part 2.

84 6 0
                                    

🚫Happy Reading🚫

Setelah beberapa saat Fiora mencari jalan keluar, akhirnya ia menemukan rute aman dari makhluk-mahkluk tersebut, ia juga harus bersembunyi saat ada satu atau dua sosok itu berjalan kearahnya.

Jantungnya selalu berdebar dengan kencang, namun tekad membawa kedua temannya lebih kuat dari rasa takut yang ia rasakan.

Entah mengapa ia merasa ada seseorang yang selalu mengikutinya sejak tadi, namun ia juga tak merasakan dimana keberadaan orang tersebut.

Kini saatnya ia mencari keberadaan teman-temannya, ia sudah mengirim pesan lima belas menit yang lalu. Mengatakan bahwa ia baik-baik saja dan akan segera menjemput mereka.

Langkahnya begitu perlahan seakan takut ada sesuatu yang mendengarkan. Ia menaiki tangga ke lantai tiga, ada barang yang tertinggal disana sebelum ia akan kembali ke lantai dua untuk mencari Robert dan Brisia. Karena ia yakin mereka tidak mungkin menaiki lantai tiga.

Namun saat di pertengahan tangga dari arah bawah ia merasa ada seseorang yang berdiri disana, jantungnya semakin berpacu dengan cepat, perlahan ia membalikkan tubuh dan wajahnya untuk melihat siapa orang tersebut dan seketika matanya terasa panas.

Tepat dibawah tangga ia melihat seorang pemuda yang bersandar pada pagar lantai dua, Fiora yang berada dipertengahan tangga antara lantai dua dan lantai tiga merasa senang dan lega.
Ia turun dengan terburu-buru lantas memeluk pemuda itu.

"Tolong, jangan tinggalkan aku sendiri." Fiora berujar lirih seraya menyembunyikan wajahnya pada tubuh yang terbalut oleh hoodie hitam.

"Aku tidak akan meninggalkanmu sendiri." balas si pemuda dengan memeluk Fiora dengan erat.

"Kak Kotaru, bisakah kamu menemaniku ke lantai tiga? Aku ingin mengambil sesuatu disana, setelah itu ayo kembali ke lantai dua, aku mengkhawatirkan Robert dan Brisia, mereka berdua kuminta untuk bersembunyi tadi, aku harap mereka berdua baik-baik saja." pemuda itu hanya mengangguk kecil lantas mengikuti Fiora yang kini menaiki tangga kembali dengan raut wajah gelisah.

Tepat dipertengahan tangga dimana Fiora melihat Kotaru bersandar di pagar tadi, pemuda itu menarik tubuh Fiora, hingga gadis itu berhadapan dengannya.

Kotaru mencium bibir tipis Fiora dengan mendadak membuat gadis itu sejenak terdiam memproses apa yang saat ini terjadi. Senior introvert di kampusnya kini sedang mencium bibirnya.

Mungkin diawal hanya sebuah ciuman ringan namun lama-lama Kotaru semakin memperdalam ciumannya, ia bahkan sedikit menggigit bibir tipis itu untuk terbuka agar lidahnya dapat masuk dan mengabsen setiap inci didalamnya.

Fiora hanya bisa pasrah saat Kotaru menahan tengkuknya untuk semakin memperdalam ciuman yang ia lakukan.

"Balas ciumanku sayang." Kotaru berujar disela-sela ciumannya, ditambah tangannya yang merengkuh pinggang Fiora agar semakin menempel dengan tubuhnya.

Fiora membalas ciuman dengan sedikit kaku, karena ini adalah hal yang pertama kalinya ia lakukan. Ya benar ini adalah ciuman pertamanya.

"Eeuuungghh...." lenguhan kecil lolos dari bibir tipis itu, ia merasa pasokan udara didalam paru-parunya semakin menipis. Fiora memukul pelan dada Kotaru memberinya isyarat untuk berhenti.

Saat pagutan itu terlepas kedua insan itu meraup oksigen sebanyak-banyaknya.
Kotaru menaruh wajahnya diantara pundak dan ceruk leher Fiora.

Nafasnya terdengar memburu dan menggelitik area lehernya, Fiora sendiri hanya bisa terdiam dengan nafas yang masih saja terengah-engah, ia mencengkeram erat hoodie yang digunakan pemuda itu ditubuhnya.

"Aku menginginkanmu saat ini juga." suara itu terdengar pelan namun sarat akan menuntut. Pikiran gadis itu juga sepertinya masih belum pada tempatnya, karena saat tangan pemuda itu mulai naik pada area privasinya ia masih terdiam kaku.

After Death.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang