Berlaih ke hari berikutnya dengan panca yang senantiasa berjalan mengendong tas bonus seorang balita, dengan memakai sarung yang ia bawa dari rumah panca lilitkan ketubuh kecilnya hingga terlihat seperti gendongan, mana mungkin dia menggendong balita yang sampai sekarang tak tau namanya itu dengan tangan kosong mana ia bawa tas juga.
" Mamah hihihi " Balita tersebut terus berceloteh dengan tangan sesekali menepuk pelan wajah melas panca
" Duh laper banget, mana nih bayi belum makan juga," Menghela nafas sekarang ini ia bingung, uang dari kemarin ia dapat dari beberapa pejalan kaki tinggal lima ribu saja. Ini mah baru cukup beli nasi nya belum dengan lauknya.
" Apa aku jual aja ya hape ini" Panca menimang ide dari otak nya itu.
" Cukup ngga ya buat lima hari? Atau setidaknya beli susu buat ini anak? " Sungguh ia merana sekali, merasa minder handphone yang ia milik merupakan Handphone jadul yang hanya bisa untuk telfon dan SMS saja. Tak ada instagram ataupun WA bahkan Facebook juga. Dapat handphone ini juga dia harus bekerja membantu tetangga membuat rumah.
Keluarganya tak sekaya itu untuk bisa membeli handphone yang bisa mendengar musik dan memiliki kamera.
Akhirnya dengan tekat kuat ia membawa tubuh kecilnya ke tokoh handphone yang berada di sekitar sana. Terjual berapa pun ia akan Terima, yang terpenting dia dan si kecil bisa makan untuk hari ini.
" Permisi mas"
" Iya ada yang bisa saya bantu? " Panca dengan gesit mengeluarkan handphone jadul miliknya dari balik celana yang ia pakai.
" Maaf mas, Kira-kira handphone ini kalo di jual laku berapa ya? " Tanya panca takut, mas mas tersebut meneliti handphone dari panca dan menghela nafas.
" Paling mentok lima puluh ribu mas"
" Ngga bisa ditambah mas? " Ucapnya dengan mata memelas. Seakan tau balita tesebut mencebikan bibir mungilnya dan kemudian menangis.
" Huwaa mama mam mam" Ah ternyata dia lapar.
" Mas saya mohon seratus ribu bagaimana?, saya cuma punya ini saja untuk beli makan sama susu anak saya mas" Ucapnya pelan. Bahkan beberapa orang sudah menatap dengan iba.
" Baik mas seratus ribu" Panca tersenyum. Orang tersebut memberikan satu lembar uang seratus ribu.
" Makasih banya mas " Setelah nya panca pergi ke warteg terdekat untuk membeli makanan. Tak lupa ia memesan setengah porsi untuk balita kecil itu.
Sore telah tiba, balita kecil yang ia beri nama Andaru yang berarti sebuah wahyu dan kebahagiaan, ia harapan semoga dengan adanya bayi ini ia akan selalu mendapatkan kebahagiaan.
" Aru, bangun saya udah sore kak" Panca membangunkan bayi berusia dua tahun itu agar bangun, ah ia dari dulu sudah di ajarkan sang ibu jika di waktu sore tidur itu tidak baik.
Bayi kecil itu mengeliat dan menatap polos kearah panca.
" Mam mam hihi mama us dek uss" Panca yang paham langsung meberikan botol dot yang tadi sudah sempat ia isi dengan air. Panca yang melihat akan hal itu tersenyum haru, hatinya begitu menghangatkan melihat bayi mungil itu.
" Apa aku pulang kampung saja? " Pikirnya, kemudian ia menggelengkan kepala nya.
" Duh ngga deh, takut nanti di marahi ibu aku, mana ngga ada ongkos buat balik ke malang " .
*****
Seminggu sudah panca bersama keluarga bayi yang sempat ia temukan di tong sampah. Pagi ini ia sudah siap dengan Aru berada di gendonanya. Dengan keranjang yang ia gendong di belakang. Ya hari ini ia akan mencari sampah dan beberapa barang bekas yang sudah tak terpakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanny Mommy
Romance" bisa jauhan dikit pak " " ini mah namanya gua jaga bapaknya ketimbang anaknya" " nanny nanny mau kan jadi momy nono?" "yohh semangat demi uang banyak " ⚠️ Lapak NANONOHM YAA Jangan salpak oke BXB LOKAL HWERE kalo ngga suka Skipp skipp