BAB 4 : SEKOLAH

8 0 0
                                    

Malam pun tiba, para vampir bangun dari tidurnya. Sinar dari bulan datang menembus gorden yang membuat ruangan milik para vampir menjadi sedikit terang. Para Lark bangun terlebih dahulu untuk menyiapkan keperluan semua para pewaris. Mereka mulai menyalakan obor di setiap ruangan dan membuka setiap gorden. Mereka juga mulai menyiapkan makanan yang akan disantap oleh para pewaris vampir.

Suara ketukan di setiap pintu peti berhasil membuat para vampir muda yang ada di dalam peti terbangun. Rayn mulai mengedipkan matanya dan membuka petinya. Dapat ia lihat Sylviーnama dari Lark keluarga Damon sudah berada di depannya menyapa sembari tersenyum. "Selamat malam tuan Rayn, keperluan Anda sudah saya siapkan, saya akan pergi untuk membangunkan nona Florence dan Tasya" Rayn menguap dan menutup mulutnya, ia pun mengangguk mengiyakan perkataan Sylvi, nyawanya masih belum stabil sekarang. Sylvi pun pergi, Rayn dengan nyawanya yang sudah terkumpul mencoba untuk keluar dari petinya dan bersiap untuk melaksanakan 'sekolah' pertamanya.

Kita beralih pada sebuah peti yang tertulis huruf 'O' di pintunya. Terdapat seorang Lark laki-laki yang sudah berada di depan peti, Lark tersebut mulai mengetuk pintu peti tersebut untuk membangunkan yang ada di dalam. Lama tidak ada jawaban, ia pun mengetuk sekali lagi namun sedikit lebih keras. Finnick yang berada di dalam mulai merasa terganggu, ia pun membuka petinya dan melihat Albert sudah berada di depannya dengan muka jutek. Melihat muka Albert membuatnya sedikit muak, ia pun berniat menutup pintu petinya kembali tetapi Albert dengan cepat menahannya.

"Kenapa sih? " Tanya Finnick dengan muka bantalnya, sejujurnya ia masih sangat mengantuk.

"Mau ngapain hm? "

"Tidur, sudah jangan ganggu pergi sana! "

"Finnick de Orla ini sudah memasuki waktu malam, apa kau lupa dengan sekolah mu? Atau ku adukan ke nenek? "

"Tch... Mainnya ngadu lagian ini masih awal Albert matahari baru saja tenggelam juga"

"Oh gitu ya baik akan ku kirimkan surat-"

"Hihh iya-iya gak jadi tidur sudah sana pergi! " Dengan terpaksa Finnick keluar dari peti, Albert tertawa kecil melihat Finnick yang masih sangat mengantuk itu. "Well lebih baik mengawali bukan? " Ia kemudian pergi dari sana berniat membangunkan pewaris kedua Orla yakni Catherine. Finnick melihat kepergian Albert sambil menggaruk tengkuknya ciri khas seseorang ketika bangun tidur. Ia mulai merentangkan tubuhnya dan melakukan aktivitas ringan seperti menggerakkan badannya ke samping kanan dan kiri.

Dapat ia dengar suara tulang-tulang yang remuk akibat peregangan. "Malam Finnick! Apa kau siap dengan sekolah mu!? " Liana muncul secara tiba-tiba di depan membuat ia terkejut. Liana dengan wajah semangat berseri-seri dan Finnick dengan muka bantal dan malas. "Hai Liana, malam juga... Hoamm... Ya sebenarnya aku masih malas" Ucap Finnick malas. Liana yang mendengar itu tak suka, ia pun melebarkan mata Finnick dan memberikan kata-kata penyemangat dan motivasi.

"Ayolah Finn, persiapkan dirimu sebentar lagi sekolah dimulai. Jadilah semangat karena semangat bisa membawa keceriaan ayo jangan malas, kalau kau malas nanti kau tidak akan mendapat ilmunya. Kau mau diejek oleh si pirang itu lagi? tidak kan? Makanya kita itu harus semangat agar hari selanjutnya cerah dan.. Bla... Bla... Bla..." Finnick langsung menyumpal mulut Liana dengan tangannya. Ia sama cerewetnya dengan Albert rupanya. Liana yang disumpal pun terkejut, ia langsung menjauhkan tangan Finnick dari mulutnya.

"Apa maksudmu Finn?! "

"Tidak apa-apa, sudah ayo kita pergi ke kamar mandi sebelum yang lain bangun" Usai berkata seperti itu, Finnick berjalan menuju kamar mandi terlebih dahulu. Liana langsung menyusul Finnick dan berjalan beriringan dengannya. "Nah gitu dong! Kita ini harus semangat! "

Heirs Of The Night Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang