

Rambut yang digerainnya tadi kini sudah dicepol hingga mempertontonkan leher yang sangat membuat Rama panas dingin.

Divya tersentak saat tangan kekar milik Rama memeluknya posessiv dari belakang.

"Lepas Ram," Risih Divya mencoba mendorong rama dengan sikunya.

"Diem,Nolak gue perkosa lo" Ancam Rama. Divya menghela nafas kemudian melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

Tidak tahan, Rama menghisap leher putih itu layaknya seorang vampire yang menghisap darah.

Divya hanya pasrah menerima perlakuan dari Rama, jika menolak itu sama saja meminta Rama untuk berbuat lebih.

Rama menatap bercak-bercak merah hasil karyanya itu. Tersenyum penuh Arti dan berbisik,"Lo punya gue Divya Purnama." Meniup pelan telinga Divya dan menjauhkan diri.

Divya merinding mendengar suara rendah dan tiupan halus dari seorang Rama.

"Sini hp lo," Mintanya dengan angkuh.

"Dalam tas." Balas Divya pelan.

Rama berbalik menuju sofa meninggalkan Divya yang kini tengah gugup dengan jantung yang berdetak cepat.

Yatuhan jangan sampai aku suka Rama Batin Divya penuh permohonan.

----------------------


Bérama🔞(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang