Dagunya ia topang menggunakan satu tangan, matanya tidak berhenti memandang lurus ke arah lapangan. Sejak tadi ia masih dalam posisi itu, tidak bergerak, matanya pun enggan di kedipkan. Pikirannya kacau ia tidak bisa fokus.
Gara-gara perkataan Beomgyu kemarin dirinya dibuat kepikiran, dengan seenak jidat menyuruh menjadi pacarnya.
Dia itu masih lurus, masih waras. Tidak semudah itu mengajaknya pacaran apalagi dengan seorang lelaki yang tak ia kenali. Menurutnya berpacaran di umur remaja hanya membuang-buang waktu, tidak akan bisa bertahan lama dan ujung-ujungnya bakalan putus juga. Tergantung bagaimana cara orang itu mempertahankan hubungan mereka.
Buktinya, banyak orang-orang di luar sana yang pernah Taehyun lihat berpacaran hingga 5 tahun, 12 tahun lamanya dan berakhir ikatan tali diantara mereka putus begitu saja.
Jika memang bukan jodoh dan tidak ditakdirkan bersama, kita bisa apa? memaksa pun percuma.
Taehyun memejamkan mata dibarengi dengan hembusan napas pelan. Mata perih tanpa ia sadari, sikunya juga sakit sebab dari tadi ditekuk. Tidak sadar jika salah satu teman sekelasnya duduk disebelahnya, ikut memandang keluar.
"Udah selesai ngelamunnya?"
Taehyun tertegun, kala suara menginterupsi indranya, menoleh cepat. Menatap sosok bule yang tersenyum ketika maniknya dengan manik si bule bertemu. Dagunya juga ikut ia topang.
"Kai?" kagetnya.
Yang dipanggil Kai mengangguk, senyuman masih terpatri diwajahnya. "Iya, aku Kai."
"Sejak kapan disini?" tanya Taehyun. Rasa terkejutnya masih belum bisa ditolerir.
Kai semakin mengangkat sudut bibirnya ke atas, hingga deretan gigi putihnya terlihat.
"Kita sebangku kalau kamu lupa."
"Lah iya... lupa hehe." Taehyun berujar. Menggaruk pipi yang bahkan tidak gatal, menatap ke arah lain. Malu.
Kai menatap Taehyun lekat, senyuman tidak meluntur, tangannya masih menopang dagu. Ditatap seperti itu membuat Taehyun tidak nyaman, aneh rasanya dan memilih memainkan handphone mengabaikan.
"Kamu emang suka ngelamun gitu?"
"Ha?"
Kembali ia tolehkan kepala menghadap Kai. Kerutan bingung nampak di wajahnya, mulut terbuka menganga, total abai dengan handphone yang masih menyala.
"Jangan sering ngelamun ya, bahaya. Apalagi aura mu mengundang."
Taehyun mengerjap berulang kali. Mencerna maksud dari yang Kai katakan.
"Mengundang? maksudnya?"
Kai menggeleng, dagunya tidak lagi ia topang, senyuman masih sama, hanya saja raut wajahnya sedikit berbeda.
"Nggak, gak ada. Kita disuruh ngegambar bebas, bu Nayeon gak masuk katanya."
Kali ini Kai yang menyibukkan diri dengan menggambar sesuai perintah dari bu Nayeon guru seni rupa, mengabaikan Taehyun yang bingung sekaligus penasaran maksud kata itu.
Kai yang siap siap mau menggambar teralihkan, melirik Taehyun melalui ekor mata. Pemuda itu melamun lagi, dan seharusnya Kai tidak membicarakan hal tersebut.
Ia edarkan pandangan menatap teman teman sekelasnya yang fokus terhadap gambar yang mereka buat, sesekali ada candaan. Kemudian ia bawa pandangannya beralih ke arah Taehyun, pemuda itu masih tetap melamun.
"Jangan ngelamun lagi, Taehyun." tegur Kai. Dia mulai menggerakkan jarinya di atas buku gambar.
Taehyun tersadar dari lamunan, hidungnya menghembuskan napas. Sejenak menatap Kai lalu mengambil buku gambar beserta alat yang lain. Memilih tidak memikirkan daripada pusing sendiri.
[[ W H A T ? ]]
Bel istirahat berbunyi dan pelajaran bu Nayeon usai. Semua murid berhamburan keluar kelas begitu pun di kelas Taehyun, ada beberapa anak di kelasnya yang tidak ikut keluar memilih membawa bekal dari rumah.
Taehyun berjalan menuju kantin bersama Kai disampingnya, sesampainya di kantin mereka berdua memesan makanan dan membawanya ke meja agak pojok, karena keduanya tidak terlalu suka keramaian apalagi berisiknya kantin sekarang.
"Lo gak suka pedes juga Kai?" tanya Taehyun setelah mereka menduduki kursi di meja itu.
"Enggak, kamu juga gak suka?"
Taehyun mengangguk, "dari sekian banyak orang yang gue temuin, akhirnya gue ketemu yang gak suka pedes juga."
Kai hanya menanggapi dengan tawa renyah.
Selebihnya mereka hanya diam menikmati makanan satu sama lain, begitu terus tidak ada percakapan hingga makanan mereka habis.
"Eum... hai?"
Taehyun tersedak air kala seseorang mengambil duduk di sebelahnya. Orang itu tentu saja Beomgyu, yang panik sebab Taehyun terbatuk-batuk akibat tersedak oleh air yang ia minum. Segera ia mengusap punggung Taehyun.
Kai juga sama paniknya. Dia juga ikut menggerakan telapak tangan, mengusap punggung itu hingga Taehyun mulai merasa baikan.
Ia mendelik, menjauhkan tangan Beomgyu darinya. Taehyun sedikit menggeser tempat duduk.
"Ngagetin tau gak!" serbunya lantang.
Beomgyu meringis. "Gak sengaja."
"Gak sengaja apanya!?"
Taehyun merenggut, air muka berubah gelap, alis menukik tajam. Menatap Beomgyu tidak suka.
Yang di tatap begitu memasang muka seolah tak merasa bersalah.
"Kalian udah saling kenal?" Kai membuka suara disaat melihat interaksi diantara keduanya. Iris pekatnya melirik mereka secara bergantian.
"Dia ini Kai, masa kemarin-" suara Taehyun terjeda karena Beomgyu dengan cepat membekap mulutnya, membuatnya meronta.
Beomgyu mengulas senyum ke pada Kai. "Iya, kita udah kenal sejak 18 jam yang lalu." ujarnya.
Kai menggeleng. "Dasar. Lain kali jangan gitu, Beomgyu."
"Ya maaf."
Beomgyu melepas bekapan. Taehyun menghela napas panjang, mengusap dada untuk mengontrol amarah yang membuncah. Kapan saja bisa meledak.
Ia tidak melanjutkan perkataannya, memilih diam. Tidak ingin tenaganya terbuang hanya dengan meladeni cowok aneh ini.
"Ya udah, kita masuk kelas yuk. Bentar lagi bel masuk bunyi." ajak Kai.
Mereka bertiga berdiri, hendak beranjak dari sana namun suara Beomgyu menghentikan.
"Eum, Kai. Lo duluan aja ke kelas, gue mau bicara sama Taehyun sebentar."
"Bicara apa?"
"Ada lah. Gue pinjem bentar doang."
Kai mengangguk. Ia membawa tungkainya berjalan keluar area kantin. Meninggalkan keduanya bersama kantin yang masih ramai.
Taehyun menatap Beomgyu dengan sorot bingung. Ia ingin protes tapi tidak jadi. "Mau ngomong apa?" tanyanya.
Beomgyu tidak langsung menjawab, ia terdiam sejenak. Membuat Taehyun mendengus.
"Cepetan bilang gue ga mau buang-buang waktu."
"Lo belum jawab yang kemarin."
Taehyun mengusap wajah gusar. "Mau lo sebenarnya apa sih?"
"Maunya lo jadi pacar gue."
"Gak usah sembarangan!"
Beomgyu yang ingin membuka suara tertunda, sebab Taehyun sudah menyela. "Demi apapun, gue gak ngerti. Kita gak saling kenal jadi gak usah ngelantur."
Setelah bicara seperti itu. Taehyun kemudian melenggang meninggalkan Beomgyu di kantin sana. Memandang kepergian Taehyun dengan tatapan yang sulit diartikan.
TBC.
![](https://img.wattpad.com/cover/346337504-288-k532828.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
What? - beomtae
FanfictionKang Taehyun yang baru pindah dari sekolah lama ke sekolah barunya harus dipertemukan dengan cowok aneh di hari pertama memasuki kamar asrama. Keanehan pun muncul seiring berjalannya Taehyun di sekolah tersebut.