BAGIAN #4

3 2 0
                                    

Halawww??? Masih semangat menjalani hari-hari nya? Jangan menyerah guys. Jaga kesehatan, istirahat yang cukup !!. Masih semangat untuk part-part selanjutnya? . Seperti biasa, bintang nya jangan lupa ⭐️



•••••

"Gimana hari pertama kamu kuliah kemarin, nak? Anak-anak disana pada baik kan sama kamu?" tanya Sarah ketika masuk ke dalam kamar. Jam dinding menujukkan pukul lima pagi.

"Bulan?" panggil Sarah. Bulan terhentak dari lamunan nya ketika Ibu nya menanyakan kondisi nya pada saat hari pertama kuliah

"E-a-anu, Bu. Baik kok. Ibu, bikin kaget aja" jawab Bulan terbata-bata

"Oh, iya, Bu. Gimana jualan Ibu dari kemarin sampai sekarang ini?" pertanyaan Bulan mengalihkan topik obrolan dari sang Ibu mengenai kampus nya

"Alhamdulillah, laku banyak, nak. Ini ada beberapa bungkus, kamu jual dikampus ya" Sarah memberikan dua kantong plastik merah yang masing-masing kantong sudah terisi sepuluh bungkus nasi yang berwarna cokelat. Nasi uduk dengan lauk yang berbeda. Ada nasi uduk dengan lauk tempe orek dan bihun, ada juga dengan telur balado, kentang balado dan yang terakhir ayam.

"Baik, Bu. Mau di jual harga berapa per bungkusnya, Bu?"

"Sepuluh ribu, aja, nak" jawab Sarah. Bulan pun mengangguk. Ia memakai totebag nya dan mencium punggung tangan sang Ibu. Lalu, ia menjinjing dua kantong plastik merah.

•••••

Di depan, sudah terparkir mobil Mazda berwarna hitam pekat milik Zhania. Ketika sudah berada di samping pintu mobil, Bulan mengetuk kaca hitam yang sangat gelap itu sebanyak tiga kali. Zhania mengganti kunci otomatis close and open pada mobil nya dan mempersilahkan Bulan untuk masuk. Bulan membuka pintu mobil bagian penumpang disamping bangku pengemudi

"Wess, bawa apa tuh?" tanya Zhania. Mata nya tertuju pada barang bawaan Bulan yang cukup banyak

"Ini nasi uduk buatan Ibu, Nia. Mau gue jual-in di kampus nanti" jelasnya

"Pas nih, sarapan nasi uduk. Berapa satu?" tanya Zhania seraya mengambil satu bungkus nasi itu dari plastik berwarna merah

"Sepuluh ribu. Itu ada lauk yang berbeda. Ada tulisannya juga kok, lo mau yang mana?"

"Ini aja deh. Telur balado, Nih duit nya" Zhania membuka dompet nya dan mengeluarkan selembar uang berwarna merah kepada Bulan

"Lo udah gila apa gimana?" tanya Bulan heran

"Kenapa?" jawab nya santai. Ia mulai membuka kertas nasi itu dan melahapnya dengan rakus. Oh tidak, ini enak sekali. Batinnya

"Gue bilang satu bungkus nya sepuluh ribu, Nia. Se-pu-luh ri-bu" eja Bulan terheran-heran melihat Zhania

"Oh, iyakah? Yaudah lah, ambil aja kembaliannya buat lo, itung-itung gue pembeli pertama" ucap Zhania. Zhania meremas kertas nasi itu dan turun dari mobil untuk membuang bekas kertas makan tadi. Zhania kembali ke mobil dan memasang sabuk pengamannya. Sesekali ia melirik ke pergelangan tangan kiri nya. Sebuah alroji cantik tengah melingkar.

Bulan yang paham dengan tingkah Zhania pun mengikuti gerakannya. Bulan memakai seat belt nya. Zhania mulai mengendarai mobil nya dengan kecepatan sedang. Beruntungnya, jalanan Ibu kota Jakarta pada pagi hari ini tidak begitu padat. Untuk pukul tujuh pagi adalah waktu yang sudah menjadi hukum alam dengan padatnya kota Jakarta.

Zhania menoleh ke arah Bulan. "Kalo ada cogan dikelas lo, bisa kali kenalin ke gue" kata Zhania

Bulan hanya menggelengkan kepala. Tingkah sahabat satu nya itu dari SD tidak pernah berubah

BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang