BAB 5

594 29 1
                                    

"Carla, menurut Kamu siapa pembunuh sebenarnya dari kasus ini?." seorang pria muda bertanya pada wanita cantik berlekuk tubuh seperti gitar spayol yang disebelahnya ini.

Mendengar pertanyaan dari rekannya ini, wanita itu Carla hanya melihat ke sekeliling sebelum akhirnya tersenyum miring dengan apa yang ada dipikirannya.

"Jika Aku tidak salah menebak, dalang dalam kasus ini adalah dia yang tidak pernah disangka-sangka." jawabnya mengungkapkan apa yang ada diisi pikirannya.

"Hmm, daripada meributkan siapa pelakunya, lebih baik kita sekarang pergi ke sana bukan?, Aku cukup yakin beberapa petunjuk atau lebih tepatnya bumbu cerita menyenangkan akan tersaji." Carla berbicara sembari melihat ke depan.

Setelah mendengar perkataan pernyataan dari rekannya ini, pria muda itu mulai terkekeh karena dia langsung terpikir satu hal.

"Kau benar, yak sudah ayok kita ke sana, kita lihat drama keributan apa lagi yang mungkin tersaji disana, dan hal-hal lain yang menjadi bumbu dalam kisah ini, cerita mereka adalah hiburan sekaligus penghasil uang untuk kita." pria muda itu semakin senang jika mengingat tentang tempat yang akan mereka sambangi.

"Cih, Aku memang tidak salah memilih rekan dalam pekerjaan menarik sekaligus berbahaya ini, Aku mengira rekanku ini polos, tahunya pikirannya sama berbahayanya denganku." Carla memandang pria muda yang tidak pernah dia pikirkan akan menjadi rekan seperjuangannya ini.

"Hey, wajahku mungkin terlihat seperti orang baik-baik, tapi siapa yang tidak menghasilkan uang dan juga mendapatkan hiburan menarik sekaligus." Dia lalu tertawa karena mengingat lagi bagaimana Carla awalnya menolak untuk bekerja sama dengannya.

"Seseorang memang tidak bisa dinilai dari sampulnya." Carla juga terkekeh saat mengingatnya.

"Yak sudahlah, ayok cepat kita pergi ke sana!." ujar Carla lalu pergi untuk membereskan buku-buku catatan dan untuk mengambil kamera.

Sedangkan pria muda itu mengambil seragam kerjanya yang berwarna merah marron, lalu menggantungkan id card dilehernya dengan dibawah foto dalam id card tersebut tertera nama 'Dzaky Asraf'.

.
.
.

Apa yang akan Kamu lakukan jika bertemu kembali dengan seseorang yang Kamu kenal bahkan sayangi tapi dia tidak menyukaimu bahkan mungkin membenci dirimu?, untuk Polisi muda Raihan yang dirinya lalukan malah menjadi pengecut yang takut untuk saling berhadapan.

"Santay aja Han, nanti ku jagain." ujar Titan dengan santainya tanpa tahu bahwa temannya sudah over thinking parah.

"Kamu gak ngerti masalahnya Tan!, yang selalu ada buat Nanda bukan Aku dan keluarga tapi orang lain, dan orang lain itu sudah tiada!." Raihan mencoba menjelaskan situasinya.

"Bukan Keluarga?, dan apa tadi Tiada?, kenapa?." Titan terkejut mendengarnya.

"Sulit untuk dijelaskan, intinya Nanda sangat tertutup!." Raihan mengatakannya dengan penuh penekanan.

Dalam pikirannya, Raihan sudah berpikir terlalu banyak skenario buruk yang mungkin akan terjadi saat berhadapan dengan saudara kembarnya ini.

Dirinya menjadi memikirkan tentang hubungannya yang kaku dan canggung dengan saudara kembarnya sendiri saat dari kecil dulu.

.
.
.

"Lo mau kemana Sell?." seorang pemuda tampan berkumis tipis bertanya pada temannya yang terlihat tengah bersiap-siap untuk pergi.

"Mau kemana lagi kalo bukan untuk mengedarkan Narkoba." sebelum seseorang yang ditanyai menjawab, orang lain sudah menjawabnya terkebih dahulu.

"Cih, Pake Nanya!." jawabnya.

"Halah, mengedarkan narkoba cuman separuh dari keinginan, tujuan utamanya adalah untuk bisa diburu oleh Kapten Polisi itu kan Marselino?." balas yang lainnya terhadap pemuda yang sedang berkemas itu.

"Entahlah Gue juga bingung dengan tujuan itu" jawab Marsel, teman-temannya benar.

Sebuah nama terlintas tiba-tiba dipikiran Marsel, 'Ferarri?'.

__________________________________

.

.

.

Hello bertemu kembali denganku.

Maaf tidak sesuai yang Aku bicarakan waktu itu.

Aku disekolah benar-benar sibuk dan banyak kegiatan.

Tanggal 14 yang biasa ku jadwalkan untuk up date, bulan ini adalah hari dimana Aku disekolah ada kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan.

Yak saat itu tanggal 13/14 benar-benar menakutkan, para kakak kakak osis terlalu kejam.

Lalu ada pula setelah itu Aku ikut pendaftaran anggota osis baru.

Belum lagi ada pemilihan ketua osis, dan musyawarah siswa, cukup sibuk.

Dan akhirnya hari ini sebenarnya sedang sakit, padahal hari ini wawancara terakhir calon anggota osis, yah Aku tidak tahu apakah bisa susulan kalau pun tidak mungkin tahun depan ku coba lagi.

Takdir dan nasib memang.

BL || Di Penjara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang