BAGIAN #2

6 1 0
                                    

OH, HAI !!! Ketemu lagi nih sama aku ^^
Semangat buat kalian yang lagi sekolah atau apapun deh. Semangat menjalani aktivitas sehari-hari !!! Stay safe ya guyss 🤗🤗



•••••

Ruang tamu yang biasa Bulan gunakan untuk berkumpul dengan ketiga sahabatnya, kini tidaklah lagi. Ruang tamu rumah Bulan sudah di penuhi beberapa koper dan tas jinjing yang besar. Ya. Tepat pada hari ini, Bulan harus benar-benar berpisah dengan Chika dan Dasya. Seharusnya Bulan tidak terlalu sedih karena ada Zhania yang akan satu kampus dengannya nanti. Tetapi, harus jauh dengan Chika dan Dasya tidak pernah bahkan tidak akan pernah terbentang dalam benak Bulan. Namun, demi masa depan masing-masing, Bulan harus menjalani ini dengan yakin bahwa setelah lulus, Bulan dan Ibu nya akan kembali ke Bandung. Kembali pada Chika dan Dasya. Dan kembali pada rumah ini

Chika dan Dasya ikut membantu dalam mengangkat barang dari dalam rumah menuju dua mobil truk berwarna kuning yang sudah terparkir di depan gerbang rumah Bulan. Zhania lebih dulu pergi ke Jakarta untuk membeli rumah disana.

"Nak, Dasya, Chika, terimakasih ya kamu sudah bantu Ibu angkutin barang-barang. Terimakasih kalian berdua sudah mau berteman baik dengan anak Ibu, Bulan" ujar Sarah kepada Chika dan Dasya

"Sama-sama, Bu... Bulan udah kami anggap sebagai saudara kami sendiri Bu, dan Ibu. Sudah kami anggap sebagai orangtua kami juga" ujar Chika

Di sela-sela mengobrol, salah satu pengemudi truk turun dari mobil nya dan menghampiri Bulan juga Sarah

"Ada lagi barang yang mau diangkut? Bisa kita berangkat sekarang?" ujar nya

"Bisa, Pak." jawab Sarah

"Buuuulaaannn, ayok, nak. Kita berangkat" panggil Sarah pada putri kesayangnya itu yang Sarah yakin ia masih berada di dalam kamar

"Biar Chika dan Dasya aja, Bu, yang panggil Bulan" kata Chika

Chika dan Dasya pun melangkah kembali kedalam rumah Bulan, yang dimana nantinya, mereka berdua lah yang akan menempatkan rumah ini. Oh, ralat. Sepertinya, menempatkan sekaligus menjaga rumah ini. Chika dan Dasya sama-sama mematung ketika melihat Bulan yang masih terduduk di pinggir ranjang tempat tidur nya sambil menggenggam sebuah bingkai yang Chika dan Dasya yakin, di dalam bingkai foto itu ialah foto mereka berempat dikala Bulan dan Zhania masih di kampus Pancasila.

Melihat itu, Chika dan Dasya pun menghampiri Bulan. Chika duduk di sisi kiri Bulan, dan Dasya, duduk di sisi kanan Bulan. Chika dan Dasya memeluk sangat erat sahabat nya itu dari samping

"Bandung Jakarta tuh nggak jauh, Bulan. Lo bisa ke sini pakai mobil Nia. Atau, gue bisa ke Jakarta bareng Chika pakai mobil dia. So, lo harus fokus sama jenjang beasiswa lo itu. Kalau ada apa-apa atau lo di apa-apain sama anak kampus disana, lo hubungi kita" kata Dasya memberi semangat pada Bulan

"Makasih guys. Gue titip rumah ini ya. Apapun yang terjadi, jangan pernah kalian berniat untuk menjual atau suruh orang lain ngontrak disini" perintah Bulan

"Iyaa, Bulaann" kekeh Chika dan Dasya.

Dan untuk terakhir kali nya, Chika dan Dasya memberikan pelukan sehangat cinta kepada Bulan, sebelum dua mobil truk pengangkut barang berwarna kuning putih itu pergi meninggalkan kawasan rumah Bulan. Meninggalkan Bandung.
Di sepanjang jalan, pandangan Bulan tak lepas dengan padat nya jalanan kota Bandung pada siang ini.

•••••

Langit jingga sudah berganti dengan langit malam gelap.Bulan dan Ibu nya masih membereskan barang bawaan mereka.
Setelah barang bawaan mereka sudah tersusun rapih, Sarah berpamitan sebentar untuk membeli dua bungkus nasi sebagai pengisi perut mereka dimalam hari ini

BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang