Bab 4

7.9K 388 17
                                    

Pagi pun tiba, Haechan terbangun pagi sekali, karna sudah biasa di rumah orang tuanya.

"Barus kali ini aku tidur di ranjang empuk ini, biasanya aku hanya tidur di lantai saja" ucap Haechan meregangkan tangan nya

"Apa yang harus aku lakukan pagi-pagi seperti ini?, kalau aku keluar kamar apakah mereka akan marah?" tanya Haechan kepada diri nya sendiri.

"Lebih baik aku membersihkan muka ku terlebih dahulu dan melihat lihat keluar" ujar Haechan pergi menuju kamar mandi.

Sesudah Haechan membersihkan mukanya, Haechan mulai melangkah kan kaki nya keluar dari kamar.

"Sebesar apa Mansion ini?, bahkan kaum manusia jarang memili hal seperti ini" kagum Haechan.

Haechan terus berjalan mengelilingi dalam Mansion megah itu.

Saat asik melihat melihat sekeliling, Haechan di kaget kan dengan dengusan nafas di belakang nya

"Hemm, pantas saja aku mencium bau yang sangat harum, ternyata kau" ucap Jaemin.

Haechan sontak membalik badan, mendongak kan wajah nya karna perbedaan tinggi nya dan Jaemin.

"Ma-af, saya lancang, sa-ya akan kembali kekamar" ujar Haechan ribut.

"Kalau kau ingin mengelilingi Mansion ini terserah, tidak usah minta maaf, lagian kau harus mengenal setiap ruangan disini, mengerti?" ucap Jaemin.

"Iya, eh Tuan ada sinar mata hari, nanti anda terbakar" panik Haechan.

"Hem?, hahahahah, apa kata mu?, terbakar?, kami bukan vampir sembarangan yang bisa musnah hanya karna matahari, kau ini kemana saja manusia" ujar Jaemin dengan tawa mengejek nya, seakan Haechan terlihat bodoh.

"Saya punya nama" gumam Haechan, sambil menundukan kepalanya.

"Ohhh, baiklah, siapa nama mu manis?" tanya Jaemin menundukan kepalanya menatap Haechan.

"Haechan" jawab Haechan

"Yos, sekarang aku lapar, aku ingin minum darah mu pagi ini" ujar Jaemin dengan senyum miring nya.

Hati Haechan sungguh teramat takut, rasa sakit yang malam tadi terngiang-ngiang kembali di ingatan nya.






Sekarang ke lima saudara Jung sedang berkumpul di ruangan khusus.

"Sudah kubilang kita bunuh manusia-manusia itu!" bentak Jeno, melihat kan mata merah dan taring nya.

"Jeno!, redakan amarah mu!" bentak Jaehyun.

"Kau lupa?, siapa yang membunuh orang tua kita?, manusia-manusia bodoh itu" marah Jeno.

"Dan sekarang mereka sedang membangun pasukan untuk memusnahkan kita, bangsa vampir" tambah Jeno.

"Manusa-manusa bodoh itu tidak tau, kekuatan vampir tidak selemah itu" jawab Jaemin

"Kita harus ikut rapat malam ini dengan bangsa Vampir lain nya dari berbagai juru kota" ujar Jaehyun.

"Kita bunuh mereka, akan ku habisi mereka semua dengan tangan ku" geram Jeno.

"Mark bangai mana menurut mu?" tanya Jisung

"Aku akan membunuh siapa pun yang mengusik keluarga kita" jawab dingin Mark

Wah-wah, rasa trauma masih ada ternyata, kau sungguh penyayang keluarga ternyata" celetuk Jaemin.

Mark hanya menatap Jaemin sekilas dan serius kembali serius dengan diskusi lagi.

"Jaehyun tapi kita harus menjaga kastel kita, kalau kita pergi bisa-bisa saja bangsa manusi menyerang kastil kita" ucap Jeno.

"Hem, itu yang sedang ku pikir kan, bagai mana kalau dia antara kita berlima, dua yang harus tetap di kastel" saran Jaehyun.

'Kesempatan' batin Jeno

"Aku!" ucap serempak Jeno, Jaemin, dan Jisung.

Jaehyun memicingkan mata, tebakan Jaehyun ada yang tidak beres dengan adik-adiknya biasa nya mereka selalu rebutan untuk minta ikut.

"Baiklah aku akan memberikan keputusan, karna aku paling tua aku akan ikut dalam pertemuan, Jeno dan Mark ikut" ucap Jaehyun.

"Apa!, kenapa aku?, aku tidak mau" tolak Jeno.

"Tidak usah drama Jeno ikut saja, aku malas berdebat, keputusan sudah mutlak aku pergi" ucap Mark yang akan meninggalkan ruangan.

"Persetan" umpat Jeno

"Mampus".ejek Jisung

"Giliran siapa yang minum darah sekarang?" tanya Mark

"Jeno" jawab Jaehyun

Sebenarnya Jeno keberatan, tapi tak apa, dia harus bersabar demi mendapat kan yang terbaik.

Semuanya pergi mengurus pekerjaan nya masing-masing di sisi lain Mark hanya membaca buku di belakang taman kastel.

'Ayah, Mom aku akan membalas kan dendam kalian kepada manusia-manusia sialan itu, aku benci manusia' batin Mark, memandang langit yang di penuhi bintang-bintang.






Jadi sekarang yang ada di kastel hanya tinggal Jaemin dan Jisung saja, sisa nya pergi untuk pertemuan para vampir.

"Jaemin kau tidak penasaran dengan tubuh manusia itu?" tanya Jisung.

"Haechan?" tanya Jaemin.

"Itu kah nama nya?, wow, kau bisa tau nama nya, hebat sekali"  ucap Jisung

"Aku tadi akan meminum darah nya, tapi aku tidak sempat, karena Jaehyun Hyung memanggil ku" balas Jaemin.

"Kau harus mencoba darah, siapa?, oh, Haechan itu" ujar Jisung.

"Aku akan menjawab pertanyaan pertanyaan mu, aku juga sangat tertarik dengan manusia bernama Haechan itu, wangi tubuh nya membuat ku horny" ucap Jaemin.

"Mau melakukan nya?" ajak Jisung.

"Aku lelah harus bertarung dengan Jeno kalau kita melakukan nya terlebih dahulu sebelum diri nya" ujar Jaemin.

"Kau takut?" tanya Jisung meledek.

"Aku camkan, aku tidak pernah takut pada siapa pun, tapi kau tau sendiri Jeno orang egois dan ingin menang sendiri, bisa jadi dia akan melukai Haechan karna tidak dapat melampiaskan amarah nya pada ku" jelas Jaemin.

"Ahh, kau benar, bahaya kalau sumber darah kita mati begitu saja" ucapan Jisung membenarkan.

"Jadi kita akan menunggu Jeno melakukan nya terlebih dahulu?" tanya Jisung lagi.

"Iya" jawab Jaemin.

Setelah melakukan obrolan yang sangat panjang, akhir nya kakak beradik tersebut pun kembali berjaga dengan para bawahan vampir lain nya.

Sedangkan Haechan sedang tertidur pulas, lagi pula Haechan adalah manusia yang perlu tidur setiap malam hari tiba.

VAMPIR (HAECHAN HAREM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang