semua aku dirayakan, ya.. ini dirayakan versiku, nathaleo jenoah.dipikir-pikir, aku salah satu manusia yang beruntung. aku punya sesosok ibu seperti bunda, semua dirayakan bunda untukku.
"happy birthday to you~ happy birthday to you~" bunda menyanyikan lagu ulang tahun untukku sembari bertepuk tangan. di depan ku terpampang kue sederhana yang dibuat bunda, dengan lilin berbentuk angka 1 dan 0.
"sekarang adek minta ke Allah apa yang adek mau, semoga apa yang menjadi keinginan adek, dikabulin sama Allah." aku mengangkat tangan, berdo'a, meminta sesuatu untuk dikabulkan.
"ya Allah, jeno cuma mau minta beberapa, jaga bunda ya, biarin bunda senyum terus. ya Allah, jeno mau bunda panjang umur, jeno mau bunda selalu disisi jeno selamanya, aamiin.."riana berkaca-kaca dibuatnya.
"aamiin..." lantas riana memeluk jeno, membekap erat si buah hati seolah-olah jika dilepas, jeno akah hilang.
'nak.. jangan kemana-mana ya, sama bunda terus disini, bunda sayang jeno.'
jeno mengusap air matanya, mengingat betapa berharganya kenangan itu, masih tersimpan apik di memorinya ketika sang ibu menyayanginya teramat sangat. bundanya pandai sekali membuat jenoah merasa sedang dicintai seluruh makhluk Tuhan.
brukk..
"YA ALLAH JENO!" riana berlari, menghampiri jeno yang baru saja terjatuh dari sepedanya.
bocah berumur 4 tahun itu berdiri, menatap riana yang tengah berjongkok menyamakan tingginya dengan tatapan berkaca-kaca.
"ya Allah nak.. ada luka ngga?"
"bunda, lutut nono auh..."
"mana sayang? sakit ya? sini bunda obatin," riana langsung menggendong tubuh mungil sang anak.
ditaruhnya jeno diatas meja makan, lalu dengan cepat mengambil beberapa obat merah yang ada dikotak p3k.
"tahan sebentar, ini pasti bakal perih." riana dengan telaten membersihkan luka dilutut jeno, lalu mececepi lukanya dengan obat merah.
"b-bundha.. hiks! kenap-pa.. lukanya l-lebih sakit dhari d-dhi hiks! dipukul ayah..." riana membeku mendengarnya.
"ini namanya perih. beda kan rasa sakit yang ini," riana menunjuk luka lebam di tangan jeno, "sama luka yang ini." lalu beralih menunjuk luka lecet dilutut jeno yang sedikit mengeluarkan darah.
"a-ayah.. hiks! ga ak-kan bikin.. l-luka kayak gin-ni kan-hiks!"
"ngga, ayah ga akan. kalau emang iya, jeno lari ke bunda ya? bunda obatin."
"h-hiks! tha-kut bunda.. h-hahh!" anak kecil itu menangis kencang, riana langsung membekap jeno.
sedih rasanya, dirinya tak mampu untuk sekedar melindungi jeno, ia hanya menutupi luka-luka jeno untuk membuat sang anak tetap bertahan hidup.
"jangan nangis.. kan ada bunda. jagoan bunda mah pasti kuat, ga akan nangis sama luka, iya kan sayang?" jeno mengangguk, meski masih menangis.
"gak papa, anak bunda kuat, anak bunda hebat." riana mengusap punggung mungil itu, memberikan seluruh kasih sayangnya pada si kecil.
terimakasih untukmu bunda, wanita terindah yang dibuat Tuhan untukku.
semua dirayakan bunda untukku seorang, bunda yang selalu membuatku merasa dicintai oleh seluruh makhluk Tuhan.
maaf, karena belum seutuhnya menjadi jagoanmu yang kuat.
—————
Semua Aku Dirayakan - Nadin Amizah
terimakasihku juga, untukmu nadin amizah karena telah membuat lagu seindah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
semua dirayakan bunda
Short Storyhanya tentang bagaimana seseorang bertahan hidup, dengan seorang ibu yang menemaninya. update kalau author lagi stress aja