Matahari terik memancarkan sinarnya di atas lapangan futsal yang ramai. Di sudut lapangan, di daerah Jakarta Selatan, ada Geri, seorang pemain futsal yang keren abis, dengan PD melangkah menuju lapangan. Dia adalah salah satu pemain top di timnya, dengan skill menggiring bola yang nggak bisa dianggap remeh dan tendangan yang presisi. Setiap gerakan yang dia lakuin penuh keangkuhan, yang memperlihatkan kehebatannya sebagai pemain futsal.
Sementara itu, di sisi lapangan yang lain, tepat di seberang Geri, ada Fajar yang berdiri dengan tenang, dengan style yang kekinian banget. Rambut hitamnya yang rapi dan gaya berpakaian yang trendy banget bikin dia keliatan misterius. Fajar adalah pemain baru di tim futsal yang akan melawan Geri dan timnya hari ini.
Geri mantepin langkahnya ke tengah lapangan dengan gayanya yang keren. Dia yakin banget timnya yang paling top, dan hari ini nggak bakal jadi pengecualian. Dia ngelirik Fajar dengan pandangan menantang, berharap bisa dapat tantangan seru dari pemain baru ini.
Pertandingan dimulai, dan Geri dengan sigap mendapatkan bola di kakinya. Dia meluncur maju dengan cepat, lewatin pemain lawan dengan kecepatan dan keahlian yang nggak bisa dianggap enteng. Saat dia hampir sampe kotak penalti, tiba-tiba Fajar muncul kayak kilat dari samping dan merebut bola dengan lincah.
Geri kaget dan nggak nyangka ngeliat kecepatan dan ketepatan gerakan Fajar. "Wah, lo nggak main-main ya?!" serunya sambil menyunggingkan senyum.
Fajar liat Geri dengan senyuman tipis. "Hehe, cuma coba ikutin tempo main lo aja sih. Lo juga nggak kalah keren, bro," jawabnya santai.
Geri mengerutkan kening dan angkat alis. "Beneran nih? Gue pikir gue yang paling hebat, tapi kalo lo bilang gitu, mungkin ada yang beda dari elo," ucapnya sambil ketawa.
Fajar ikutan ketawa dan balas, "Ah, bisa aja lo. Kita bisa saling belajar nih dan bantu-bantu ningkatin kemampuan kita melalui pertandingan ini, kan?"
Pertandingan berlangsung seru, dan Geri sama Fajar terus berinteraksi di lapangan. Mereka bercanda dan saling bertukar komentar sambil main, bikin suasana jadi makin asyik dan akrab di antara mereka.
"Aduh, bro, lo bukan lawan yang sebanding sama gue!" goda Geri sambil coba rebut bola dari Fajar.
Fajar ketawa dan balas, "Haha, jangan banyak omong lu, ya! Belum tentu gue kalah dari lo."
Mereka main dengan semangat, saling dukung dan puji satu sama lain.
Setelah pertandingan selesai, Geri nyamperin Fajar yang duduk di pinggir lapangan sambil minum air mineral. "Eh, Fajar, temen-temen gue biasa ngumpul di warung soto deket sini. Lo mau ikutan nggak? Biar kita bisa kenal lebih dalam," ajak Geri dengan senyum ramah.
Fajar seneng banget dan jawab, "Jelas dong! Gue pengen kenal lebih dekat sama lo dan temen-temen lo."
Dengan begitu, pertemuan pertama mereka di lapangan futsal nggak cuma berhenti di situ. Geri dan Fajar bakal mengalami petualangan baru saat mereka memulai persahabatan yang asik, diliputi dengan candaan santai. Pertemuan itu adalah awal dari perjalanan yang bakal merubah hidup mereka, penuh persahabatan, guyonan kocak, dan siapa tahu, mungkin juga cinta yang tumbuh di antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Futsal dan Cinta Sejati (TAMAT)
Short Story"Cerita ini mengisahkan petualangan Geri dan Fajar, dua anak Jaksel yang sengak dan sombong, yang tak terduga berubah menjadi kisah cinta yang indah. Di tengah perjalanan mereka yang penuh dengan kegilaan, tawa, dan persahabatan, mereka menemukan ba...