Bab 11

4.4K 291 25
                                    

Hari ini yang dapat kesempatan berangkat dengan Haechan adalah Jeno, walaupun Jeno harus berdebat dulu dengan Jisung.

Sesampai nya di kampus, Haechan langsung menuju kelas nya dan duduk di sebelah Jeno.

Istirahat pun tiba, seperti biasa Haechan terus di ikuti oleh tiga J bersaudara, Haechan sebenarnya risih, tapi kalau mereka tidak mengikuti Haechan, bangsa vampir yang lain berani mendekati Haechan.

"Aku ingin ke kamar mandi, bisakah tuan menunggu saja di luar" ucap Haechan saat akan masuk bilik kamar mandi.

"Jaemin, Jisung kau jaga di luar, aku menginginkan nya" ucap Jeno pelan

"Kau melakukan nya di sini?, di toilet?" tanya Jaemin

"Aku sudah tegang sedari tadi, aku lebih dulu" balas Jisung

"Kau tunggu giliran mu besok" ucap Jeno

"Aku juga menginginkan nya" tambah Jaemin

"Tiga penis di masukan sekaligus tidak akan masuk bodoh" jawab Jisung

"Threesome bagaimana?" tanya Jisung

"Kau Jaemin tunggu saja giliran mu besok, sekarang aku dan Jisung" ucap Jeno

"Asihh, aku bukan berarti mengalah, hanya saja aku masih memiliki hati untuk tidak melukai sumber darah kita" ucap Jaemin pasrah setelah nya keluar.

Jisung dan Jeno mulai masuk ke dalam kamar mandi, terlihat Haechan sedang mencuci tangan nya.

Saat Haechan akan pergi tangan nya di cekal oleh Jeno lalu memojokkan tubuh Haechan ke tembok di himpit nya tubuh Haechan dengan tubuh nya.

"T-tuan, jangan begini" ujar Haechan sambil mendorong tubuh Jeno

"Tenaga mu seperti semut" ejek Jeno

"Kita mulai saja, tidak usah banyak bicara" kesal Jisung

Jeno menahan tangan Haechan yang terus berusaha mendorong tubuh nya menjauh, tapi tenaga Jeno lebih besar, di lumatnya bibir nya walaupun tidak ada balasan.

Jeno mulai turun ke leher, membuka setiap helai kain yang ada di tubuh Haechan mengisap puting susu pink kecoklatan.

Jisung yang melihat bibir Semerah ceri itu menganggur mulai melumat bibir yang sudah bengkak, mulai turun ke leher.

"Ahh jangan hiks, tuan maaf hiks maaf" tangis Haechan

"Jisung jangan dulu mengisap darahnya" peringat Jeno.

"Hemm" jawab Jisung yang masih sibuk menyusu di dada kiri Haechan, Jeno sendiri sedang mengecup setiap inci paha dalam Haechan.

Jeno mengendong Haechan lalu masuk ke salah satu bilik toilet dan duduk di kloset.

"Jangan hiks aku mohon hiks, tuan maaf hiks maaf, ahmmm" berontak Haechan.

"Ahss, masih sempit, rileks" desah Jeno

"Enghmm, ah" pekik Haechan saat Jeno mulai mengeluar masukan penis nya, sungguh rasanya sangat dalam saat posisi duduk seperti ini Jisung sendiri ikut masuk ke bilik yang sama.

"Ahh, shh aku masukan" desah Jisung yang sedang mengocok penis nya sendiri

"Jangan ahh, jangan hiks jangan, tidak akan muat hiks ahh" ucap Haechan di selah desahan nya.

"Diam dulu Jeno, sialan" ucap Jisung yang berusaha memasukan penis nya ke dalam lubang Haechan.

"Jangan, hiks jangan aku mohon, ajang anghh!" desah Haechan sedikit nyaring

"Ahh" desah Jisung yang akhirnya penis nya sudah masuk

"Lepas, shhh sakit" ringis Haechan

Dengan posisi Haechan menduduki Jeno dan Jisung berdiri, Haechan berusaha menahan desahan nya, saat Jisung dan Jeno mulai menggempur nya.

Sampai akhirnya mereka berdua sampai ke pelepasan mereka, tenaga nya habis terkuras, bahkan Jisung dan Jeno melakukan nya sambil mengisap darah Haechan.

"Pingsan?" tanya Jisung

"Kita bawa ke ruang uks saja, kalau Jaehyun Hyung tau, bisa repot" jawab Jeno.















"Sialan apakah itu membesar?" tanya Jaemin di uks

"Lubang nya benar-benar sempit dan hangat" jawab Jisung

"Jangan sampai Jaehyun Hyung tau" ujar Jeno

"Besok giliran ku ingat itu, kalian meminum darah nya juga?" tanya Jaemin lagi

"Kau banyak bertanya" jawab Jeno

"Tentu saja, deah nya sangat panas saat masuk ke tenggorokan ku, ahhhh manusia satu ini emang berbeda" timpal Jisung.

Terdengar lenguhan kecil saat Haechan mulai membuka matanya, rasa sakit yang muncul saat Haechan mulai terbangun.

"Shh sakit" ringis nya

"Ayo pulang" ajak Jaemin

Saat Jaemin akan mengendong tubuh Haechan, Haechan langsung menjauh, menolak bantuan Jaemin.

"Tidak usah membatah sayang, lagi pula kau tidak akan bisa berjalan" ucap Jaemin.

"Hiks kalian jahat, aku benci hiks, jangan  sentuh aku!" ujar Haechan

" Diam!, mau ku setubuhi lagi kau disini?!" bentak Jeno yang membaut Haechan langsung terdiam

"Pintar" ucap Jisung mengelus rambut halus Haechan.

Jaemin mulai mengendong Haechan menuju mobil nya, untuk menuju kastel.

"Sampai kau mengadu kepada Jaehyun ku hisap habis darah mu" ancam Jaemin di dalam mobil nya.

Ternyata di dalam kastel ada Mark yang sedang duduk dan membaca berkas-berkas penting.

"Haechan duduk lah" ucap Mark sambil menepuk sofa yang kosong.

"Bagian ku hari ini" ujar Jeno menatap Mark

"Kau sudah meminum darah nya kan?, jadi kau tidak hak lagi" jawab Mark

"Kalau aku menolak?" tang-tang Jeno

"Sudah lah Jeno, lagi pula hari ini kau mendapat lebih dari darah" ucap Jaemin

"Aku bukan berarti mengalah, hanya saja hari ini aku ada urusan" ujar Jeno.

Tiga J bersaudara itu akhirnya pergi meninggal kan Haechan dan Mark, Haechan mulai duduk di samping Mark

"Ada apa tuan?" tanya Haechan sambil menunduk

"Kalau sedang berbicara tatap mata lawan bicara mu Haechan bukan menunduk" ucap Mark

"Maaf" jawab nya

Mark mengangkat dagu Haechan dengan jari telunjuk nya, hinga mata mereka saling bertemu

"Mereka melakukan nya lagi?" tanya Mark

"T-tidak" jawab Haechan gugup

"Tidak usah berbohong, aku tau semuanya, aku membelikan obat untuk mu" ucap Mark sambil menyodorkan obat kepada Haechan.

"Ah tidak tuan, aku baik-baik saja" tolak Haechan

"Jalan mu aneh" celetuk Mark yang membuat wajah Haechan memerah.

"Istirahat lah, kalau kau butuh sesuatu bilang pada ku" ucap Mark.

"Terimakasih tuan" jawab Haechan setelah nya pergi menuju kamarnya dengan membawa obat pemberian Mark.

Sebenarnya hati Haechan berdebar saat di dekat Mark, menurut Haechan Mark berbeda, Mark malah memberikan obat kepada.

'Jantung ku mau meledak rasanya' batin Haechan.

VAMPIR (HAECHAN HAREM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang