Di tengah ramainya suasana Cafetaria. Bryant atau yang sering di panggil Ryan, datang dengan menggebrak meja Gahfi dan Nathan.
"Astaghfirullah!"
"Anjing!"kaget Gahfi dan Nathan bersamaan.
"Kagetnya orang alim beda ya."celetuk Ryan.
"Kenapa lu datang-datang heboh sendiri?"tanya Nathan pada Ryan.
"Barusan gua liat tontonan seru, seru banget pokoknya. Nyesal kalian gak liat."
"Emang apaan?"
"Lu tau Sheila dari jurusan Seni, Gaf?"
"Iya, gua tau. Memang kenapa?"
"Tadi heboh anak-anak pada nontonin Sheila yang mutusin Devan, tapi Devannya masih kekeuh gak mau putus."
"Terus yang lebih heboh lagi, kalian tau gak apa alasannya Sheila mutusin Devan?"
Gahfi menggelengkan kepalanya seraya meminum es tehnya, antara tertarik dan tidak tertarik dengan topik pembicaraan Ryan.
Berbeda dengan Nathan yang terlihat fokus bermain dengan handphonenya, namun telinganya ikut mendengarkan cerita Ryan.
"Kalian gak tau?"
"Iya, gak tau gua. Memang kenapa tu Devan?"jawab Gahfi, kesabarannya mulai menipis.
"Waktu mereka ngedate, itu anak grepe-grepe Sheila."seketika es teh Gahfi yang sudah di dalam mulut, ia semburkan ke muka Ryan layaknya Mbah dukun yang sedang mengobati pasiennya.
"Anjing lu, Gaf!"kesal Ryan meraup wajahnya dengan tangan kanannya.
"Gua manusia, bukan anjing. Sorry, gua gak sengaja."
"Terus?"tanya Nathan pada Ryan.
"Apanya yang terus?"
"Si Devan sama Sheila."
"Sheila mutusin Devan di depan umum, tapi Devannya malah kekeuh gak mau putus. Seterusnya kaya gitu lah, Devan dibikin malu di depan umum. Tapi itu anak tetap ngejar-ngejar Sheila."
"Malam ini gua mau triple cleansing. Bisa jerawatan muka gua, kena simbur Mbah alim."ujar Ryan sibuk mengusap wajahnya dengan tissue hasil bajakan dari mahasiswi yang lewat di dekatnya.
"Gua sehari sikat gigi bisa tiga kali ya, malah sebelum sholat gua bisa sikat gigi dulu."
"Tetap aja, gak menutup kemungkinan kalau banyak bakterinya."balas Ryan, handphone Nathan yang tiba-tiba berdering menampilkan nama 'Queen' sebagai si penelepon. Mengalihkan perhatian Gahfi dan Ryan.
Ryan dan Gahfi yang awalnya berdebat seketika mereka menatap handphone Nathan.
"Anjir, Queen anak jurusan IT?"tanya Ryan, tidak percaya jika yang menelepon Nathan adalah gadis yang terkenal jutek kepada siapa saja.
"Gua cabut duluan, sudah ada janji sama Queen."tanpa menunggu jawaban dari kedua temannya, Nathan pergi meninggalkan Cafertaria.
Sedangkan Ryan masih menatap punggung Nathan, hingga pria itu menghilang di tikungan jalan.
"Ini cewek ke berapa, Gaf?"
"Seratus dua puluh satu selama Nathan kuliah disini."
"Ngeri juga pesonanya Nathan, modal senyum dikit lima cewek langsung klepek-klepek."
"Sibuk lu."
***
"Sheila. Lu harus buka akun Twitter Fanbase Universitas Antariksa!"
"Aksi lu yang mutusin Devan di depan umum jadi trending topic."Tania menunjukkan Twitter-nya pada Sheila.
"Pas mau ke Cafetaria, Ara juga dengar anak-anak pada ngomongin Sheila."ujar Arabella.
"It's so cool."timpal Yura.
"Betul banget!"balas Arabella dan Tania secara bersamaan.
"Malu-malu dah tu, Devan."
"Lagian salah dia sendiri."ucap Ara membalas perkataan Tania.
"Dia grepe-grepe lu, waktu nonton?"tebak Yura.
"Iya, pas itu juga gua tampar dia di depan umum. Gak peduli filmnya lagi tayang, gua langsung cabut."
"Tapi gua masih belum puas."jawab Sheila.
"Makanya lu bikin dia malu di depan anak-anak Antariksa?"Sheila menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Anehnya Devan masih ngejar-ngejar Sheila."
"Urat malu Devan sudah putus kali ya, nggak ada malunya itu anak."ujar Arabella dan Tania.
Sedangkan Sheila yang sedang dibicarakan hanya diam, fokus menatap handphonenya membalas chat dari pacar-pacarnya.
"Sheila!"panggil Tania.
Sheila menatap Tania"Why?"
"Gimana kalau kita taruhan?"
"Ada apa nih, tiba-tiba ngajak taruhan?"tanya Sheila.
"Gua penasaran aja, seberapa hebatnya pesona seorang Sheila Laurencia Admaja."
"Ara ikut!"
Sheila menopang dagunya, mulai tertarik dengan topik pembicaraan mereka"Mau taruhan apa?"
"Buggati bolide gua."ucap Tania dengan mantap.
Sheila tersenyum senang, siapa yang tidak tergiur dengan mobil seharga miliaran milik Tania itu.
"Kalau itu mah, gua tinggal minta bokap langsung di belikan."
"Mobil Tesla Ara?"
"Itu aja?"
"Motor ninja plus motor crf gua. Gimana?"timpal Yura seraya tersenyum smirk.
Menarik.
Sejak kapan sahabat tomboinya itu tertarik dengan hal seperti ini.
"Yura seriusan taruhan dua motor sekaligus?"tanya Ara tidak percaya.
"Iya, this is interesting. Gua yakin Sheila gak bakal bisa luluhin cowok satu ini."
Dari awal Tania dan Arabella memang sudah merencanakan tentang taruhan ini, dan mereka baru membicarakannya dengan Yura sehari sebelumnya.
Tidak percaya jika Yura ikut tertarik, padahal pada saat itu Yura hanya terdiam mendengarkannya saja.
"Oke. Deal!"
---
Author tau kalau ini sudah kelewat dari jadwal yang author tetapin😅
Maaf ya guys🙏 karna aku bikinnya kalau ada waktu luang aja, di real life aku kerja seharian jadi susah curi-curi waktu🙏😅
Semoga kalian senang dengan cerita aku, jangan lupa vote dan commentnya❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Playgirl Vs Playboy
Fiksi RemajaSheila Laurencia Admaja Gadis cantik dari jurusan seni, seorang playgirl yang mampu membuat pria manapun takluk kepadanya. Dengan pesonanya Sheila mampu membuat para pria mengejar-ngejarnya, berharap bisa mendapatkan hati Sheila. Nathaniel Azazz...