Absen dulu ga sih? biar aku, dan kalian pada semangat juga. Jadi kita sama² excited gitu. Coba nih, kalian baca ini jam berapa?
Happy reading-!!
....
Hari ini memasuki hari ke-8 Aletha di sekolah barunya. Ia juga sudah mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan baru.
Kini Aletha, dan teman-temannya sedang berada di kantin.
"Leth, lo kalau diliat-liat cocok lho sama Devan" kata Lili tiba-tiba, yang membuat Aletha tersedak dari minumnya."Eh hati-hati Leth" kata Aisha sambil memberikan tisu.
"Makasih sha" ucap Aletha.
"Kok lo tiba-tiba ngomong gitu sih?" sambung Aletha bertanya kepada Lili.
"Ya.. soalnya gue liat-liat kek cocok aja gitu. Devan juga kayaknya tertarik sama lo, mana pernah dia minjamin jaketnya ke cewek, walaupun dengan alasan kedinginan" jawab Lili yang diangguki ketiga temannya yang lain.
Beberapa hari yang lalu, sepulang dari ekskul, keadaan sedang hujan, dan memang Devan memberikan jaketnya kepada Aletha, karena tidak ingin Aletha kedinginan.
"Ah apaan sih, ga mungkin lah dia mau sama gue" kata Aletha sambil menyembunyikan wajahnya yang bersemu merah karena mengingat kejadian itu.
Bel masuk pun berbunyi, "Yaudah kita lanjut nanti aja, gimana kalau kalian nanti main kerumah gue" ajak Aisha.
"Boleh tuh, yaudah kita nanti pulang sekul kerumah lo yaa.." kata Lili. Mereka sembari berjalan menuju kelas.
"Oke"
....
Kini mereka bertiga sudah berada dirumah Aisha, sesuai janji mereka saat masih di sekolah tadi.
"Hmm.. sha, abang lo yang mana sih?" tanya Aletha sedikit penasaran, setelah ia selesai mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut rumah Aisha.
"Ciee.. pengen tau.. gimana kalau gue jodohin lo sama abang gue" tanya Aisha sambil menggoda.
"Ihh ga gitu.. gua cuma penasaran aja"
"Abang sama kakak gue lagi pergi ke New York, mungkin selama 3 hari buat jagain nenek gue yang lagi sakit. Baru pulang sekolah tadi perginya" kata Aisha menjelaskan.
"Ga nunggu nenek lo sampai sembuh, Aisha?" tanya Keyra, setelah membuka almet sekolahnya dan meletakkannya di atas penyangga sofa.
"Kalau kakak gue kemungkinan bakalan nunggu nenek sampai sembuh total. Tapi kalo abang.. dia kan juga sekolah, jadi ga bisa lama-lama"
"Emang abang lo kelas berapa?" Tanya Aletha.
"Ciee.. kepo banget sih, Leth" ujar Lili yang menatap Aletha dengan tatapan menggodanya. "Abang Aisha itu kelas 11" sambungnya.
"Ya kan gue cuma pengen lebih kenal aja sama keluarga sahabat gue, emang ga boleh ya? Jarang-jarang lo gue kek gini, cuma ke kalian doang" jawab Aletha mengoceh.
Sahabat? Iya, sahabat. Aletha tidak pernah merasakan pertemanan yang tulus seperti yang ia rasakan saat bersama mereka. Entah mengapa, Aletha bisa senyaman itu berada di antara mereka, walau terhitung waktu mereka untuk saling mengenal masih singkat.
"Haha iya thaa" mereka kompak tertawa karena menurut mereka Aletha lucu ketika sedang ngoceh, sangat menggemaskan.
"Isshh.." Aletha merenggut sebal.
"Eh tapi kan tha, lo kenal tau sama abangnya caca" kata Afira diangguki Aisha, Keyra, dan Lili.
"Iya kah? Emang siapa?" tanya Aletha penasaran.
"Ada deh.. rahasia.. kita pengen lo tau sendiri" jawab Lili sambil menggoda.
"Ihh kok jahat banget sih.. tinggal ngasih tau aja susah amat" kata Aletha sambil memanyunkan bibirnya merajuk.
"Haha ya gapapa dong, gue pengen liat sejauh mana usaha lo buat kenal sama keluarga kita" kata Lili menaik-turunkan alisnya, dan tersenyum jahil untuk menggoda kembali, mungkin dari maksud tersembunyi dari tantangannya itu? Siapa yang tau.
"Yang sabar ya tataa..." ucap Aisha memukul-mukul pundak Aletha pelan sambil menahan tawanya karena melihat raut wajah Aletha yang begitu menggemaskan.
Mereka sudah ada panggilan sekarang, katanya sih panggilan kesayangan gitu. Aletha : tata, Keyra : rara, Aisha : caca, Lili : nana dan Afira: fifi
Ya, masalah kenapa Aletha tidak kaget mendengar abang Aisha yang seangkatan dengan mereka, itu karena Aletha sudah tau bahwa Aisha lebih muda satu tahun dari mereka, dan Aisha masuk sekolah tingkat dasar disaat ia masih berusia 5 tahun. Karena itu, Aisha dan abangnya bisa seangkatan.
....
Aletha menghembuskan napas pelan, "Gue ga nyangka bakal ketemu dia lagi" monolognya pada diri sendiri.
Ia kembali mengingat kejadian beberapa hari yang lalu yang membuatnya hampir jantungan karena bercanda semesta yang terlalu tiba-tiba.
Seseorang yang sosok nya kini mulai menghantui pikiran Aletha lagi, setelah sekian lama pertemuan mereka tidak terjadi.
Dorrr
Suara letusan balon dari arah belakangnya sukses menarik Aletha kembali dari lamunannya, ia tersentak dan membalikkan tubuhnya ke belakang guna melihat siapa penyebab yang membuat jantung Aletha hampir lepas dari tempatnya.
Ia hanya mampu menghembuskan napas pelan seraya memutar bola mata malas saat mendapati abangnya yang sudah cekikikan melihat adiknya yang mungkin akan mengamuk beberapa saat lagi, lantaran sang pelaku tak merasa bersalah sedikit pun.
"Peace" ucap Arkas dengan cengiran watadosnya sembari mengangkat dua jari di depan wajahnya yang hanya dibalas tatapan tajam oleh sang adik.
Katakan, setiap malam abangnya itu tak pernah absen masuk ke dalam kamarnya dan sekedar menjahilinya seperti sekarang ini.
"Ngapain lo ngelamun lagi?" tanya Arkas yang sudah duduk di pinggiran kasur empuk Aletha.
Aletha berjalan dengan malas, lalu ikut duduk disamping abangnya itu, ia menoleh melihat Arkas sekilas sebelum kembali menghela napas.
"Kangen nenek lagi? Kalau gitu mending lo ga usah pindah deh daripada ga bisa pisah dari nenek"
Aletha memiringkan kepalanya menatap balik Arkas yang juga sedang menatapnya, "Bukan. Kangen nenek mah selalu" ucap Aletha berhenti sejenak, "tapi yang ini beda" sambungnya lagi.
Arkas mengernyitkan dahinya dan mengangkat satu alisnya bingung, ada masalah apa lagi adiknya ini?
"Terus?"
"Engga ada" jawab Aletha, lalu mulai membaringkan tubuhnya di kasur dan menaikkan selimutnya berniat untuk tidur.
"Udah ah, sana abang masuk kamar" usir Aletha kepada Arkas sambil mendorong-dorong tubuh abangnya agar beranjak dari tempat tidurnya.
"Yeuu. Untung adek gue lo, kalo ga udah lama gue tenggelamin lo di sumur belakang" ujar Arkas kesal lalu berjalan keluar dari kamar Aletha.
Aletha mengernyitkan dahinya, memang sejak kapan ada sumur di belakang rumah ini?
Sudah lah, dari pada memikirkan perkataan abangnya yang terkadang melewati batas angkasa, lebih baik Aletha tidur untuk kembali menghadapi hari esok.
....
Terima kasih sudah membaca, mari tinggalkan jejak kalian sebelum pergi.
Jangan lupa tekan bintang di sebelah kiri ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Keajaiban Hidup
General FictionYaa.. hidup ini memang penuh dengan kejutan. Semua yang terjadi membuat ku merasa sangat bersyukur dengan kehidupan, mengajarkanku arti ketulusan, kesabaran, serta keikhlasan. Hidup ini sangat bermakna, memberi kita banyak pelajaran dan hikmah yang...