-TIGA-

65 5 2
                                    

Baru saja Aletha berada di depan pintu kelasnya, keempat temannya itu sudah melambaikan tangan mengajak Aletha untuk bergabung.

"Letha, sini!" Aletha hanya tersenyum tipis dan berjalan mendekat ke arah mereka.

Saat meletakkan tasnya, Aletha baru sadar bahwa kursi yang ada disebelahnya masih kosong. Dia berpikir, apakah Devan sakit? Tumben sekali anak itu belum menampakkan batang hidungnya, biasanya Devan sudah lebih dulu duduk di singgasananya itu.

Keempat teman yang mengerti arah tujuan melamun Aletha pun langsung berniat menggodanya.

"Letha!" panggil Lili, menepuk pundak Aletha yang tentu saja membuat gadis bersurai hitam yang tengah melamun itu terkejut.

"Eh iya na" kaget Aletha, sedikit tersentak karena tepukan Lili di bahunya.

"Masih pagi tha, udah ngelamun aja lo" kata Afira.

"Eee..." Aletha mengedarkan pandangannya salah tingkah, "hehe sorry" jawab Aletha sambil cengengesan.

"Lo mikirin Devan ya?" goda Lili dengan senyum jahilnya.

"E-enggak kok" jawab Aletha dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Haha taa.. Devan lagi izin, dia ga masuk hari ini" sambung Lili dengan tawanya. Ketiga temannya yang lain? Sudah pasti juga tertawa dengan tatapan menggodanya.

"Tenang aja taa, dia ga sakit kok, cuma ada urusan penting aja" lanjut Keyra yang seakan tau isi pikiran Letha.

"Ah.. gitu, y-yaudah sih, g-gue ga nanyain dia juga kok" jawab Aletha dengan gugup. Aletha juga bingung dengan teman-temannya ini, kenapa mereka selalu tau isi pikiran Aletha sih..

"Yaelah ta.. ngaku aja kalii" kata Aisha yang masih menetralkan tawanya.

"Oh iya kalian udah ngerjain tugas kimia?" Tanya Aletha mengalihkan pembicaraan.

"Ck.. Letha jangan ngalihin topik deh" kata Afira diangguki ketiga temannya.

"Enggak kok, gue beneran nanya" jawab Aletha berusaha menutupi kegugupannya.

Kringg.. kringgg...

Bel masuk sudah berbunyi, setidaknya Aletha lega karena temannya tak bisa lagi menggodanya.

....

Istirahat sudah tiba, para siswa berhamburan ke kantin untuk memberi cacing-cacing yang ada di perut mereka makan.

Begitu pun dengan kelima anak Starlight itu yang kini sedang berada di tengah-tengah koridor menunggu temannya yang lain, mereka sudah membuat janji untuk ngantin bersama hari ini.

"Woi" lambai Megan menuju arah mereka, diikuti dengan temannya yang lain.

"Lama amat sih, gue udah kelaperan nih" kata Keyra sambil memanyunkan bibirnya dan mengelus perutnya.

"Sabar dikit napa" kata Lucas.

"Udah habis kesabaran gue" lanjut Keyra kesal.

"Baru bentar doang nunggunya, kita beda-beda kelas Key, ya kali bentar ngumpulin mereka" ucap Lucas.

"Udah udah. Kalian berantem mulu, kalo mau beresin masalah rumah tanggah entar aja dirumah" ucap Aisha melerai dengan polosnya.

"Ihh apaan sih sha, siapa juga yang mau sama malika sih" kata Keyra tambah sebal.

"Idih gue juga ga mau kali sama kucing garong kek lo" ucap Lucas tak mau kalah.

"Dahlah gue mau makan, lanjutin aja tuh perangnya" ucap Arga berlalu pergi dan disusul yang lainnya kecuali Lucas dan Keyra yang masih saling menatap tajam.

Keajaiban Hidup Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang