-SATU-

136 8 0
                                    

Happy reading-!!

....

Malam ini, Aletha teringat dengan neneknya, ia sungguh merindukan nenek tersayangnya itu.

Tanpa ia sadari, sedari tadi pintu kamarnya itu sudah digedor-gedor oleh seseorang.

Hingga, abang Aletha memasuki kamarnya begitu saja dengan suara pintu yang sengaja ditutup keras hingga membuat sang empu terkejut.

"Abang, bisa ga sih ga usah ngagetin gue!" ucap Aletha kesal, menatap abangnya dengan tajam.

"Wih.. santuy neng.. lagian dari tadi gua panggil lo ga jawab. Eh ternyata lagi ngelamun toh, mana natap langit-langit rumah lagi, mending natap langit beneran deh. Lebih indah, banyak bintang-bintangnya lagi" ucap abangnya panjang kali lebar sambil menatap langit dari balkon kamar Aletha.

"Letha kangen nenek bang..." kata Aletha, menahan air matanya yang sebentar lagi akan meluncur. Walau baru beberapa hari Aletha disini, tak bisa ia pungkiri bahwa ia sudah merindukan nenek yang telah bersamanya selama beberapa tahun terakhir.

"Uhh.. cup.. cup..cup.. adek gue... Jangan nangis elah, lo bisa ketemu nenek nanti kalo dah libur sekolah, abang lo yang ganteng ini yang bakal nganterin" kata abang Aletha dengan menaik-turunkan kedua alisnya pd.

Aletha hanya bergedik geli melihat kelakuan abangnya itu, dan berhamburan ke pelukan abangnya. Aletha memang akan menjadi hangat ketika sudah berinteraksi dengan kedua abangnya.

Aletha dan kedua abangnya memang jarang mendapat perhatian dari kedua orang tuanya. Ibu mereka yang sudah meninggal, dan ayah mereka yang selalu sibuk bekerja, ya itu pikir Aletha. Jadi abang Aletha selalu memberikan perhatian kepada adiknya itu, bahkan disaat mereka dipisahkan oleh jarak sekalipun, walau terkadang mereka mengesalkan menurut Aletha, tapi walaupun begitu Aletha tetap menyayangi kedua abangnya itu.

....

Sore ini, Aletha pergi berbelanja karena kebutuhan dapurnya sudah habis. Aletha pun pergi ke Alfamart terdekat di rumahnya. Ia membeli barang-barang harian sesuai kebutuhan.

Pada saat ingin mengambil snack, snack itu telah diambil dulu oleh tangan seseorang.

Itu Devan teman sebangkunya. Ia menolong Aletha yang tak sampai untuk mengambil snack itu.

"M-makasih" ucap Aletha yang kaget dan sedikit gugup karena jarak mereka yang terlalu dekat.
Devan hanya mengangguk dan berlalu pergi.

Aletha memang sudah tau nama teman sebangkunya itu Devan, orangnya lumayan dingin dan sedikit cuek, wajahnya juga terkadang selalu datar tidak berekspresi. Mereka jarang berbicara, kecuali ada hal penting saja.

Kini Aletha telah selesai berbelanja, sebelum ia pulang, Aletha mampir sebentar ke taman, kebetulan taman sedang sepi, suasana-suasana seperti inilah yang Aletha inginkan.

Aletha melihat seorang yang tak asing baginya sedang duduk di seberang sana.

"Itu Aisha ga sih?" tanya Aletha pada dirinya sendiri sembari menyipitkan matanya agar bisa melihat lebih jelas.

Ia lalu berjalan mendekat menuju tempat Aisha. Aletha kemudian tersenyum tipis, saat sudah menghampiri teman barunya itu.

"Hai!" sapanya.

"Eh Letha, lo disini juga?" Tanya Aisha yang sedikit kaget dengan kedatangan Aletha.

"Iya nih"

"Ngapain? Lo, sendiri?"

"Nyari udara seger aja. Iya, gua sendiri"

"Oooh..." Aisha mengangguk-angguk tanda mengerti.

"Lo sendiri?" tanya Aletha balik.

"Gue tadinya sama abang gue, tapi dia udah duluan, karena sempet berantem sih tadi" jawab Aisha sedikit lesu dan kecewa, raut wajahnya langsung berubah muram.

"Emang masalahnya apa?" tanya Aletha. "Maaf gue nanya, tapi kalo itu privasi gapapa kok, ga usah dijawab" lanjutnya lagi.

"Gapapa kok Leth, kita kan temen. Malah gue seneng lo mau dengerin cerita gue, berarti lo udah nganggep gue sebagai temen lo" kata Aisha dengan cengirannya.

"Jadi, gue tadi bahas orang yang gue suka ke abang gue, tapi dia kan emang ga suka tu sama crush gue, jadi dia marah deh, dan tetap kekeuh ngelarang gue punya hubungan sama crush gue ini" ceritanya.

Aletha terdiam mendengar cerita Aisha, beberapa ingatan tiba tiba terbesit di pikirannya, "abang lo pasti punya alasan kenapa dia ga suka sama cowok lo" ucap Aletha berusaha menenangkan.

"Tapi abang gue ga pernah ngasih tau alasannya Leth"

"Em.. mungkin belum waktunya? Abang lo pasti punya alasan kenapa ga ngasih tau lo"

Sebenarnya Aletha tau apa alasan abang Aisha tidak menyukai cowok Aisha itu. Tapi Aletha masih belum punya cukup bukti untuk menunjukkannya. Juga, ia belum berhak untuk mencampuri urusan mereka terlalu dalam.

Mereka pun pergi dari taman itu menuju rumah mereka masing-masing, setelah dilihat bahwa hari sudah menunjukkan pukul 5 sore. Ya, rumah mereka memang dekat karena berada dalam 1 komplek.

"Kapan-kapan lo main ke rumah gue ya" ajak Aisha dengan senyum manisnya.

"Oke sha, yaudah gua duluan ya" pamit Aletha.

"Iya, byee Leth!!"

....

Halo semua!! Maaf ya aku ngulang lagi nih cerita, setelah aku pikir² ternyata banyak yang harus ku perbaiki, jadi aku nge revisi hampir semua bab, cuma inti dari per-bab nya masih sama kok, hanya ada beberapa yang beda.

Sebelum pergi, jangan lupa tinggalkan jejak!
Tekan tombol bintang di sebelah kiri ya, gratis kok.
Mari saling menghargai.

Keajaiban Hidup Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang