[4]

52 11 0
                                    

Taehyun berjalan cepat meninggalkan kantin, masih terganggu dengan kata-kata Beomgyu yang terus terngiang di pikirannya.

Di tengah-tengah langkahnya menuju kelas, ia berusaha mengatur napas, mencoba menenangkan hatinya yang bergejolak.

Sementara itu, Beomgyu berdiri di tempat, memandangi kepergian Taehyun dengan tatapan yang sulit diartikan. Dia menghela napas, sedikit menunduk seolah merenungi tindakannya barusan.

Di kelas, Kai sudah kembali duduk di bangkunya, menyibukkan diri dengan corat-coret di buku gambar. Saat melihat Taehyun masuk, dia mengangkat wajahnya dan memberi isyarat untuk duduk.

Taehyun hanya mengangguk kecil sebelum menempati bangkunya dengan ekspresi yang masih penuh kekesalan.

"Kamu nggak apa-apa?" Kai bertanya pelan, sembari menatap Taehyun dengan perhatian.

Taehyun hanya mengangguk, lalu menarik napas panjang. "Cuma lagi pusing aja. Orang kayak dia tuh kenapa sih?" gumamnya, tanpa menyebut nama Beomgyu, tapi cukup jelas bagi Kai untuk mengerti siapa yang dimaksud.

Kai tersenyum tipis. "Beomgyu memang unik," jawabnya. "Tapi, kelihatannya dia benar-benar tertarik sama kamu."

Taehyun mendengus, "Tertarik? dengan cara kayak itu? gue bahkan nggak yakin dia serius."

Kai hanya mengangkat bahu. "Terkadang, orang-orang punya cara sendiri untuk menunjukkan perasaannya. Walaupun mungkin... caranya kurang tepat."

Taehyun mendengus lagi, kali ini dengan nada lebih frustrasi. "Yang jelas gue nggak akan buang waktu buat yang nggak serius."

Kai menatap Taehyun lebih dalam. "Aku paham," katanya, suaranya lebih lembut dari sebelumnya. "Cuma, hati-hati aja. Aura kamu... ada sesuatu yang mengundang. Sesuatu yang bisa menarik orang seperti dia."

Kata-kata Kai membuat Taehyun terdiam. Ia masih belum sepenuhnya mengerti maksud ucapan Kai tadi di kelas, dan sekarang perasaan aneh itu kembali menghantuinya.

Namun, sebelum Taehyun bisa bertanya lebih lanjut, bel masuk berbunyi. Kelas kembali hening, dan pembicaraan mereka pun terhenti.

[[ W H A T ? ]]

Beberapa jam kemudian, saat jam pulang tiba, Taehyun berjalan menuju gerbang sekolah. Baru beberapa langkah, ia menyadari ada seseorang yang mengekorinya.

Begitu menoleh, ternyata Beomgyu yang mengikuti di belakang, dengan senyum cengengesan seperti biasa.

"Ada apa lagi, Beomgyu?" tanya Taehyun dengan nada jengah.

"Tenang aja, gue nggak akan ganggu lo kali ini." jawab Beomgyu, masih tersenyum. "Gue cuma mau memastikan lo pulang dengan selamat."

Taehyun menghela napas berat, berusaha mengabaikannya dan melanjutkan langkahnya. Namun, Beomgyu tetap mengikutinya tanpa suara.

Mereka berjalan tanpa berkata-kata, sampai akhirnya Taehyun merasa terlalu tidak nyaman. Dia menghentikan langkahnya dan menatap Beomgyu.

"Beomgyu, lo itu maunya apa sih?" tanya Taehyun dengan nada lelah.

Beomgyu menatap Taehyun serius, senyumnya menghilang untuk pertama kalinya. "Gue cuma memastikan lo selamat sampe asrama, udah itu aja."

Taehyun merasakan jantungnya berdegup lebih cepat mendengar nada serius dari Beomgyu. Di saat yang bersamaan, rasa ragu dan kekhawatiran mengisi pikirannya.

"Maksud lo apa?" Taehyun bergumam, merasa canggung.

Beomgyu menarik napas dalam, lalu perlahan-lahan mendekatkan wajahnya ke arah Taehyun. "Gue nggak tahu pasti, tapi yang jelas... gue nggak akan berhenti sampai lo mau terima gue."

Ucapan itu membuat Taehyun membelalak. Di dalam hatinya, ia merasa terpojok, seolah ada sesuatu yang tiba-tiba menyeruak. Namun, sebelum dia bisa merespons, suara seseorang menginterupsi mereka.

"Hei, kalian lagi ngobrol apa di situ?"

Kai muncul dari balik pintu gerbang sekolah, menghampiri mereka dengan senyum khasnya.

"Kai?" Taehyun terperangah, merasa sedikit lega dengan kehadirannya.

Kai mengangguk sambil melirik Beomgyu sekilas. "Aku cuma penasaran kenapa kalian nggak pulang-pulang." katanya, suaranya terdengar netral tapi mengandung rasa penasaran.

Beomgyu memasang ekspresi kesal. "Ah, kamu selalu saja muncul di saat yang salah, Kai."

Kai hanya tertawa kecil, lalu menggandeng lengan Taehyun tanpa basa-basi.

"Ayo, aku antar kamu pulang, Taehyun. Aku nggak mau kamu pulang terlambat."

Taehyun tidak bisa berkata apa-apa saat Kai menariknya pergi, meninggalkan Beomgyu yang hanya bisa menatap mereka berdua dari belakang.

Mata Beomgyu menyiratkan sesuatu yang tak terdefinisi, namun ia tak berusaha menahan mereka. Sambil menghela napas panjang, ia akhirnya memutuskan untuk berbalik dan pergi, bukan ke asrama.

[[ W H A T ? ]]

Di perjalanan pulang, Kai dan Taehyun berjalan dalam keheningan, namun genggaman Kai pada lengan Taehyun terasa hangat dan menenangkan.

Entah kenapa, Taehyun merasa aman di sampingnya, meskipun di benaknya, perasaan campur aduk tentang Beomgyu dan Kai terus berputar.

"Taehyun." panggil Kai pelan saat mereka hampir sampai di depan asrama.

Taehyun menoleh. "Iya?"

Kai tersenyum tipis, pandangannya seolah mengandung sesuatu yang dalam. "Ingat ya, jangan pernah membuka hatimu untuk seseorang yang kamu sendiri nggak yakin. Terkadang, orang yang terlihat perhatian bisa membawa lebih banyak masalah daripada yang kamu bayangkan."

Taehyun hanya mengangguk, tidak sepenuhnya paham dengan maksud Kai. Namun, ucapan itu terus terngiang-ngiang dalam pikirannya sepanjang malam.

TBC.

double up.

baca juga ceritaku yang baru;)

What? - beomtaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang