Heirs Of The Night

BAB 5 : BUKU

"Liana, apa kau tahu maksud dari kata-kata tadi?"

"Tidak, lebih tepatnya aku tidak mengerti dengan apa yang kau ucapkan,'membuat kesal'? Memangnya dirimu habis berbuat ulah? Siapa yang bilang begitu?"

Kini mereka berdua berada dalam sebuah ruangan bawah tanah yang lembab dan bercahaya kan dari sinar obor yang menyala. Tempat yang terdapat seekor serigala coklat tinggal dalam sebuah sel di ujung sana. Finnick kini bersama Liana yang sedang memberi makan adik kesayangannya. Makanan ia berikan kepada Jasper hasil dari bekas makanan para klan vampir. Finnick langsung menghampiri Liana yang sedang berada di sebuah ruang bawah tanah usai dirinya bersama Rayn tadi.

"Rayn, dia bilang aku selalu membuat kesal dirinya padahal aku tidak pernah berbuat salah kepadanya" Jelas Finnick, ia pun menghela nafas gusar dan menengadahkan kepalanya lalu menutup matanya.

"Rayn bilang begitu? " Tanya Liana dan Finnick mengangguk. Liana pun ikut duduk bersama Rayn. Ia menepuk pelan punggung Finnick sambil memberi kata-kata penyemangat. "Sudahlah Finn, tidak usah dipikirkan. Untuk apa memikirkan itu lebih baik kita lakukan hal lain agar pikiranmu fresh kembali" Mereka berdua lalu keluar dari tempat tersebut. Ditengah perjalanan Finnick dapat melihat gerombolan geng Damon sedang berkumpul bersama satu pewaris klan Vlad di dekat jendela nampaknya sedang membahas sesuatu. Mereka tampak sangat asik jika dilihat seperti memiliki topik tersendiri.

Finnick mengabaikan dan terus berjalan menjauh dari mereka. Namun, nampak dari kejauhan salah satu diantara geng tersebut memperhatikan mereka berduaー Finnick dan Liana. Mereka berdua sampai di sebuah ruangan yang penuh dengan buku. Nampak juga seorang anak perempuan duduk di meja yang disediakan, didepannya sudah ada tumpukan dua buku. Anak perempuan tersebut terlihat sangat fokus sampai tidak menyadari kedatangan mereka berdua. Finnick dan Liana pun menghampirinya dan duduk didepannya.

"Zaya, sejak kapan kau disini? " Tanya Finnick. Zaya menghentikan aktivitasnya, netra ungunya langsung beralih menatap mereka berdua. Zaya menutup bukunya, memposisikan kedua tangannya di meja berpose layaknya tuan Putri yang anggun. "Hai Liana, Finnick yahh sudah dari tadi sih 2 jam yang lalu mungkin" Jawab Zaya, Liana duduk sedangkan Finnick pergi ke rak buku. Ia menelisik setiap rak yang ada. Matanya melihat setiap judul yang ada di buku, melihat dengan seksama barang kali ada yang menarik. Namun, pada salah satu rak, ia pun berhenti. Tangannya mengambil buku yang menarik perhatiannya, buku dengan judul 'Sejarah Para Klan dan Kekuatan Lennox' berhasil menarik perhatiannya.

Tunggu, Lennox? Apa itu? Terdengar sangat aneh bahkan Finnick sendiri baru mendengar istilah itu. Dibukanya buku tersebut dan terpajang sebuah peta negeri Athena berserta wilayah-wilayahnya. Ia pun membalik halaman selanjutnya terdapat daftar isi buku. Terpampang jelas materi yang ada dalam buku tersebut sampai pada pertengahan materi, terdapat materi tentang kekuatan Lennox. Finnick langsung menuju ke halaman itu. Di bacalah materi olehnya, mata Finnick bergerak dari kanan ke kiri mengikuti setiap kata yang ia baca. Ia pun membacanya sambil berjalan dan berakhir duduk disamping Liana.

"Finn, Kau membaca buku sambil berjalan? " Tanya Liana heran. Liana memandang temannya dengan alis sedikit terangkat begitu pula dengan Zaya. Finnick menutup buku yang ia baca kemudian menatap mereka berdua dengan tatapan serius.

"Okay dengar, barusan aku menemukan buku tentang kekuatan Lennox" - Finnick

"Kekuatan Lennox? " - Liana

"Iya, lihat disini tertulis bahwa kekuatan tersebut dimiliki oleh seorang vampir yang sudah ditakdirkan" - Finnick

"Wahh itu... Menarik" - Liana

"Jadi? " - Zaya

"Apa itu benar? " - Tanya Finnick dan Zaya mengangkat bahunya sembari memberikan ekspresi tidak mengerti "Aku tidak tahu tapi aku pernah membaca buku itu dan yah, kekuatan itu tertulis di dalam sana tetapi aku tidak tahu hal tersebut benar adanya atau bukan" Ucap Zaya. Mereka bertiga mulai memikirkan kekuatan Lennox yang baru saja mereka dengar.