2020jeno kala itu masih berusia 14 tahun pulang ke rumah pukul 20.37 malam. dengan seragam sekolah yang basah kuyup, jeno memasuki kediamannya.
ceklek
"sudah berani pulang jam segini?" raja bertepuk tangan. sementara jeno, ia diam membeku, bocah itu takut, ia tahu akan apa yang terjadi nanti.
"sini kamu!" jeno dengan takut-takut mulai menghampiri.
raja langsung menyeret jeno, ke arah kamar mandi didekat dapur, ia lemparkan tubuh ringkih itu ke lantai yang dingin.
"pak, udah.. tolong jangan sekarang, saya mohon dihukumnya nanti aja.." ampun jeno.
"makin berani aja ya kamu!! nawar lagi, kurang aja!" raja pergi, lalu kembali sembari membawa sabuk.
"buka bajunya, hadap sana, tunjukin punggung kamu!" dengan bodohnya ia menurut. entahlah, sedari kecil ia tak pernah tau bagaimana caranya memberontak. yang ia tahu, jika sudah begini, berikan semua tubuh mu kepada ayahnya, jeno pasrah.
CTAKKK
CTAKKK
SSSTT CTRAKKK
diam sembari meringis, jeno berusaha menahan air matanya. tidak, jeno tak boleh menangis.
oh ayolah jeno, kenapa hanya diam saja??
setelah beberapa kali melayangkan sabuk kepada punggung jeno, tangannya beralih menjambak rambut jeno, lalu menjedukan kepala si lemah ke dinding keramik tersebut.
DAGHHH
"pak, sakit pak, jangan.."
DUGHHHH
pusing, nyeri, sakit dan perih menjadi satu. sungguh, jeno sudah tak kuat.
gelap hampir menghampiri, namun kesadarannya kembali ketika raja menarik kakinya, lalu menyeret jeno layaknya plastik sampah.
jeno terlihat lemah diatas dinginnya lantai kamar mandi, kaki kanannya tampak keluar sedikit dari kamar mandi sementara kaki kirinya ditekuk membuat dirinya terlihat meringkuk.
BRAKKK
ARGHHHHH
raja menutup pintu kayu besar itu dengan kencang, membuat kaki kanan jeno terjepit.
jeno ingin menarik kakinya menjauhi pintu, namum tak bisa karna ujung kakinya di injak raja dengan sangat kencang.
BRAKKK
"ARRRGHHH!!!! UDAHH!! JENO MOHON, INI SAKITTTT!!" teriak jeno kesakitan.
raja tak puas, ia kembali menggebrakan pintu membuat kaki jeno terjepit, lagi.
ingin pingsan tentu saja, jeno tak mau berlama-lama merasakan rasa sakit ini, namun kesadarannya memaksa untuk tetap membuka mata, melihat bagaimana kesetanannya raja membuatnya kesakitan.
setelah itu, jeno dihempaskan begitu aja, lalu raja meninggalkan jeno sendiri.
jeno menangis, meraung-raung karena rasa sakit disekujur tubuh.
"YA ALLAH YA RABB ANAKKU JENO!!" teriak riana dari pintu luar.
riana menghampiri jeno, terkejut melihat bagaimana keadaan tubuh anaknya itu.
"JAYDEN! BANTU BUNDA ANGKAT JENO KE KAMARNYA!!" titah riana. ia memangku kepala jeno, lalu mengibaskan surai basah jeno yang sebelumnya menutupi dahi.
"males ah bun, jayden capek abis nemenin bunda ke supermarket!" jayden hendak pergi, namun suara riana menghentikan langkahnya.
"jayden, jangan kurang ajar sama bunda. bunda nggak pernah ngajarin kamu gitu, jahat ya kamu sama bunda." suara riana tak keras, namun terdengar tegas.
jayden membalikan tubuhnya, melihat ibundanya yang menangis sambil mengusap-usap surai jeno.
tak tega melihat riana menangis, jayden dengan ogah-ogahan mengangkat tubuh jeno, lalu membawanya ke kamar jeno.
ia baringkan tubuh itu, sedikit meringis kala melihat kaki jeno yang ungu dan mulai membengkak.
jayden langsung keluar dari kamar jeno, sementara riana dengan cekatan mengganti pakaian basah jeno, lalu menggantinya dengan yang kering.
bagian atas jeno sengaja ia kosongkan, lalu membalikan tubuh jeno menjadi posisi tengkurap.
"astagfirullahaladzim.." riana mengecek satu-satu luka yang ada ditubuh jeno, lalu mengoleskan salep.
riana melihat kaki jeno, lalu kembali mengeluarkan air mata.
kurang lebih gini bengkaknya, jeno ver lebih ungu + biru.
riana mengambil handuk kecil yang sebelumnya ia rendam kedalam air dingin, lalu menyelimuti kaki bengkak jeno menggunakan handuk dingin itu.
"dek, bunda takut. adek harus tetap hidup ya? akan ada pelangi setelah hujan, jadi, jeno jangab nyerah, oke? ada bunda disini, jeno bisa peluk bunda kalau jeno butuh. bunda minta maaf, bunda ga bisa ngapa-ngapain. pengen rasanya bunda nuntut mas raja, tapi ancaman dia bikin bunda takut, bunda takut kehilangan kamu adek.."
jeno sebenarnya tidak tidur, namun tubuhnya menolak dirinya untuk membuka mata. biarlah ia terpejam, jeno tak ingin melihat ibunya menangis, lagi.
bunda, setelah hujan memang ada pelangi, tapi tak akan selalu begitu. di cerita jeno, setelah hujan, akan ada banjir yang entah kapan selesai dan surut. terima kasih bunda, jeno bakal terus bertahan, jeno gak boleh nyia-nyiain hidup jeno yang udah dikasih sama Tuhan.
———
akun gue ada bbrp playlist. ada playlist semangat hidup, bengong, nangis, badut, fall in love, lagi sange
KAMU SEDANG MEMBACA
semua dirayakan bunda
Short Storyhanya tentang bagaimana seseorang bertahan hidup, dengan seorang ibu yang menemaninya. update kalau author lagi stress aja