Bladen Pov
Sudah satu minggu aku bersekolah di sini. Tidak ada yang begitu spesial tapi satu hal yang membuatku tersenyum setidaknya. Apa lagi kalau bukan teman baruku, Auren. Perempuan ini ternyata penuh kejutan. Baru aku kenal satu minggu, tapi dia ternyata tidak sependiam yang aku pikirkan. Auren sosok yang ceria dan terkadang suka terlihat bodoh tapi itulah yang menggemaskan menurutku.
Selama satu minggu ini pula aku menyadari ada segerombolan perempuan yang selalu melirik kami berdua sinis bila berpapasan dengan kami. Hah! Aku sangat hafal tipe-tipe perempuan seperti mereka.
Hari ini aku dan Auren sedang berada di tengah lapangan voli bersama anak kelas kami dan tentu guru olahraga.
And absoulutly ada segerombolan perempuan itu juga.
Jujur, aku sangat jengah dengan tatapan sinis mereka. Bila aku bisa bertanya langsung saat ini apa alasan mereka selalu melirikku seperti itu, tentu akan lakukan itu. Mengingat aku ini seorang siswi baru, maka aku tidak boleh mencari masalah di sekolah ini dengan jangka yang cukup singkat. Aku harus menunggu waktu yang tepat untuk itu.
"Bladen! Ayo!"
Pekikan itu membuatku menolehkan kepalaku kepada Auren yang saat ini tengah mengambil bola voli. Aku pun tersenyum dan mengangguk. Kami harus memainkan dua ronde permainan untuk penilaian. Tentu ini bukan sesuatu yang sulit bagiku. Aku suka beberapa jenis olahraga dan salah satunya voli.
Kami pun dibagi menjadi dua regu dan kebetulan aku satu regu dengan Auren. Salah satu segerombolan perempuan yang sering melirikku dan Auren menjadi lawan tanding kami. Well, this is gonna be fun.
Kulihat dirinya yang akan melakukan pukulan pertama dan aku mengambil ancang-ancangku. "Ren, jangan lengah atau dia akan mentargetkan kepalamu," ucapku kepada Auren yang bingung mendengar perkataanku.
"Hah?"'
Belum sempat aku menjelaskan, guru olahragaku membunyikan pluitnya dan berkata.
"Mulai!" teriak guru olahragaku dan permainan dimulai.
Hah, ini akan menjadi hal cukup tidak menyenangkan bila perempuan itu handal dalam voli. Aku pun menolehkan kepalaku sebentar ke arah Auren dan berkata. "Perhatikan saja bolanya."
Saat bolanya mulai melambung tinggi, kulihat perempuan itu mengarahkan pukulannya ke arah Auren dan benarlah dugaanku. Pukulan itu cukup keras dan mengenai kepala Auren cukup keras.
Duk!
Auren terjatuh karena tidak siap menerima pukulan itu dan aku pun langsung menghampiri Auren, begitupula dengan guru olahragaku dan beberapa teman sekelasku.
Kulihat Auren memegang kepalanya.
"Ugh, pusing," ucap Auren sambil terus meringis.
"Ups! Salah sasaran," ucap perempuan itu dengan senyuman sinisnya.
Mendengar hal itu aku langsung menatap perempuan itu dingin. Dia benar-benar ingin perang, huh?
Kulihat dirinya menatapku dengan senyuman meremehkan. Perempuan ini benar-benar tidak bisa dibiarkan. Aku akan membuat perhitungan dengannya nanti, tapi yang terpenting kali ini adalah Auren.
"Pak, saya mau antar teman saya ke ruang UKS," ucapku meminta izin kepada guru olahraga kami.
"Iya, boleh bawa dia ke ruang UKS suruh tiduran dulu aja."
Setelah mendapatkan izin, aku pun membantu Auren untuk berdiri dan berjalan ke arah UKS.
"Sudah kubilang perhatikan bolanya, tadi!" ucapku mengomeli Auren.
![](https://img.wattpad.com/cover/41616900-288-k822362.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Girl ✔ (Proses Revisi)
Teen Fiction#SERIESKUTUEMPRET1 Bladen Lateria Scallen adalah satu-satunya anak tunggal dari keluarga Scallen. Biasanya anak satu-satunya akan lebih diberikan perhatian dalam bentuk apapun oleh kedua orang tuanya. Namun kenyataannya tidak bagi Bladen. Tapi ada d...