BAB 3

671 37 5
                                    

Dua orang pria muda berpakaian polisi tengah bermain catur dengan serius, mereka berdua tidak memerhatikan bahwa kapten polisi mereka sudah tiba.

"Skakmat!" ujar salah satunya ketika bidak caturnya berhasil membunuh bidak catur raja lawannya.

"Kamu kalah lagi Han" lanjutnya berkata lagi pada temannya ini.

"Kau mah curang Tan!" balas polisi disisi lain yang dipanggil Han, atau lebih tepatnya Raihan.

"Lah apaan sih Han, kalah mah kalah aja kali" ucap Tan atau Titan tidak terima dan membalas dengan mengejek Raihan sambil memeletkan lidahnya.

Saat Raihan hendak melayang tangannya untuk memukul teman satu profesinya ini, tiba-tiba suara dingin terdengar ditelinga mereka berdua.

"Kalian disini malah main-main yak?!" perkataan bernada penuh penekanan ini berasal dari sang kapten polisi yang telah tiba, Ferarri.

"HUA SETAN!"

"BABI MONYET"

Serempak keduanya berteriak dengan kata-kata mutiara masing-masing.

Ferarri yang mendengar teriakan kedua anak buahnya ini menjadi marah, terutama dengan teriakan Raihan yang mengatainya Setan.

Ferarri langsung saja mengangkat kedua tangannya dan menjewer telinga Raihan dan Titan berbarengan.

'anak buah goblok emang!" bathin Ferarri sangat tertekan dengan adanya dua orang ini sebagai bawahannya.

"Aduh aduh sakit kapten" ujar Titan, dia kesakitan dengan telinga sebelah kirinya yang dijewer oleh kaptennya sampe kerasa akan putus.

"Aduh Kapten" ujar Raihan sedikit berteriak kesakitan.

"Kalian berdua gak usah lebay, disuruh persiapan malah main catur!" ucap Ferarri tegas, dan saat itu pula keduanya kembali berteriak kesakitan karena jeweran Ferarri makin kenceng.

"Atuhlah Kapten santai dulu napa" ujar Raihan lagi, nih orang emang agak membangkang kalo soal perintah dan perkataan kaptennya sendiri.

"Santai?! Mau dipecat hah?!, Ayo cepat kita ke Lapas!" ucap Ferarri lalu pergi membawa kedua bawahannya yang masih kek bocah ini.

.
.
.
.

Sedangkan disisi lain, dilapas para narapidana tengah diatur barisan oleh para sipir dilapangan lapas.

Hari ini adalah hari kedua Dewangga ditahan dan kebetulan sekali hari ini juga bertepatan dengan hari kegiatan rutin dilapas yang selalu dilakukan dilapangnya.

Dan Dewangga berdiri kedua ter-ujung dilapang lapas, iya kedua tapi terasa paling ujung karena tahanan yang harusnya berada disebelahnya ini belum datang, mana diujung ini yang paling banyak kesorot cahaya matahari pula, dan entahlah tentang seseorang yang harusnya disampingnya karena Dewangga bahkan tidak tahu tahanan nomor yang akan berada disampingnya.

Saat dewangga tengah menatap malas semuanya, tiba-tiba terdengar suara dari sampingnya.

"Kenapa harus ada kegiatan seperti ini?, sial kulitku makin ireng saja!" ucap seseorang yang baru saja tiba disamping Dewangga, terdengar samar dia terus mengeluh dan mengumpat.

Mendengar suara disampingnya, Dewangga menoleh ke samping, dan melihat seorang laki-laki berkulit sawo matang dan sekiranya setinggi dirinya.

Menatap laki-laki disampingnya yang sudah Dewangga pastikan dia juga tahanan disini, tapi itu membuat Dewangga cukup terkejut karena dilihat dari perawakan dan mukannya cukup tidak meyakinkan sebagai pelaku kriminal berbahaya.

Yak gimana gitu menurut Dewangga seseorang disampingnya ini lebih mirip seorang pelajar teladan dan bahkan cupu.

"Hey kenapa menatapku seperti itu?" ucap seseorang tersebut, dan hal itu membuat Dewangga kembali tersadar dari lamunan absurnya, Dewangga agak malu mendengarnya.

"Ah, maaf-maaf Aku hanya terkejut dengan seseorang yang tiba-tiba datang dan mengeluh seperti itu disampingku" ujar Dewangga meminta maaf terlebih dahulu, dia jadi malu kalau begini nih.

"Ah yak maafkan Aku juga jika mengejutkanmu, Aku dari dulu tidak terlalu suka dengan kegiatan kegiatan seperti ini" ujarnya juga.

Dewangga hanya bisa tersenyum canggung mendengarnya, apalagi jika melihat wajah seseorang dihadapannya ini seperti memelas.

Untuk menghilangkan rasa kecanggungan ini, Dewangga bertanya padanya, "Emm, Kau ini siapa?".

"Ah yak perkenalkan Aku Ananda Raehan, tahanan nomor enam disini" ucapnya sembari tersenyum manis.

Tapi hal itu membuat Dewangga terdiam dan tubuhnya terasa tegang seketika.

__________________________________

.

.

.

Hello prend, sorry baru up lagi karena author sibuk sekolah karena author masih kecil korban kurikulum merdeka
〒_〒.

Author juga lagi mengenal cinta #Ea omongannya ini hehe :V

Btw please vote lah masa perbedaan nya satengah nya

BL || Di Penjara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang