Geri dan Fajar berada di sebuah pasar malam yang ramai di kota tujuan mereka. Mereka berjalan-jalan di antara kios-kios dan menikmati suasana yang hidup.
Geri melihat sebuah stan permainan menembak dan tidak bisa menahan kegembiraannya. "Jar, liat tuh! Ada permainan menembak! Kita harus coba!"
Fajar mengangkat alisnya dengan senyum jahil. "Lo pikir lo bisa mengalahkan akurasi tembakan gue, Ger?"
Geri memegang senapan mainan dan memandang Fajar dengan penuh tantangan. "Kita lihat siapa yang bisa dapetin poin tertinggi. Prepare to be defeated!"
Mereka berdua berdiri di depan permainan menembak dan mulai menembak target dengan serius. Tapi seiring berjalannya waktu, mereka mulai terbawa suasana.
Geri menembak salah satu target dengan canggung dan meleset. "Damn it, gua ketinggalan!"
Fajar tertawa sambil membidik target dengan cermat. "Ngawur banget tembakannya, Ger! Itu sih yang namanya bidikan lu ngawur, ke mana-mana, haha."
Geri menjulurkan lidahnya, "Sial, gue cuma butuh waktu buat pemanasan. Gue bakal kalahin lu, Jar!"
Mereka terus berlomba-lomba menembak, sambil tertawa dan bercanda, menciptakan momen yang lucu dan menghibur di tengah keramaian pasar malam.
Saat mereka selesai bermain, penjual memberikan hadiah kepada mereka. Geri menerima boneka beruang kecil sambil berteriak, "Yesss, gue menang!"
Fajar memegang senapan mainan dengan ekspresi kecewa, "Hmph, next time gue bakal menang, Ger. Ini masih sebatas warm up aja buat gue!"
Geri menggoda Fajar sambil menepuk bahu temannya dengan lembut, "Jangan khawatir, Jar. Gue bakal ngasih lo pelajaran yang tak terlupakan dalam hal menembak, hahaha!"
Mereka berdua terkekeh dan melanjutkan petualangan mereka di pasar malam. Mereka mencoba makanan lokal, membeli suvenir lucu, dan menikmati hiburan jalanan yang menghibur.
Di tengah-tengah perjalanan mereka, mereka bertemu dengan seorang turis asing yang tersesat. Turis itu terlihat bingung dan memegang peta dengan wajah penuh kebingungan.
Geri mendekati turis itu dengan ramah, "Hi, do you need any help? Are you lost?"
Turis itu mengangguk dengan lega, "Yes, I am lost. I'm trying to find the nearest train station. Can you help me?"
Fajar menunjuk ke arah yang tepat, "Sure! The train station is just a few blocks away. We can take you there if you want."
Turis itu tersenyum, "That would be great! Thank you so much for your help."
Mereka berdua memimpin turis asing itu ke stasiun kereta, sambil bercakap-cakap dalam bahasa Inggris ringan untuk membantu turis itu merasa nyaman.
Geri menanyakan kepada turis asing itu, "So, where are you from?"
Turis itu menjawab dengan senyuman, "I'm from Germany. I'm on a solo trip to explore different countries."
Fajar menyambung, "That's awesome! We hope you enjoy your time here."
Saat tiba di stasiun kereta, turis itu berterima kasih kepada Geri dan Fajar. "Thank you so much for your help, guys. You made my day."
Geri menjawab dengan tulus, "No problem at all! We're happy to help. Enjoy the rest of your trip!"
Setelah turis itu pergi, Geri dan Fajar melanjutkan petualangan mereka dengan semangat yang tinggi. Mereka berdua saling mengomentari dengan penuh candaan dan tawa.
Fajar melirik Geri dengan mata melotot, "Ger, lo liat wajah gue waktu ngebantu turis itu? Gue pasti keliatan kayak pahlawan yang siap menyelamatkan dunia!"
Geri memutar matanya dengan senyum jahil, "Oh, jelas banget, Jar! Tapi gue yang menang di permainan menembak tadi. Jadi, kita bisa bilang gue yang pahlawan sejati di sini!"
Percakapan mereka terus berlanjut dengan candaan dan tawa, menciptakan momen yang penuh keceriaan dan kegembiraan di tengah petualangan mereka.
Saat hari mulai gelap, Geri dan Fajar berjalan pulang dengan senyuman di wajah mereka. Meskipun lelah, mereka merasa bahagia karena telah menghabiskan waktu yang tak terlupakan bersama.
Malam semakin larut saat mereka berjalan pulang, tetapi semangat mereka tak pernah padam. Geri dan Fajar berjalan berdampingan, saling menopang satu sama lain, sambil menciptakan kenangan indah yang akan mereka kenang sepanjang hidup.
Dalam hati mereka, mereka tahu bahwa persahabatan mereka adalah anugerah yang tak ternilai. Bersama-sama, mereka bisa menghadapi segala rintangan dan membuat setiap momen menjadi lebih indah dan bermakna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Futsal dan Cinta Sejati (TAMAT)
Short Story"Cerita ini mengisahkan petualangan Geri dan Fajar, dua anak Jaksel yang sengak dan sombong, yang tak terduga berubah menjadi kisah cinta yang indah. Di tengah perjalanan mereka yang penuh dengan kegilaan, tawa, dan persahabatan, mereka menemukan ba...