Vegas Theerapanyakul. Dirinya begitu mempesona, walau hanya berdiam diri duduk dibangkunya memandang keluar jendela. tatapannya yang tajam tetapi terlihat seksi bersamaan.
Gadis-gadis ataupun laki-laki tidak berhenti mengangumi ketampananya yang sempurna. Banyak dari mereka yang terang-terangan menyatakan perasaan, sayangnya vegas tidak tertarik, memberi responpun enggan.
vegas hanya mengangumi sosok laki-laki manis yang sedang ia pandangi diseberang gedung. Laki-laki manis itu tampak tertawa-tawa dengan teman-temannya. Sesekali akan merespon candaan temannya dengan pukulan atau lemparan main-main darinya.
Vegas begitu jatuh oleh pesona laki-laki manis itu, senyumnya yang cantik dan mempesona, Vegas benar-benar merasa tergila-gila dengan sosok laki-laki yang berparas menawan itu.
Vegas mengenal Pete saat dirinya berada di tahun ajaran kedua SMA. Saat itu vegas murid baru tahun ini. Laki-laki satu itu membuat vegas tertarik hanya karena senyumnya yang manis.
Baru-baru ini vegas baru tahu, bahwa pete laki-laki yang ia taksir itu adalah salah satu anak konglemerat Thailand. Mungkin karena itu juga ia memiliki banyak teman, atau mungkin karena sifatnya yang ceria.
Vegas diam-diam sering memperhatikan pete saat dikantin ataupun di balik jendela kelas. Posisi kelas mereka yang bersebelahan memudahkan Vegas melancarkan aksinya. Kelas Akselerasi memang bersebelahan dengan kelas Seni.
Hari-hari berlalu, perasaan yang tumbuh kian menumpuk. Rasa tertarik berubah jadi rasa suka.
Vegas belum bertindak, ia masih memendam perasaannya. Mungkin karena sifat vegas yang kaku, pendiam dan suka menyendiri. Walaupun demikian, masih banyak gadis-gadis yang tergila-gila kepadanya, wajahnya yang tampan mendukung semuannya.
......
Menikmati sepotong Sandwich dan cola di meja pojok kantin, adalah ketenangan yang paling vegas suka. Setidaknya itu sedikit meredam kebisingan dari siswa-siswi yang sedang menikmati makan siang mereka.
Awalnya semua baik-baik saja, sebelum para berandalan yang ia ketahui adalah senior dari tahun ketiga menganggunya. Salah satu dari 4 orang tersebut maju menggebrak meja vegas.
Hening,, semuanya membisu, tidak ada yang berani bersuara. Mungkin karena mereka takut, atau tidak mau mencari gara-gara dengan senior tahun ke-tiga. Semua mata tertuju kemeja pojok kantin, penasaran siapa yang berani mencari gara-gara dengan senior mereka.
"Kau anak dari kelas akselerasi itu kan?" Senior yang baru saja menggebrak meja bersuara.
vegas hanya menatap dalam diam, pikirnya apa yang di inginkan para berandalan ini darinya. Kenapa menganggu ketenangannya.
"Apa kau bisu hah..?" Teriaknya, sambil melempar cola yang di meja ke dinding.
vegas masih membisu seolah tidak peduli.
"Kau benar-benar ingin ku hajar rupanya." Katanya lagi
"Aku merasa tidak memiliki masalah dengan kalian." Kata vegas.
"Benar-benar cari mati" salah satu menimpali dengan senyum sinis.
"Enyahlah." Kata vegas lagi, dengan tatapan dingin.
"Brengsek"
Kerah baju vegas di tarik dan dipojokkan kedinding.Cengkramannya menguat di susul pukulan di sisi kiri sudut bibir vegas. Tidak sampai di situ, pukulan kedua mendarat dipelipis sebelah kiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Evil Child (VegasPete)
Mystery / ThrillerDia memiliki penyakit...!!! Jangan mengusik miliknya jika tidak ingin mati...!!! WARNING⚠️ Cerita ini mengandung unsur kekerasan, darah, dan bahasa kasar. Yang belum cukup umur harap jangan dibaca #BoysLoveBoys Vegas Theerenpenyakul Pete Gandre: T...