Apes

523 31 1
                                    

Pagi hari, diawali dengan teriakan seorang Paruh baya didepan pintu kost yang masih tertutup rapat.

" Panca bangun kamu!!!" Teriakan serta ketukan brutal dari bapak kost yang diketahui bernama Jono membuat beberapa anak kost lain merasa terganggu.

" Bapak cari panca?" Ini namanya Seno tetangga kamar yang sedang di ketuk brutal oleh pak Jono.

" Diamana panca?" Seno menghela nafas panjang merasa kasihan dengan bapak satu ini.

" Udah pergi tengah malam tadi pak " ujar enteng, pak Jono mengeram marah.

" Oalah bajingan anak itu" setelah mengumpat pak Jono bergegas pergi dari sana, untuk menemui penghuni baru pengganti si panca yang udah nunggak kost selama tiga bulan.

Mari beralih pada pemuda berdarah Jawa ini, dengan nama lengkap Panca Indera, kenapa begitu??? Panca sendiri juga ngga tau, kata bapak mah asal jeplak aja, toh nama kan mendoakan juga ? Ibu bilang nama panca indera biar kelima Indra milik nya berfungsi semua, syukur-syukur dapet bonus indra keenam.

Udah lanjut nanti.

Panca kini tengah berjalan menyusuri kota Jakarta, tempat ia merantau dengan bekal seadanya yang sudah habis lima bulan yang lalu.

" Duh kerja dimana ya aku?" Sedih dia tuh, kena tipu tetangganya, bilang disuruh ikut ke Jakarta mau di kasih pekerjaan eh sampai sini malah disuruh nyopet, ya kabur dong.

Ibu bilang sesusah apapun hidup, ngga boleh nyopet nanti dosa, lebih baik ngamen dari pada nyopet. Walau rasanya sekarang ini ia merasa ingin mencoba menjadi seorang copet ya Karena kepepet.

Ngga bawa uang sepeser pun tadi malam ia kabur dari kost sebab sudah telat bayar selama tiga bulan dari pada diseret mending kabur duluan ngga?.

Perutnya tiba saja berbunyi, udah dari semalam ia tak makan apapun, mau makan gimana uang lima ratus perak saja ia tak pegang.

" Duh Gusti Paringin sabar aku "
(Ya Tuhan berikan aku kesabaran)

Baru saja berjalan beberapa langkah Dengan wajah memelas dan tangan senantiasa memegang perut yang terasa perih itu, telinga panca mendengar suara aneh yang membuat ia agak merinding, jujur ya panca itu penakut banget.

" Ih suara apa nih? Masa siang siang ada hantu?" Panca itu aneh walaupun ia takut tapi ia penasaran dan nekat buat telusuri suara itu, hingga tanpa sadar ia berdiri didepan sebuah tong besar, tong sampah si kayaknya.

Kepala dengan rambut yang agak panjang itu ia longok kan kedalam tong, dan Duarrr. Matanya melotot kaget.

Ya ngga kaget Gimana didalam tong sana ia melihat seorang balita sedang menangis ketakutan.

" Heh dek kenapa bisa didalem?" Tanya panca, balita itu hanya bisa menangis dan menatap panca memohon untuk segera dikeluarkan dari tempat pengap itu. Karena panca merupakan cowok peka, akhirnya dia angkat tubuh gembul si balita yang kotornya kayak ngga mandi satu abad.

" Huwaaaa" teriakan dan tangisan kencang balita tersebut membuat panca gelagapan, takut dia difitnah macem- macem Ama tuh bocah.

" Heh dek jangan nangis dek, nanti aku di tuduh iya iya in kamu " astaghfirullah panca sadar dia balita.

" Pulang hiks ayah huwaaa" teriakan nya makin menjadi-jadi.

" Dek tega banget mau buang anaknya, kalo belom siap punya anak jangan buat dulu dek , dasar anak jama sekarang ada ada saja" panca mendelik kaget, enak saja main fitnah kenal anak ini aja engga. Dasar Emang ya semua ibu-ibu dimuka bumi ini suka julid tanpa tau kebenarannya.

Di tempat lain tepat nya disebut rumah mewah berlantai dua seorang laki-laki paruh baya sedang mengomeli sang anak.

" You itu bagaimana ha? Momy kan udah bilang sama you buat cari Nanny buat si Nono" laki laki yang diomeli hanya mampu menghela nafas.

" Aku ngga percaya sama gituan mom takut malah nyakitin Nono".

" Trus kalo gini bagaimana cucu mom hilang ha?".

" Dad you harus telfon si Lukman buat cepet cari cucu i, ya Tuhan Pramono cucu I " laki laki itu memijit pelipisnya pusing dengan sang anak.

****
" Dek sttt jangan nangis udah ya hem" Panca masih senantiasa menenangkan si kecil yang sejak tadi masih menangis walau sudah agak reda suara kencang nya. Tak lupa ia ayun kan si kecil agar tertidur dan diam. Sungguh dirinya sudah benar-benar pusing.

Beberapa menit kemudian akhirnya si kecil sudah anteng tertidur dalam gendongannya. Sekarang ini tinggal dia berfikir bagaimana kedepannya. Mana menemukan anak balita yang ia tebak akan membuat hidup kedepannya tidak tenang.

Panca terduduk melamun Dengan balita laki laki di dekapan nya, merenungi nasibnya yang malang ini, tak terasa kantuk menyerang dan matanya terpejam.

Keduanya kini sama sama tertidur dengan panca yang duduk menyender pada sebuah ruko yang seperti sudah lama tak terpakai.

Tak terasa keduanya tidur Kini hari sudah siang agak sore, sekitar jam dua an lah. Mata bulat milik Panca mengerjap pelan. Dilihat balita tersebut masih asik tertidur dalam dekapannya.

Perutnya berbunyi, sungguh demi apapun ia begitu sangat kelaparan dengan wajah yang begitu melas. Tiba saja seorang wanita paruh baya berhenti dihadapannya dan merogoh saku celana, mengeluarkan satu lembar uang dua ribu yang kemudian dia letakan di depan panca yang masih terduduk itu.

Panca kaget, ya tuhan semenyedihkan  sekali kah dirinya, Sampai dikira pengemis, mungkin rejeki. Setelah ibu paruh baya tersebut kini ada beberapa orang juga yang ikut memberikan uang, panca sendiri? Dia memilih diam. Tidak apa apa dianggap pengemis yang penting malam ini dia bisa makan.

***
" Gimana Luke?" Tanya Paruh baya dengan uban yang sudah menghias rambu hitamnya.

" Saya masih terus mencoba mencari tuan kecil tuan besar" paruh baya yang diketahui bernama lengkap Tedjasukmana Hartanto itu menghela nafas.

" Gimana dad you udah temukan cucu i?" Sang nyonya rumah sebut saja nyonya Nawasena Hartanto berjalan dan duduk di sebelah sang suami.

" Belum mom, Luke masih mencari Pramono" Nawa menghela nafa khawatir.

" Pokoknya i mau Luke cepat temukan si Pramono, i khawatir Gimana keadaan cucu i, apa udah makan? Atau ketemu orang jahat" isaknya pelan.

" Sttt udah mom tenang, semoga Nono baik baik saja ya".

Vote komen jangan lupa

Byeee

Nanny Mommy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang