02

40 6 0
                                    

••••••••••••••••••••oOo••••••••••••••••••••

Kesialan Becca

••••••••••••••••••••oOo••••••••••••••••••••

LEA kembali duduk dengan tegak setelah usai ia mendengar cerita yang keluar dari mulut sang sahabat. Ia menyilangkan kedua tangannya di depan dada, matanya itu sedikit menyipit dengan senyum yang tertarik. Hal yang paling Becca kesali, perempuan itu pasti berancang-ancang akan mengejeknya lagi! Lihat saja, pose yang Lea lakukan sekarang benar-benar ingin Becca tempeleng kepala cantik perempuan itu. Lea itu sangat hobi mengejek nya tanpa belas kasihan sama sekali.

"Itu kejadian nya kapan? Kapan?" Tanya Lea menggebu-gebu, matanya sudah berbinar menatap Becca semangat. Si lawan bicara menghela nafasnya panjang lalu mendorong kepala Lea yang maju mendekatinya.

"Barusan kemarin, udah ya gue mau bales chat cowok gue. Ini kasian kak Tama sedari tadi gue cuekin karena gue harus ladenin rasa penasaran lo" ucap Becca sembari mengangkat ponselnya yang menyala menampilkan room chat dia dan sang kekasih.

"Alah kak Tama kak Tama! Lo sering di ghosting masih aja lo pertahanin, lagian nih ya Bec. Cowok lo itu bahkan bisa dihitung jari loh ngajak lo date. Gak sampai sepuluh kali! Kurang dari sepuluh! Kata gue mending udah deh lo putusin dia aja, emang lo gak kasian sama hati lo?" Tanya Lea dengan penasaran, sedangkan Becca menghela nafasnya lalu menggeleng pelan

"Gue sayang banget sama kak Tama, lagian dia sibuk kali kan mau masuk kuliah. Masa tiap Minggu harus jalan sama gue, dia kan harus persiapan buat kuliah juga kali gak melulu harus sama gue." Becca merangkul bahu Lea dengan senyum yang tertera di wajah cantiknya membuat Lea mendengus pelan lalu melepaskan rangkulan Becca.

Lea menatap sahabat nya yang terlihat begitu bahagia membalas chat dari sang kekasih hingga akhirnya Lea berceletuk pelan, "tapi gue ngerasa kak Tama nih makin kesini perasaan nya makin memudar, gue cuma takut lo sakit hati tau Bec. Kalo sewaktu-waktu dia selingkuh gimana? Kalian kan gak satu sekolah Bec."

Becca menggeleng pelan, ia menoleh menatap Lea yang menatapnya sedih. Dengan cepat Becca mengeluarkan sebuah coklat kecil lalu memberikan nya pada Lea. Ceritanya sih sogokan agar Lea tidak terus menerus memintanya putus dengan sang kekasih.

"Kak Tama bukan orang kayak gitu, Jale. Lo juga tau jelas kak Tama orang nya gimana. Gue sama kak Tama kan udah lama, gue percaya sama dia. Kak Tama gak mungkin main api di belakang gue, dia orang baik Le." Tutur Becca dengan senyum tipis di wajahnya, Lea mendengus pelan sembari memakan coklat yang disodorkan Becca padanya.

"Ngomong-ngomong, lo nanti bakal pilih Orion jadi ketua osis kan Bec?" Tanya Lea menatap sahabatnya yang mengangguk sekali

"Iya gue ngikut lo, by the way nanti kita ke kantin ya. Gue tiba-tiba pengen makan mie ayam bakso, kayaknya enak"

"Dih, mie terus!!"

"Suka-suka gue lah, yang penting masih hidup!"

"Heh kalo ngomong!"

***

   Sial, satu kata yang menggambarkan Becca hari ini. Mengapa begitu? Harusnya ia sudah berada di kantin dan memesan satu mangkuk mie ayam bakso dan memasuki mie nya banyak cabai. Astaga, kenapa malah ia harus membantu wali kelas nya untuk mengembalikan buku paket ke perpustakaan. Ini semua adalah salah Jale a.k.a Lea. Salah perempuan itu yang dengan santai nya mengajukan Becca untuk membantu sang wali kelas mengembalikan buku. Kalau mau membantu guru yaudah bantuin kenapa harus menyebut namanya! Lea nih selain hobi bergosip, dia juga sangat senang melihat teman nya menderita. Tipikal teman yang.. astaga Becca benar-benar tidak habis pikir lagi, dan bodohnya ia tetap saja berteman dengan Lea hingga saat ini.

Rasi OrionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang